Radikal Bebas dan Antioksidan

jejas reversible atau jejas irreversible. Jejas reversible menunjukkan perubahan sel yang dapat kembali menjadi normal jika rangsangan dihilangkan atau jika penyebab jejasnya ringan, sedangkan jejas irreversible terjadi jika stresornya melampaui kemampuan sel untuk beradaptasi hingga di luar point of no return dan menunjukkan perubahan patologik permanen yang menyebabkan kematian sel. Namun pada jejas reversible maupun irreversible bila terjadi, akan mempunyai ciri yang khas, diantaranya pada jejas reversible akan terjadi pembengkakan sel sedangkan pada jejas irreversibel nekrosis membran sel mengalami fragmentasi dan perubahan nukleus meliputi piknosis, kariolisis, dan karioreksis.

2.3 Radikal Bebas dan Antioksidan

Suatu radikal bebas dapat dinyatakan sebagai species yang terdiri dari satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas ini dapat bereaksi dengan berbagai cara. Salah satunya apabila dua radikal bebas bertemu maka elektron yang tidak berpasangan tadi akan bergabung membentuk ikatan kovalen Halliwell B, 1991. Radikal bebas berbahaya jika menjadi sangat reaktif dalam mendapatkan pasangan elektronnya, sehingga dapat bereaksi dengan berbagai biomolekul penting seperti enzim, DNA, dan juga merusak sel lain yang akhirnya dapat menimbulkan penyakit, hal ini dapat dihambat dengan pengguanan antioksidan. Ketidak seimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan menimbulkan stres oksidaif. Universitas Sumatera Utara Tubuh manusia mempunyai beberapa mekanisme untuk bertahan terhadap radikal bebas dan ROS lainnya. Pertahanan yang bervariasi saling melengkapi satu dengan yang lain karena bekerja pada oksidan yang berbeda atau dalam bagian seluler yang berbeda Tuminah, 2000. Secara umum pengertian antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam efek negatif oksidan dalam tubuh, bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktifitas senyawa oksidan tersebut dapat dihambat Winarsih, 2007. Antioksidan dikelompokkan menjadi dua, yaitu antioksidan enzimatis dan antioksidan non-enzimatis. 1. Antioksidan Enzimatis Antioksidan enzimatis merupakan antioksidan endogenus, yang termasuk di dalamnya adalah enzim Superoksida Dismutase SOD, katalase, Glutation Peroksidase GSH-PX, serta Glutation Reduktase GSH-R Mates JM, 1999; Tuminah, 2000. Sebagai antioksidan, enzim-enzim ini bekerja menghambat pembentukan radikal bebas, dengan cara memutuskan reaksi berantai polimerisasi, kemudian mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil, sehingga antioksidan kelompok ini disebut juga chain-breaking-antioxidant Winarsih, 2007. Enzim katalase dan glutation peroksidase bekerja dengan cara mengubah H 2 O 2 menjadi H 2 O dan O 2 sedangkan SOD bekerja dengan Universitas Sumatera Utara cara mengkatalisis reaksi dismutasi dari radikal anion superoksida menjadi H 2 O 2 Langseth L, 1995; Winarsih 2007. 2. Antioksidan Non-enzimatis Antioksidan non-enzimatis disebut juga antioksidan eksogenus, antioksidan ini bekerja secara preventif, dimana terbentukanya senyawa oksigen reaktif dihambat dengan cara pengkelatan metal, atau dirusak pembentukannya Winarsih, 2007. Antioksidan non-enzimatis bisa didapat dari komponen nutrisi sayuran, buah dan rempah-rempah. Komponen yang bersifat antioksidan dalam sayuran, buah dan rempah-rempah meliputi vitamin C, vitamin E, β-karoten, flavonoid, isoflavon, flavon, antosianin, katekin dan isokatekin Kahkonen,et al.,1999. Senyawa-senyawa fitokimia ini membantu melindungi sel dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas.

2.4 Tubulus Proksimal Ginjal

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Manfaat Pemberian Madu Terhadap Perubahan Kadar Ureum dan Kreatinin serta Makroskopik Ginjal dan Histopatologi Tubulus Proksimal Ginjal Mencit (Mus Musculus L.) Jantan yang Diberi Rhodamin B

1 79 121

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe (Zingiber officinale ROSC.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Testis Dan Gambaran Histopatologi Tubulus Seminiferus Testis Mencit Yang Diberi Plumbum Asetat

3 54 98

Uji Efek Antiinflamasi Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)Dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dalam Sediaan Topikal Pada Mencit Jantan

17 119 74

Pengaruh proteksi Vitamin C Terhadap Kadar Ureum, Kreatinin Dan Gambaran Histopatologis Ginjal Mencit Yang Dipapar Plumbum

3 59 98

Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat

5 50 83

4 129 GAMBARAN HISTOLOGIS TUBULUS PROKSIMAL GINJAL MENCIT

0 3 31