5 Pengolahan Data a. Analisis Data
Analisis adalah prosedur penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Setelah semua data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini terkumpul maka langkah berikutnya adalah mengolah dan menganalisa data tersebut.
Analisa data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian, hal ini disebabkan data yang telah
dipaparkan akan menuntut penelitian dalam upaya mendapatkan temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik yang tepat.
Untuk memudahkan dan memahami kandungan dari materi pada penelitian ini, maka peneliti melihat kepada transkrip data rekaman berdasarkan
tema yang disampaikan terlebih dahulu selama satu bulan yang berjumlah 7 tema berdasarkan kategori Akidah, Syari’ah, dan Akhlak yang kemudian isi pesan
tersebut dipaparkan, sehingga muncul isi pesan berdasarkan kategorisasi yang dominan.
Tabel 1 Kategorisasi Isi Pesan
No. Kategorisasi Sub
Kategorisasi 1.
Dakwah Dzatiyah intrapersonal comm.
a. Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani dan syahwat
b. Manajemen sensasi, persepsi, memori, dan cara berfikir yang Islami
c. Kecerdasan intelektual 2. Dakwah
Halaqoh intergroup comm.
a. Nahi munkar berjamaah b. Amar ma’ruf berjamah
3. Dakwah Profesional
organizational comm.
a. Dakwah struktural melalui organisasi lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif
b. Dakwah kultural melalui organisasi
6. Definisi Operasional a. Tema yaitu pokok pikiran atau dasar cerita. Tema sifatnya lebih luas atau
umum. b. Judul yaitu nama yang dipakai untuk buku atau bab di buku yang dapat
menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu. Judul sama dengan topik karena sama-sama lebih spesifik pembahasannya dan untuk membicarakan
inti atau isi.
c. Analisis isi yaitu mengetahui tentang isi pesan itu. d. Isi materi yaitu sesuatu yang menjadi bahan untuk dibicarakan. Isi yaitu
sesuatu yang ada termuat, terkandung, sedangkan materi yaitu sesuatu yang menjadi bahan untuk dibicarakan atau dibahas.
e. Pesan dakwah yaitu nasihat yang berisi ajaran tentang agama yang hendak disampaikan kepada orang lain. Pesan yaitu perintah, nasihat, permintaan,
amanat yang disampaikan lewat orang lain, sedangkan dakwah yaitu ajakan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.
17
E. Tinjauan Pustaka
Penulis menggunakan beberapa rujukan skripsi terdahulu dalam mendapatkan informasi tentang hal yang berkaitan dengan skripsi yang sedang
ditulis, hal tersebut bertujuan agar tidak adanya kesalahan dalam mengolah data dan menganalisisnya.
Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan dan tidak mendapati judul yang serupa dengan judul yang diambil
oleh penulis yaitu: Analisi Isi Materi Siaran Keagamaan Seputar Iman dan Islam Di Radio CBB 105.4 FM. Dalam penulisan, penulis merujuk pada beberapa judul
skripsi yang berkaitan, diantaranya: Analisis Isi Materi Siaran Keagamaan Cahaya Sore di 95,5 FM Radio Alaikassalam Ras FM oleh Faradillah, Analisis Isi
Materi Siraman Rohani di Radio M2 94.00 FM Bekasi oleh Riza Umami.
17
Dept. Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 2007 cet ke-3
F. Sistematika Penulisan
Penelitian yang akan dibahas terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab, yaitu:
BAB I Pendahuluan, membahas tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan
dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan. BAB II
Landasan Teori, membahas tentang Ruang Lingkup Radio, Radio Sebagai Media Dakwah dan Ruang Lingkup Dakwah.
BAB III Deskripsi Umum, membahas tentang Gambaran Umum Radio CBB
105.4 FM Mencakup: Sejarah dan Perkembangan Radio CBB, Visi dan Misi, Sejarah Singkat Acara Optimis Obrolan Seputar Iman dan
Islam, Visi dan Misi OPTIMIS, Program-Program yang Disiarkan, Target Pendengar, Struktur Kelembagaan, Tema OPTIMIS, dan
Format OPTIMIS. BAB IV
Analisisa data, membahas tentang Isi Materi dan isi pesan siaran OPTIMIS Obrolan Seputar Iman dan Islam, pengolahan data dan
kecenderungan isi pesan dalam program keagamaan OPTIMIS.
BAB V Penutup yaitu membahas tentang Kesimpulan dan Saran.
BAB II LANDASAN TEORI
RADIO DAN DAKWAH
A. Ruang Lingkup Radio
1. Definisi Radio
Radio secara etimologi adalah “pengiriman suara atau bunyi melalui udara”
1
. Radio, tepatnya radio siaran broadcasting radio merupakan salah satu jenis media massa mass media, yakni sarana atau saluran komunikasi massa
channel of mass communication, seperti halnya surat kabar, majalah, atau televisi. Ciri khas utama radio adalah AUDITIF, yakni dikonsumsi telinga atau
pendengaran. “Apa yang dilakukan radio adalah memperdengarkan suara manusia untuk mengutarakan sesuatu” Saturday Review.
2
Radio juga dianggap sebagai media komunikasi yang efektif karena memiliki daya langsung, daya tembus dan daya tarik.
a. Memiliki Daya Langsung
Pesan dakwah dapat disampaikan secara langsung kepada khalayak dan proses penyampaiannya tidak terlalu rumit dimulai dari ruang siar studio melalui
saluran modulasi diteruskan ke pemancar lalu sampai ke pesawat radio. Media radio juga dapat menyiarkan informasi-informasi yang aktual dari
tempat kejadian On The Spot Reporting. Seperti halnya yang dilakukan oleh beberapa radio yang memang lebih kepada informasi-informasi aktual.
1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997, Cet, Ke-9, h.808
2
Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter Script Writer
, Bandung, Nuansa, 2004 Cet. Ke-1, h. 19 16
b. Memiliki Daya Tembus
Daya tembus yang dimaksud adalah saluran radio tidak mengenal jarak dan rintangan selain waktu, jarakpun tidak menjadi masalah bagaimanapun
jauhnya tempat yang dituju, oleh tabligh lewat radio siaran dapat ditembusnya, selama dalam jangkauan pemancar, digunung, dilembah, dipadang pasir dll, tidak
menjadi rintangan bagi siaran radio.
3
c. Memiliki Daya Tarik
Radio bisa tetap hidup dan diminati karena adanya daya tarik. Perpaduan suara manusia spoken word, suara musik dan bunyi tiruan sound effect itulah
yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi pendengar radio. Sehingga dengan perpaduan itu mampu mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitas pendengar,
seperti: musik, kata-kata dan efek suara. Menurut Onong Uchjana Effendi, Radio siaran adalah pemancar radio
yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang sebagai media.
4
Radio bisa juga bermakna media auditif hanya bisa didengar, tetapi murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio
berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media
3
Aep Kusnawan, Komunikasi Penyiaran Islam, Bandung: Benang Merah Press, 2004 Cet. Ke-1 h. 52
4
Onong Uchjana Effendi, Radio Siaran Teori dan Praktek, Bandung: Mandar Maju, 1991, cet. Ke-3 h. 165
yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berusaha menvisualisasikan suara penyiar ataupun informan melalui telinga pendengar.
5
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa radio adalah salah satu alat teknologi yang mempunyai gelombang frekuensi sehingga dapat
memancarkan atau menghasilkan suara.
2. Karakteristik Radio
Dengan adanya kemajuan dalam bidang pengetahuan dan teknologi, orang dapat menciptakan radio. Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat
digunakan untuk mendengarkan informasi yang bagus dan aktual. Radio sebagai media massa pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan media lainnya.
Informasi, pendidikan, kebudayaan, dan hiburan merupakan fingsi dari media massa.
Selain memiliki fungsi, radio juga memiliki sifat khas karakteristik, radio mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan media massa lainnya seperti:
a. Auditori, dimana radio berupa suara untuk didengar karenanya isi siaran
bersifat ”sepintas lalu” dan tidak dapat diulang. b.
Transmisi, yang berarti proses penyebarluasannya kepada pendengar melalui pemancaran transmisi.
c. Mengandung gangguan Channel Noise Factor timbul tenggelam dan
gangguan teknis. d.
Theatre of Mind, yaitu radio menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara.
5
Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, Yogyakarta: LKSI, 2001. Cet. Ke-1 h.9