perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-muridnya selama masa tertentu itu.
Berdasar diskusi di atas, maka prestasi belajar, sebagaimana yang dimaksud dalam penelitian ini, adalah keseluruhan nilai yang didapat seorang
siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Untuk kepentingan pengukuran penelitian, aspek ini diwakili oleh rapor masing-masing responden yang mendata
nilai tiap siswa untuk seluruh mata pelajaran yang diikutinya. Jumlah nilai ini kemudian dibagi dengan jumlah mata pelajaran.
2.2. Self-Regulated Learning
2.2.1. Definisi self-regulated learning
Barry J. Zimmerman selaku salah satu tokoh yang dianggap paling otoritatif dalam membahas self-regulated learning mengatakan 1990, bahwa
istilah tersebut bisa didefinisikan sebagai proses spesifik tertentu di mana siswa mengonseptualisasikan metakognisi, motivasi dan perilaku partisipatifnya dalam
proses belajar.
Dalam hal ini Zimmerman 1990 menjelaskan, bahwa: When defining self-regulated learning, it is important to distinguish
between self-regulation processes, such as perceptions of self-efficacy, and strategies designed to optimize these processes, such as intermediate goal-
setting. Self-regulated learning strategies refer to actions and processes directed at acquisition of information or skills that involve agency,
purpose, and instrumentality perceptions by learners. Undoubtedly, all
learners use regulatory processes to some degree, but self-regulated learners are distinguished by a their awareness of strategic relations
between regulatory processes or responses and learning outcomes and b their use of these strategies to achieve their academic goals.
Penekanan yang ditunjukkan Zimmerman dalam uraian tersebut adalah pelaku self-regulated learning selalu menyadari relasi strategis antara
proses meregulasi diri atau respon dalam belajar dengan hasil belajar, serta penggunaan strategi regulasi diri untuk mencapai tujuan belajar.
Schunk dalam Shu-shen Shih, 2002 mendefinisikan self-regulated learning sebagai di mana siswa secara individual mengaktivasi dan
mempertahankan orientasi sistemik kognisi dan perilaku demi pencapaian prestasi belajar akademik. Sementara Zimmerman dan Schunk dalam Pei-Di Shen, et. al,
2007, menjelaskan self-regulated learning sebagai memicu diri melalui orientasi pikiran, perasaan dan aksi yang secara sistemik diorientasikan untuk membantu
setiap siswa mencapai tujuannya.
Berdasar paparan tersebut, istilah self-regulated learning bisa kita definisikan sebagai kondisi di mana siswa secara individual mengaktivasi dan
mempertahankan sistematisasi kognisi dan perilaku yang diorientasikan kepada pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan
2.2.2. Karakteristik Self-Regulated Learner