Uji t t-test Data Penelitian

semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Pengujian hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t t test dan uji F F test.

1. Uji t t-test

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18, diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 280.127 55.396 5.057 .000 AKO 1.078 .906 .214 1.189 .240 AKI 1.471 1.163 .359 1.265 .212 AKP .987 .755 .400 1.307 .197 EPS 2.955 1.450 .298 2.038 .047 a. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber : diolah oleh penulis, 2010 Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel arus kas dari aktivitas operasi sebesar 1,189 dengan nilai signifikan 0,240, sedangkan t tabel adalah 2,01, sehingga t hitung t tabel 1,189 2,01, maka arus kas dari aktivitas investasi secara individual tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,240 0,05, maka H diterima dan Universitas Sumatera Utara Ha ditolak, artinya arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Arus kas dari aktivitas investasi memiliki t hitung sebesar 1,265 dengan nilai signifikan 0,212, sedangkan t tabel adalah 2,01, sehingga t hitung t tabel 1,265 2,01, maka arus kas dari aktivitas investasi secara individual tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,212 0,05, maka H diterima dan Ha ditolak, artinya arus kas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. Arus kas dari aktivitas pendanaan menunjukkan besarnya thitung untuk variabel arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar 1,307 sedangkan ttabel adalah 2,01, sehingga thitung ttabel 1,307 2,01, maka arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,197 menyimpulkan bahwa sig penelitian 0,05 0,197 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya thitung untuk variabel earning per share sebesar 2,038 dengan nilai signifikan 0,047, sedangkan ttabel adalah 2,01, sehingga thitung ttabel 2,038 2,01, maka earning per share secara individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,047 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya laba akuntansi berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. 2. Uji F F-test Untuk melihat pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan earning per share Universitas Sumatera Utara terhadap harga saham secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 678274.208 4 169568.552 1.945 .118 a Residual 4272917.792 49 87202.404 Total 4951192.000 53 a. Predictors: Constant, EPS, AKP, AKO, AKI b. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber : data diolah oleh peneliti, 2010 Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 1,945 dengan tingkat signifikansi 0,118, sedangkan F tabel sebesar 2,79 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan earning per share secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena F hitung F tabel 1,945 2,79 dan sig penelitian 0,05 0,118 0,05. C. Pembahasan Hasil Penelitian Nilai Adjusted R Square sebesar 0,067. Hal ini berarti bahwa 6,7 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan earning per share, sedangkan sisanya sebesar 93,3 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Universitas Sumatera Utara Dari hasil uji t pada Tabel 4.7, secara parsial arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena nilai signifikansinya menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 2,400,05. Hal ini bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Semakin tinggi arus kas operasi suatu perusahaan akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan tersebut dan menjadikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang diminati oleh para investor karena menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan memungkinkan perusahaan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham. Minat yang besar dari investor akan berdampak terhadap perubahan harga saham perusahaan. Tidak berpengaruhnya arus kas operasi terhadap harga saham mengindikasikan bahwa investor lebih tertarik pada capital gain daripada dividen, sehingga dalam membeli saham investor tidak mempertimbangkan informasi arus kas operasi perusahaan, melainkan mengikuti tren yang terjadi di pasar. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Simanullang 2010 tetapi tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Silitonga 2009 dan Samosir 2010 yang menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel arus kas investasi pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa secara parsial arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dimana nilai signifikansinya yaitu 0,212 0,05. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Silitonga 2009 dan Simanullang 2010 tetapi tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Samosir 2010 yang Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel arus kas pendanaan pada tabel 4.7 diperoleh hasil bahwa arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 0,1970,05 dan t hitung t tabel 1,3072,01. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Silitonga 2010 dan Samosir 2010 tetapi tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Simanullang 2010 yang menyimpulkan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil uji t pada Tabel 4.7, menunjukkan bahwa secara parsial earning per share EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham real estate dan properti dilihat dari nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 0,0470,05. Adanya pengaruh signifikan EPS terhadap harga saham mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan real estate dan properti semakin baik dan laba yang dihasilkan juga semakin besar. Rasio EPS yang tinggi cenderung meningkatkan minat investor terhadap saham suatu perusahaan karena menunjukkan berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh oleh investor atau pemegang saham dari per lembar saham yang dimilikinya. Apabila minat investor meningkat terhadap suatu saham, maka harga saham tersebut akan meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yurico 2010 yang menemukan bahwa earning per share EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan earning per share EPS secara simultan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham karena F hitung F tabel Universitas Sumatera Utara 1,9452,79 dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 0,1180,05. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Samosir dan Simanullang 2010 yang menemukan bahwa laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Dari segi teori, hasil penelitian ini menduku ng teori sinyal, yang menyatakan bahwa pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang good news sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam harga saham. Dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa earning per share EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel lain yang juga dapat mempengaruhi harga saham, salah satunya adalah Deviden Payout Ratio DPR. Para pemodal yang menekankan hasil atas investasi mereka berminat pada rasio pembayaran deviden Deviden Payout Ratio , yakni presentase laba saham biasa yang dibayarkan dalam bentuk deviden. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pengaruh informasi arus kas dan earning per share terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan properti baik secara simultan maupun parsial. 1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan earning per share terhadap harga saham perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Samosir dan Simanullang 2010 yang menemukan bahwa laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari earning per share terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam menggambil keputusan yang berkaitan dengan investasi yang dimiliki, investor dapat menggunakan earning per share sebagai salah satu tolak ukur. Arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Silitonga 2009 yang menemukan Universitas Sumatera Utara