Uji heterokedastisitas Uji Autokorelasi

Mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, serta menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Besarnya tingkat multikolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance 0.10, dan nilai Variance Inflation Factor VIF 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian: Tabel 4.3 Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficien ts t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Consta nt 280.127 55.396 5.057 .000 AKO 1.078 .906 .214 1.189 .240 .545 1.834 AKI 1.471 1.163 .359 1.265 .212 .219 4.562 AKP .987 .755 .400 1.307 .197 .188 5.306 EPS 2.955 1.450 .298 2.038 .047 .823 1.215 a. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber: data diolah oleh penulis, 2010 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1. Nilai tolerance AKO adalah 0,545, AKI 0,219, AKP 0,197, dan EPS 0,823. nilai VIF dari keempat variabel independen juga lebih kecil dari 10 yaitu nilai AKO 1, 834, AKI 4,562, AKP 5,306, dan EPS 1,215. maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda.

c. Uji heterokedastisitas

Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terartur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Scatterplot Sumber : data diolah oleh penulis, 2010 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi HS berdasarkan masukan variable independen AKO, AKI, AKP, dan EPS. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain .

d. Uji Autokorelasi

Universitas Sumatera Utara Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Untuk uji Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut: 1 tidak ada autokorelasi positif, jika 0 d dl, 2 tidak ada autokorelasi positif, jika dl ≤ d ≤ du, 3 tidak ada korelasi negatif, jika 4 - dl d 4, 4 tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, 5 tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du d 4 – du. Tabel 4.4 Hasil uji Durbin Watson Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .370 a .137 .067 295.30053 1.840 a. Predictors: Constant, EPS, AKP, AKO, AKI b. Dependent Variable: Harga Saham Sumber : data diolah penulis, 2010 Tabel 4.5 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.840 d. Nilai ini akan peneliti bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah pengamatan n sebanyak 54 perusahaan dan jumlah variabel independen 4 k = 4. Berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1,7234 dan nilai batas bawah dl 2,2766. Oleh karena itu, nilai dw dapat dinyatakan 1,7234 du 1.840 d 2,2766 4 – du. Berdasarkan Universitas Sumatera Utara pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

3. Analisis Regresi