Obyek Dakwah Ruang Lingkup Dakwah

shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji”. HR. Bukhari-Muslim. Hadits tersebut di atas mencerminkan hubungan antar manusia dengan masalah syri’ah termasuk masalah ibadah kepada Allah dan juga masalah-masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antar sesama manusia diperlukan juga. Seperti hukum jual beli, berumah tangga, warisan, kepemimpian dan lainnya. Demikian juga larangan-larangan Allah seperti minum-minuman keras, berzina, mencuri, dan sebagainya itu termasuk pula masalah-masalah yang menjadi materi dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar.

D. Pesan Dakwah Dzatiyah, Halaqoh dan Profesional

Pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u haruslah dikemas secara menarik, menggunakan metode yang sesuai di mana dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Aktual berarti mampu memecahkan masalah yang kekinian dan tengah hangat dibicarakan di masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual dalam arti relevan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Dakwah bukanlah sebuah perjalanan yang mudah akan tetapi banyak rintangan yang perlu dihadapi dari berbagai macam kalangan termasuk kalangan Islam sendiri. 1. Dakwah Dzatiyah Sebelum individu berdakwah terhadap orang lain, harus dimulai dari diri sendiri bagaimana ia memanfaatkan pancainderanya sensasi, persepsi memaknai stimuli, memori apa yang boleh diingat dan cara berfikir menurut pandangan islam. Keempat tahapan ini merupakan siklus komunikasi dalam diri manusia. a. Sensasi Sensasi adalah proses menangkap stimuli artinya seseorang menerima stimuli dari luar melalui panca inderanya. Panca indera terdiri lima, yaitu: indera penciuman hidung, indera perasa, indera pendengaran, indera penglihatan, dan indera pengecap. Pemanfaatan panca indera ini dituntun oleh ajaran Islam. Menurut epistimologi islam, sumber pengetahuan mencakup indera, akal dan hati intuisi. Aliran filsafat empirisme, indera dipandang sebagai satu-satunya sumber pengetahuan. Fungsi indera sebagai alat adaptasi, pertahanan hidup, menghindari bahaya. Memiliki panca indera yang sempurna, manusia yang bersyukur atas karuniaNya maka mereka akan menggunakan panca indera, akal dan hati sesuai dengan pedoman Khaliknya Pencipta dari makhluk yang paling tahu kelemahan- kelemahan ciptaanNya dan bagaimana cara merawatnya. 27 b. Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi seperti juga sensasi yang ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Persepsi diartikan sebagai proses memaknai stimuli, dimana antara satu orang dengan orang lain berbeda-beda. Ini dikarenakan beberapa faktor antara lain latar belakang da’i, kebudayaan, pengetahuan, dan pengalaman seseorang. 27 Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003 hal 77.