Karakteristik Radio Ruang Lingkup Radio

gelap dan berhasil berkumandang di udara radio siaran dengan station call radio Indonesia Merdeka . Sifat langsung siaran radio dapat dilihat pada penyiaran tentang pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. 11 Dari situlah pidato radio presiden Mohammad Hatta dan para pemimpin lainnya mengadakan pidato radio yang ditujukan kepada rakyat Indonesia pada tanggal 11 September 1945 diperoleh kesepakatan dari hasil pertemuan antara para pemimpin radio untuk mendirikan sebuah organisasi radio siaran. Bahwa tanggal 11 September dijadikan sebagai hari resmi hari RRI Radio Republik Indonesia. Sebagai satu-satunya radio siaran yang berkumandang di Indonesia, yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan uraian diatas tadi, maka radio CBB 105.4 FM sebagai salah satu radio swasta di Indonesia beserta radio swasta lainnya yang mencoba eksis dan mengembangkan mutu sesuai kebutuhan khalayak luas.

B. Radio Sebagai Media Dakwah

Dalam penyampaian dakwah radio memiliki peranan penting karena radio merupakan media auditif hanya bisa di dengar, tetapi murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Dalam kamus telekomunikasi, media itu sendiri adalah sarana yang digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya dan banyak jumlahnya jadi segala sesuatu yang banyak digunakan sebagai alat bantu yang 11 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru Ciputat: Kalam Indonesia 2005. Cet ke-1 h.84 dalam berkomunikasi adalah bentuk dan jenis yang beragam. 12 Radio berperan sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media, sedangkan pengertian media itu sendiri adalah alat sarana, istilah media bisa diartikan sebagai perantara. Radio menstimuli begitu banyak suara dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya. 13 Menurut Hamzah Ya’qub, media dakwah dapat dibagi menjadi lima, yaitu: a. Lisan merupakan wasilah dakwah yang paling sederhana menggunakan lidah dan suara, dakwah dalam wasilah ini dapat berbentuk pidato, ceramah, bimbingan, b. Audio Visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya seperti televisi, film, slide, ohp, internet dsb. c. Lukisan, berupa gambar atau karikatur. d. Tulisan. e. Akhlak 12 M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004, cet ke-1, h. 120 13 Masduki, Jurnalistik Radio : Menata Profesionalisme Reporter dan penyiar, Yogyakarta: LKSI, 2001. Cet ke-1 hal 3

C. Ruang Lingkup Dakwah

1. Definisi Dakwah

Secara bahasa dakwah berasal dari kata ْﻮ ْﺪ - ﺎ د berarti mengajak, memanggil atau menyeru. 14 Sedangkan dakwah menurut arti istilahnya mengandung beberapa arti yang beraneka ragam. Banyak ahli ilmu dakwah dalam memberikan pengertian atau definisi terhadap istilah dakwah terdapat beraneka ragam pendapat. Disini penulis akan menyebutkan sebagian dari definisi itu. Yang pertama, definisi dakwah menurut Quraish Shihab adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat. 15 Yang kedua, definisi dakwah menurut J. Sayuti Pulungan adalah aktivitas menyampaikan ajaran islam, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar, berisi ajaran yang baik, memberikan kabar gembira dan peringatan, pendidikan pengajaran dan pidato. 16 Yang ketiga, definisi menurut Hasjmy As sidiqi, dakwah adalah mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariat Islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah da’i sendiri. 17 Yang keempat, definisi dakwah menurut Asmuni Syukir adalah bahwa istilah dakwah itu dapat diartikan dari dua segi atau dua sudut pandang, yaitu 14 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: PT Hidayah Karya Agung, 1990 cet VIII h.128 15 Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran Bandung: Mizan 2007 cet 1 16 J. Sayuti Pulungan, Universitas Islam Jakarta: PT Moyo Segoro Agung, 2002, h.67 17 Hasjmy As sidiqi, Dustur Dakwah Menurut Al-Quran, Jakarta: Bulan Bintang, 1974, h.7