Radio Sebagai Media Dakwah

sadar terencana dan sengaja untuk mempengaruhi pihak lain dengan mengajak mereka kepada amar ma’ruf nahi munkar.

2. Tujuan Dakwah

Di dalam proses dakwah, tujuan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Dengan tujuan itulah maka kegiatan dakwah akan lebih mengena kepada sasaran dakwah. Tujuan dakwah merupakan salah satu unsur dakwah, dimana antara unsur dakwah yang satu dengan yang lain saling membantu, mempengaruhi, dan berhubungan. Tujuan dakwah yang tidak jelas menyebabkan dakwahnya tidak terarah bahkan kegiatan itu menjadi sia-sia. Dengan demikian tujuan dakwah sebagai bagian dari seluruh aktivitas dakwah sama pentingnya daripada unsur-unsur lainnya, seperti subyek dan objek dakwah, metode dan sebagainya. Adapun tujuan dari kegiatan dakwah di antaranya adalah: b. Tujuan Hakiki. Dakwah bertujuan langsung untuk mengajak manusia untuk mengenal Tuhannya dan mempercayainya sekaligus mengikuti jalan petunjuknya. c. Tujuan Umum. Dakwah bertujuan menyeru manusia kepada mengindahkan seruan Allah dan Rasulnya serta memenuhi panggilannya, dalam hal yang dapat memberikan kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat kelak. d. Tujuan Khusus. Dakwah menginginkan dan berusaha bagaimana membentuk satu tatanan masyarakat Islam yang utuh fis silmi kaffah. e. Tujuan Urgen. Dakwah bertujuan agar tingkah laku manusia yang berakhlaq itu secara eksis dapat tercermin dalam fakta hidup dan lingkungannya serta dapat mempengaruhi jalan pikirannya. f. Tujuan Insidental. Banyak problema hidup yang dihadapi manusia, dan dakwah menghendaki untuk dapat meringankan beban manusia itu dengan jalan memberikan pemecahan-pemecahan permasalahan yang terus berkembang atau memberikan jawaban atas berbagai persoalan yang dihadapi oleh setiap golongan manusia di segala ruang dan waktu. Jelaslah bahwa Dakwah dengan tujuan-tujuan tersebut di atas akan membentuk masyarakat manusia yang konstruktif menurut ajaran Islam di samping mengadakan koreksi terhadap suatu situasi dan segala kondisi atau seluruh bentuk penyimpangan dan penyelewengan dari ajaran agama, dan menjauhkan manusia dari segala macam kejahiliyahan dan kebekuan pikiran. 20 Menurut pendapat Toto Tasmara bahwa tujuan dakwah adalah untuk menegakkan ajaran Islam kepada setiap insan baik individu maupun masyarakat sesuai ajaran Islam tersebut. 21 Dakwah tidak hanya berorientasi eksternal dalam mengajak umat lain kepada ajaran Islam, tetapi lebih berarti internalisasi perbaikan dan pendewasaan diri dimulai dalm tubuh umat Islam sendiri secara spiritual, moral dan sosial. Berpedoman dari pendapat di atas, maka inti dari tujuan dakwah adalah membawa manusia kepada kebaikan untuk mencapai atau memperoleh 20 Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah: Bidang Studi dan Bahan Acuan, Surabaya: Penerbit Indah, 1993, h. 66-67 21 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1987, cet ke- 1 h.7 kebahagiaan baik dunia maupun akhirat kelak dengan cara merealisasikan nilai- nilai Islam dalam segala aspek kehidupan di dunia.

3. Subyek Dakwah

Berdakwah adalah wajib hukumnya dikerjakan oleh setiap muslim. Hukum wajib menunjukkan bahwa diharuskannya sesuatu untuk dikerjakan. Subyek dakwah adalah orang yang melakukan kegiatan dakwah, yaitu orang yang berusaha mengubah situasi yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT, baik secara individu atau kelompok organisasi sekaligus sebagai pemberi informasi dan pembawa misi, atau lebih jelas disebut da’i. 22 Tugas pelaksana dakwah adalah hubungan masyarakat yang berperan sebagai konsultan agama, sebagai pemimpin dan berfungsi sebagai dokter atau psikiater, dalam rangka ikut serta memecahkan problema kehidupan masyarakat manusia yang sangat luas dan multikompleks itu. Untuk itu, seorang da’i juga harus diperlengkapi dengan pengetahuan yang cukup luas karena tugasnya sangat berat. M. Ghazali menegaskan bahwa dua syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang juru dakwah yaitu pengetahuan mendalam tentang islam, dan juru dakwah harus memiliki jiwa kebenaran ruh yang penuh dengan kebenaran, kegiatan, kesadaran, dan kemajuan. 23 22 M. Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah Surabaya: Al-Ikhlas, 1993, cet. Ke-1. h.179 23 Hasjmy As Sidiqi, Dushur Dakwah Menurut Al-Quran, Jakarta: Bulan Bintang, 1994, h.167