3. penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan
pinjaman lainnya, 4.
pelunasan pinjaman, 5.
pembayaran kas oleh penyewa guna usaha lease untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan
finance lease.
C. Rasio Profitabilitas
Analisis rasio keuangan, yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya, dapat memberikan gambaran
tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Ukuran rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Rasio ini memberikan ukuran tingkat efektifitas menejemen suatu
perusahaan. Menurut Kasmir 2008:198 manfaat dari rasio profitabilitas ini adalah:
a. mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode, b.
mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang,
c. mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu,
d. mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri,
e. mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
1. margin laba bersih net profit marginNPM menunjukkan berapa besar
persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. NPM
bersih Penjualan
bersih Laba
=
2. pengembalian atas total aktiva return on assatROA menunjukkan berapa
besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
Universitas Sumatera Utara
ROA
aktiva total
bersih Laba
=
3. pengembalian atas total total ekuitas return on equityROE menunjukkan
berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. ROE
ekuitas total
rata -
rata bersih
Laba =
4. earning per share EPS menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar
saham menghasilkan laba. EPS
100 beredar
saham jumlah
pajak setelah
pendapatan x
=
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah erning per share EPS, yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham
menghasilkan laba. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan
pemegang saham meningkat. Apabila EPS mengalami kenaikan maka kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan dari harga saham perusahaan tersebut.
Hal ini terjadi karena pergerakan harga saham dipengaruhi pendapatan perlembar saham, sedangkan laba perlembar saham dipengaruhi oleh pendapatan dari
perusahaan. Dengan mengetahui EPS, investor akan mengetahui seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam membayar deviden kepada pemegang saham. Deviden sering digunakan oleh para investor untuk menilai risiko dan keuntungan
perusahaan. Deviden mempunyai informasi, dalam arti meningkatnya pembayaran deviden sering ditafsirkan sebagai tanda meningkatnya kinerja perusahaan dimasa
mendatang dan menurunnya pembayaran deviden sering ditafsirkan sebagai tanda
Universitas Sumatera Utara
menurunnya kinerja perusahaan. Besarnya deviden yang dibayarkan kepada para investor tergantung dari kebijakan deviden yang diterapkan oleh masing-masing
perusahaan. Kebijakan deviden hakikatnya adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan dalam
bentuk laba ditahan Retained Earnings untuk investasi dimasa yang akan datang.
D. Tinjauan Peneliti Terdahulu