Penutup yaitu membahas tentang Kesimpulan dan Saran.

e. Identik dengan musik. Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik. 6 Sedangkan menurut Djamaludin Abidin Ass, karakteristik radio ialah sebagai berikut: 1. Sifat siaran radio hanya untuk didengar. 2. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa tutur. 3. Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah. 4. Siaran radio mempunyai daya reka. 5. Orang yang mendengarkan radio bisa dalam keadaan santai, bisa juga sambil mengemudi mobil, tiduran atau lain sebagainya. 7 Agar pesan atau materi yang disampaikan oleh seorang penyiar sampai kepada pendengar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya: 1. Kemampuan pendengat terbatas, maka pesan radio siaran harus disusun secara singkat dan jelas concise and clear. 2. Materi siaran radio sebaiknya bergaya percakapan. Conversational Style. 3. Penyiar diharapkan akrab terhadap pendengar, seolah-olah penyiar ada di samping pendengar, menemani disaat acara liburan maupun acara yang bersifat informasi. 4. Karena khalayak hanya menggunakan indera pendengaran dan pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi dan mampu menggugah emosi pendengar. 8 6 Romli, Asep Syamsul M, Broadcast Journalism; Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, Script Writer, Bandung: Penerbit Nuansa, 2004 7 Djamaludin Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, Jakarta: Gema Insani Press, 1996, Cet. Ke-1, h. 125. Dapat diambil kesimpulan dari penjelasan di atas, bahwa penyiar radio harus lebih memerhatikan lagi dalam menyusun dan menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio, komunikator Penyiar dapat melakukan penyesuaian sehingga komunikasi tepat sasaran karena waktu siaran yang relatif singkat dan tidak dapat diulang. Maka disinilah tantangan yang harus dihadapi oleh para penyiar sebagai komunikator.

3. Sejarah Singkat Radio Siaran di Indonesia

a. Zaman Belanda Radio yang pertama kali siaran di Indonesia bernama Nederlands Indie- Hindia ialah BRV Batavia Seradio Vereniging di Batavia Jakarta tempo dulu yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 disaat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. Setelah BRV berdiri, secara serempak berdiri pula badan-badan radio siaran lainnya pertama di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya dan yang terbesar dan terlengkap adalah NIROM Nederlands Indisce Radio Omroep Mij di Jakarta, Bandung dan Medan, karena mendapat bantuan dari pemerintah Hindia Belanda. Sebagai pelopor adanya radio siaran usaha bangsa Indonesia adalah Soosch Radio Vereniging SRV yang didirikan di kota Solo pada tanggal 1 April 1933 oleh Mangkunegoro VII dan Ir. Sarsito Mangkukusumo. 9 8 Karlinah, Materi Pokok Komunikasi Massa, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999, cet Ke-1. h. 77-78 9 Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, PT Citra Aditya Bakti, 2003, cet ke-3 hal 156