Pesan Dakwah Dzatiyah, Halaqoh dan Profesional

halaqoh tidak akan mampu memberikan sumbangsih apa-apa selain ulasan materi, hal ini terjadi manakala halaqoh hanya sebatas rutinitas saja. Padahal fungsi yang sesungguhnya halaqoh bukanlah seperti itu, akan tetapi lebih jauh daripada itu, yakni bagaimana halaqoh mampu meledakkan potensi dari peserta halaqoh. Untuk itu halaqoh haruslah memenuhi beberapa variabel, dimana dengan variabel tersebut halaqoh mampu menjalankan sebagaimana fungsi yang sesungguhnya. 3. Dakwah Profesional Menurut pandangan Zainuddin MZ, dakwah hanya berpegang pada hadits Nabi, “Ballighuu ‘annii walau ayatan”, itu masih terlalu amatir. Ini berarti siapa saja boleh menjadi mubaligh dan berdakwah dan pokoknya siapa saja berhak. Hadits tersebut lebih menekankan kewajiban individu terhadap diri sendiri, keluarga, kelompok, dan sekitarnya dan tempat kerja dalam menegakkan amal ma’ruf dan nahi munkar. Al-Quran menegaskan “Wal takun minkum ummatun yad’una ilal khair…” itu merupakan isyarat profesional. Tidak sembarang orang bisa bermain disitu. Kata Waltakun minkum, yang berarti hendaklah ada sebagian diantara kalian, itu adalah penegasan dari Al-Quran agar tidak terjadi kerancuan antara yang amatir dan yang profesional. Dakwah yang profesional sebagaimana yang diisyaratkan dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 104: Gʍދˆ Ü1ʵP ½‡…Ï I‰ÉÉÚke t„´ ´pÜoŒeÞ IˆÉoÉß e‹ˆ «ˆÉoÝ·5ß4´ I܉`NÝAe‹ˆ 104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. Menurut Al Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya, kalimat waltakum minkum diartikan dengan “hendaklah ada diantara kalian sebagian orang”, maka dakwah dan amar ma’ruf dalam konteks ini hukumnya fardhu kifayah. Dan tidak sah dakwah jika dilaksanakan oleh orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang kebaikan dan kemunkaran dan tentang ilmu-ilmu yang berkaitan dengan keagamaan. Dakwah menurut ayat ini bukan hanya menyeru kebaikan secara umum, melainkan para pelaku dakwah harus benar-benar menjawab segala persoalan-persoalan agama yang dihadapi mad’u. 31 4. Media Dakwah Media berasal dari bahasa latin yaitu median yang berarti alat atau perantara untuk menyampaikan dakwah. Sedangkan menurut istilah, media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 32 Menurut Association for Education and Communication Tecnology AECT, media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk sesuatu proses penyaluran informasi. Sedang Education Association mendefinisikan media 31 Armawati Arbi, Etika dan Filsafat Komunikasi, 2010 hal 61-62. 32 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 163. sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, didengar, dilihat, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik. 33 Berdasarkan pengertian di atas, maka media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media yang dimaksud bisa berupa barang material, orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya. Menurut Hamzah Yakub, media dakwah diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu: a. Lisan, merupakan media yang paling mudah mempergunakannya melalui lidah dan suara. b. Tulisan, media ini berfungsi untuk menggantikan keberadaan da’i dalam proses dakwah. Tulisan dapat menjadi alat komunikasi da’i dan mad’u. c. Lukisan atau gambarilustrasi, media ini berfungsi sebagai penarik. d. Audio Visual, media ini dapat merangsang indera penglihatan dan pendengaran mad’u. e. Akhlaq, yaitu langsung dimanifestasikan dalam tingkah laku da’i. 34 Jika dilihat dari segi sifatnya, media dakwah dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: a. Media Tradisional, yaitu berbagai macam seni dan pertunjukan yang secara tradisional dipentaskan di depan umum terutama sebagai hiburan yang memiliki sifat komunikasi seperti: drama, pewayangan, ketoprak humor dan lain-lain. 33 Asmawi, M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers,2002, h.11 34 Hamzah Yakub, Publisistik Islam: Tehnik Dakwah dan Leadership, Bandung: CV Diponegoro, 1982, cet.ke-2, h.13 b. Media Modern, yaitu media yang dihasilkan dari teknologi yang antara lain seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya. 35 Media dakwah di zaman modern sekarang ini sangatlah beragam dan sangat maju. Jika da’i hanya terpaku dengan menggunakan cara-cara lama tradisional, dakwah islamiyah bisa ketinggalan, artinya dakwah hanya akan tetap dinikmati oleh segelintir orang saja. Dakwah sebagai salah satu kegiatan komunikasi yang semakin canggih, artinya dakwah dituntut agar dikemas dengan terapan media komunikasi sesuai dengan aneka mad’u yang dihadapi. Dakwah yang menggunakan media komunikasi lebih efektif dan efesien, atau dengan bahasa lain dakwah yang demikian merupakan dakwah yang komunikastif. Berbagai media untuk membantu dan mempermudah penyebaran dakwah islam, secara garis besar dapat digolongkan kepada media visual, audio, audio visual dan cetak. a. Media Cetak, seperti: Buku, Surat Kabar atau koran, Majalah dan Buletin. b. Media Elektronik, seperti: Radio, Televisi dan film. Penjelasan di atas dari media-media dakwah yang serba canggih dan memiliki keunggulan dalam menyampaikan pesan, merupakan suatu tantangan bagi para da’i Juru Dakwah saat ini untuk dapat menggunakan media-media tersebut agar dakwah Islam dapat terdengar dan menggema dimana-mana baik di kota-kota, pelosok desa sampai keseluruh penjuru dunia sekalipun. Salah satu media dakwah yang cukup lama telah digunakan untuk penyebaran dakwah Islam, yaitu radio. Sebagaimana telah kita dengar di radio, bahwa cukup banyak radio- 35 Adi Sasono, Solusi Islam atas Problematika Umat Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah, Jakarta: Gema Insani Press, 1998, cet.ke-1, h.154 radio yang menyiarkan siaran keagamaan. Karena radio sebagai media elektronik yang bersifat auditif memiliki beberapa kelebihan, diantaranya mudah dinikmati oleh setiap kalangan, murah dan lain sebagainya. Jadi radio bisa dikatakan sebagai media dakwah yang cukup efisien dan efektif.

BAB III GAMBARAN UMUM RADIO CAKTI BUDHI BHAKTI CBB 105.4 FM

A. Sejarah Singkat Radio CBB

Radio Cakti Budhi Bhakti CBB merupakan radio dari instansi pajak, yang dapat didengarkan hanya daerah Jakarta yaitu di daerah Sangaji terletak di Jakarta Pusat, nama Cakti Budhi Bhakti merupakan motto dari instansi pajak. Pada tahun 1970 pemerintah mengeluarkan aturan baru, bahwa setiap radio yang berbadan hukum harus berbentuk Perseroan Terbatas PT dan nama CBB pun menjadi PT. Radio Cakti Budhi Bhakti pada tahun 1980-an. Pada tahun 1971 – 1988 Radio CBB memiliki komunitas pendengar dan Program yang beraneka ragam, lagu-lagu dan materi siarannya disesuaikan dengan segmentasinya, yaitu dengan berbagai etnis di seluruh nusantara, mulai dari lagu Indonesia, dangdut, lagu Sunda, Jawa, Batak, Padang dan juga keroncong. Di era 90 CBB mulai terjadi persaingan dengan radio lainnya dan CBB pindah frekwensi dari AM menjadi FM dengan sapaan akrab kepada pendengar dengan sebutan Neng Manis dan Abang Sayang, berbasis dangdut pertama di jalur FM. Radio CBB meraih ranking pertama dari hasil SRI Survey Research Indonesia pada tahun 1992 disebuah event besar yang belum pernah di adakan Radio CBB dengan misinya mengangkat khazana musik dangdut agar dapat dikonsumsi atau digemari oleh kalangan menengah atas, event ini berjudul LCPD Lomba Cipta dan Penyanyi Dangdut yang grand finalnya diadakan di hotel 42 berbintang 5 Hotel Hilton dari hasil event ini musik dangdut mulai dikenal oleh kalangan menengah atas. Salah satu usaha keras untuk menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui kuis, yang dinamakan kuis Si Badut yang mendapat respon baik dari pendengar. Radio CBB 107,55 FM sukses mengudara di arena Pekan Raya Jakarta PRJ pada tahun 1994, dengan kehadiran radio CBB di kawasan PRJ membuat radio CBB dikenal oleh masyarakat dari segala penjuru. Adanya penataan ulang di seluruh frekwensi yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan pada 1 Agustus 2004, radio CBB berubah frekwensi 107,55 FM menjadi 105,5 FM sampai sekarang. Dengan pengalaman mencapai 39 tahun sejak tahun 1971 Radio CBB menjadi tempat berkumpulnya musisi-musisi dangdut dengan berbagai kreatifitasnya, CBB tidak hanya dijangkau melalui radio tapi juga dapat dijangkau melalui internet dengan situs www.bandar dangdut.com ataupun melalui social networking seperti facebook. Radio CBB selalu berusaha untuk menyenangkan komunitasnya, setiap tahun radio CBB memprogramkan tour ke berbagai tempat wisata, pada tahun 1997 Radio CBB berwisata ke Pantai Carita dengan menggunakan 20 bus, tahun 1998 berwisata ke Gunung Mas dengan 18 bus dan terakhir di Pantai Matahari dengan menggunakan 24 bus dalam acara final karaoke dengan melombakan 10 orang peserta dan pemenangnya mendapat hadiah untuk masuk ke dapur rekaman CBB. Pada pertengahan tahun 2007 penanggung jawab radio CBB beralih ke tangan putra pemilik yaitu Bapak Moh Bima B.Comm selaku pimpinan sampai saat ini, dengan dibantu beberapa Manager pada devisi Marketing, Produksi, Keuangan, Promosi dan Umum. Dengan SDM sebanyak + 35 personil, Radio CBB sampai sekarang tetap eksis, pendengar yang setia mengikuti program- program Radio CBB dan mengadakan pertemuan-pertemuan baik saat ulang tahun CBB, karyawan penyiar bahkan dalam acara Halal Bihalal dan Tahun Baru. 1

B. Visi dan Misi Radio CBB

Visi: Menjadikan musik dangdut menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Misi: Menjadikan radio sebagai sarana silaturahmi dan memberikan hiburan untuk pecinta musik dangdut.

C. Sejarah Singkat OPTIMIS Obrolan Seputar Iman dan Islam

Program keagamaan di Radio CBB mulai di dirikan pada tanggal 10 April 1990 dengan nama program kuliah subuh yang bernarasumber Ustadz Nur Iskandar SQ, setelah Ustadz Iskandar sibuk dengan kegiatannya maka acara ini di gantikan oleh narasumber lain yaitu Ustadz KH Kamaludin Nazuli Al-Batawi pada tahun 2000 – 2005 dan program kuliah subuh diganti menjadi program OPTIMIS yaitu Obrolan Seputar Iman dan Islam. Setelah Ustadz Kamaludin wafat maka acara keagamaan menjadi fakum selama satu tahun dan baru berjalan lagi pada tahun 2007 sampai sekarang dengan rnarasumber Ustadz Gustiri MAK. Program OPTIMIS menjadi program yang paling digemari dibandingkan dengan program keagamaan lainnya karena pembawaan Ustadz Gustiri yang santai, 1 Astuti Herawati, manager HRDumum Radio CBB, Hasil Wawancara Pribadi, Jakarta: 19 Juli 2010 Studio Radio CBB. menarik, berwawasan luas sehingga pendengar ikut interaktif pada acara keagamaan tersebut. 2 D. Visi dan Misi OPTIMIS Obrolan Seputar Iman dan Islam Visi: Mengembangkan bagaimana Iman dan Islam dapat diterima di masyarakat. Misi: Penyebaran syariat Islam secara luas.

E. Program-Program Acara yang Disiarkan

PROGRAM HARIAN 05.00-06.00 Wib : Optimis Obrolan Seputar iman Islam 06.00-09.00 Wib : Bibir jakarta 09.00-11.00 Wib : Pilkada Pilih Lagunya kami dengdangkan 11.00-13.00 Wib : GENTAR Gendang Tarling 13.00-14.00 Wib : Dangdut Nonstop 14.00-16.00 Wib : SMS Salam Menjelang Sore 16.00-17.00 Wib : Dangdut Nonstop 17.00-18.00 Wib : Amin Ajang Membina Iman 18.00-20.00 Wib : Three In One 3 in 1 20.00-23.00 Wib : DM Dengdang Melayu 23.00-01.00 Wib : Waspada 2 Biki darma, Program Director, hasil wawancara pribadi, Jakarta: 11 Agustus 2010 Studio Radio CBB PROGRAM PILIHAN Jum’at 11.00-13.00 Wib : Citra Muslimah 14.00-17.00 Wib : Ratu Pantun Sabtu 06.00-09.00 Wib : Goyang Jakarta 09.00-11.00 Wib : Mp3 Dangdut Lagu yang pernah Hit 11.00-13.00 Wib : Calon Beken Lagu yg dipilih Untuk di jagokan di CBB Top 10 14.00-17.00 Wib : Terminal Dangdut CBB DJ Lagu-lagu koplo dan house 20.00-22.00 Wib : Janda Tembang lagu Sunda Campursari 22.00-23.00 Wib : Mami Bergoyang Lagu Koplo Semi DJ Minggu 06.00-09.00 Wib : Goyang Jakarta 09.00-11.00 Wib : Mp3 Dangdut 11.00-12.00 Wib : CBB Top 10 12.00-14.00 Wib : Bintang Udara Karaoke dangdut 14.00-15.00 Wib : Dangdut Nonstop 15.00-17.00 Wib : Raja Ratu Lagu-lagu Raja Dangdut Ratu Dangdut 18.00-20.00 Wib : Irama Gangga Lagu-lagu India 20.00-23.00 Wib : Aladin Album Lawas Dangdut Irama Nostalgia