Hubungan self-regulated learning dan prestasi belajar Analisis tambahan

pada kelas 9. Mayoritas responden memiliki prestasi belajar yang sedang; 20 pada kelas 7, 26 pada kelas 8 dan kelas 9.

4.3. Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1. Hubungan self-regulated learning dan prestasi belajar

Pertanyaan utama penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara self-regulated learning dan prestasi belajar. Untuk menjawab pertanyaan ini dilakukan penghitungan uji korelasi dengan menggunakan teknik Spearman’s rho. Pada Tabel 4.8. diperlihatkan ringkasan hasil penghitungan uji korelasi. Tabel 4.8. Hasil penghitungan uji korelasi r hi r tabel N = 100 ; α = 5 1 Keputusan 0.472 0.197 0.257 Tolak H p value 0.01 Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung sebesar 0.472. Sementara r tabel pada taraf signifikansi 5 dan 1 adalah sebesar 0.197 dan 0.257. Karena nilai r hitung yang didapat nilai r tabel, maka hipotesis nihil H yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self- regulated learning dan prestasi belajar ditolak. Karena hipotesis nihil ditolak, dengan demikian hipotesis alternatif H 1 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self-regulated learning dan prestasi belajar diterima. Arah hubungan yang dihasilkan menunjukkan arah positif, yang bermakna bahwa semakin baik penerapan strategi self-regulated learning yang dilakukan responden, semakin tinggi prestasi belajar yang diraih.

4.3.2. Analisis tambahan

4.3.2.1. Perbedaan self regulated learning berdasarkan jenis kelamin

Hal selanjutnya yang dapat dilihat dari penelitian ini adalah perbedaan self-regulated learning antara responden laki-laki dengan perempuan. Untuk menguji perbedaan self-regulated learning berdasarkan jenis kelamin ini peneliti mengajukan hipotesis bahwa tidak terdapat perbedaan self-regulated learning yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Dengan hipotesis alternatif terdapat perbedaan self-regulated learning yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Pada Tabel 4.9. diperlihatkan skor rerata self-regulated learning berdasarkan jenis kelamin. Dari tabel tersebut terungkap bahwa pada siswa laki- laki memiliki skor rerata tertinggi 73.28 dibandingkan dengan skor rerata responden perempuan 72.52. Tabel 4. 9. Skor rerata self-regulated learning berdasarkan jenis kelamin responden Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Laki-laki 57 73.2753 9.16139 1.21346 Self Regulated Learning Perempuan 43 72.5156 7.85848 1.19841 Berdasarkan perbedaan rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan self-regulated learning yang signifikan di antara kedua kelompok responden. Untuk menguji signifikansi perbedaan self-regulated learning antara siswa laki-laki dan siswa perempuan, data diuji menggunakan teknik independent sample t test. Hasil penghitungannya diperlihatkan pada Tabel 4.10. di bawah; Tabel 4. 10. Hasil penghitungan uji beda bedasarkan jenis kelamin t hi t tabel df = 98 ; α = 5 Keputusan 0.436 2.000 Terima H p value 0.05 Pada tabel tersebut tampak bahwa nilai t hitung sebesar 0.436. Sedang nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95 dengan derajat kebebasan df; degree of freedom 98 sebesar 2.000. Hipotesis uji dapat diterima jika; nilai t hitung t tabel. Dengan demikian hipotesis nihil H yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan self-regulated learning yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan diterima.

4.3.2.2. Perbedaan prestasi belajar berdasarkan jenis kelamin

Analisis tambahan kedua menelaah perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki siswa perempuan. Peneliti mengajukan hipotesis uji bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Dengan hipotesis alternatif menyatakan tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan siswa laki-laki dan siswa perempuan. Tabel 4.11. menyajikan deskripsi skor rerata prestasi belajar yang dominan jenis kelamin responden. Pada tabel tersebut terlihat bahwa responden laki-laki memiliki skor prestasi belajar lebih tinggi 68.06 dari perempuan 67.87. Tabel 4.11. Skor rerata prestasi berdasarkan jenis kelamin responden Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Laki-laki 57 68.0616 1.61993 .21456 Prestasi Belajar Perempuan 43 67.8660 1.52056 .23188 Berdasarkan perbedaan rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan di antara kedua kelompok responden. Untuk menguji signifikansi perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan, data diuji menggunakan teknik independent sample t test. Hasil penghitungannya diperlihatkan pada Tabel 4.12. Tabel 4.12. Hasil penghitungan uji beda bedasarkan jenis kelamin t hi t tabel df = 98 ; α = 5 Keputusan 0.613 2.000 Terima H p value 0.05 Pada tabel tersebut tampak bahwa nilai t hitung sebesar 0.613. Sedang nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95 dengan derajat kebebasan df; degree of freedom 98 sebesar 2.000. Hipotesis uji dapat diterima jika; nilai t hitung t tabel. Dengan demikian hipotesis nihil H yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan diterima.

4.3.2.3. Perbedaan self-regulated learning berdasarkan tingkat kelas

Selanjutnya ingin dilihat perbedaan self-regulated learning berdasarkan tingkat kelas responden. Untuk menguji perbedaan self-regulated learning berdasarkan kelas ini peneliti mengajukan hipotesis bahwa tidak terdapat perbedaan self-regulated learning yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Dengan hipotesis alternatif terdapat perbedaan self-regulated learning yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Pada Tabel 4.13. diperlihatkan skor rerata Self Regulated Learning berdasarkan kelas responden. Dari tabel tersebut terungkap bahwa pada siswa kelas 7 memiliki skor rerata tertinggi 74.65, kelas 9 73.01, dan skor rerata terrendah kelas 71.51. Tabel 4.13. Skor rerata self-regulated learning berdasarkan jenis kelamin responden 95 Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum Kelas 7 31 74.6535 8.83276 1.58641 71.4137 77.8934 57.25 89.61 Kelas 8 38 71.5068 9.05444 1.46882 68.5307 74.4830 52.71 92.37 Kelas 9 31 73.0110 7.67007 1.37759 70.1976 75.8244 55.26 88.25 Total 100 72.9486 8.59176 .85918 71.2438 74.6534 52.71 92.37 Berdasarkan perbedaan rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan self-regulated learning yang signifikan di antara ketiga kelompok responden. Untuk menguji signifikansi perbedaan self-regulated learning di antara ketiga kelompok sampel, data diuji menggunakan teknik independent oneway anova. Hasil penghitungannya diperlihatkan pada Tabel 4.14. Tabel 4.14. Hasil penghitungan uji beda bedasarkan jenis kelamin f hi f tabel df = 2 97 ; α = 5 Keputusan 1.150 4.84 Terima H p value 0.05 Pada tabel tersebut tampak bahwa nilai f hitung sebesar 1.150. Sedang nilai f tabel pada taraf kepercayaan 95 dengan derajat kebebasan df; degree of freedom 2 97 sebesar 4.84. Hipotesis uji dapat diterima jika; nilai f hitung f tabel. Dengan demikian hipotesis nihil H yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan self-regulated learning yang signifikan di antara ketiga kelompok responden diterima.

4.3.2.4. Perbedaan prestasi belajar berdasarkan tingkat kelas

Selanjutnya ingin diketahui perbedaan prestasi belajar berdasarkan tingkatan kelas resopnden. Dari pertanyaan ini peneliti mengajukan hipotesis uji yang berbunyi bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan berasarkan kelas responden. Dengan hipotesis alternatif menyatakan terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan berdasarkan kelas responden. Tabel 4.15. menyajikan deskripsi skor rerata prestasi belajar yang dominan berdasarkan tingkat kelas responden. Pada tabel tersebut terlihat bahwa responden kelas 7 memiliki skor prestasi belajar tertinggi 68.64, sementara kelas 8 sebesar 67.82, dan terendah adalah kelas 9 67.82. Tabel 4.15. Skor rerata prestasi berdasarkan jenis kelamin responden 95 Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum Kelas 7 31 68.3277 1.63592 .29382 67.7277 68.9278 65.31 72.19 Kelas 8 38 67.8234 1.72284 .27948 67.2571 68.3897 64.38 72.81 Kelas 9 31 67.8161 1.28293 .23042 67.3455 68.2867 64.38 70.44 Total 100 67.9775 1.57313 .15731 67.6654 68.2896 64.38 72.81 Berdasarkan perbedaan rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan di antara ketiga kelompok responden. Untuk menguji signifikansi perbedaan prestasi belajar tersebut, data diuji menggunakan teknik oneway anova. Hasil penghitungannya diperlihatkan pada Tabel 4.16. Tabel 4.16. Hasil penghitungan uji beda berdasarkan tingkat kelas f hi f tabel df = 2 97 ; α = 5 Keputusan 1.116 4.84 Terima H p value 0.05 Pada tabel tersebut tampak bahwa nilai f hitung sebesar 1.116. Sedang nilai f tabel pada taraf kepercayaan 95 dengan derajat kebebasan df ; degree of freedom 2 97 sebesar 4.84. Hipotesis uji dapat diterima jika; nilai t hitung t tabel. Dengan demikian hipotesis nihil H yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan berdasarkan kelas responden diterima.

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN