BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada BAB 4 ini ditunjukkan beberapa grafik histogram dari rata-rata data hasil analisis dari penelitian yang dilakukan selama 30 hari. Urutan tampilan hasil dan
pembahasan dari penelitian ini adalah; 1 Skrining fitokimia senyawa bahan alam; 2 Berat ginjal mencit jantan dewasa; 3 Kadar MDA dalam ginjal mencit jantan;
4 Gambaran histopatologis ginjal mencit jantan dewasa; dan 5 Korelasi kadar MDA ginjal dengan gambaran histopatologis ginjal mencit jantan dewasa.
4.1 Skrining Fitokimia Senyawa Bahan Alam
4.1.1 Hasil Skrining Fitokimia Senyawa Bahan Alam. Tabel 6. Hasil Skrining Fitokimia Senyawa Bahan Alam
4.1.2 Pembahasan Skrining Fitokimia Senyawa Bahan Alam . Dari hasil uji skrining fitokimia senyawa bahan alam terhadap ekstrak jahe yang dipakai didapati
senyawa fenolik dan senyawa-senyawa lain. Senyawa fanolik inilah yang dikenali
Universitas Sumatera Utara
mengandung efek antioksidan. Ini sesuai dengan penelitian Kusumaningati RW 2009 fenolik jahe sebagai antioksidan alami, kemampuannya tidak terlepas dari
kadar komponen fenolik total yang terkandung di dalamnya.
4.2. Berat Ginjal Mencit Jantan Dewasa
4.2.1 Hasil Berat Ginjal Mencit Jantan Dewasa . Data pengukuran berat ginjal tiap-tiap mencit jantan dewasa ditunjukkan pada Lampiran 1, Tabel 8. Rata-rata
hasil analisis data berat ginjal mencit jantan Mus musculus L. strain DD Webster yang ditunjukkan pada Gambar 8. Hasil analisis distribusi data dan homogenitas
variansi adalah sebagai berikut; semua data berat ginjal distribusinya normal dan variansi datanya homogen. Hasil ini memenuhi asumsi untuk dapat dilakukan uji
Anova satu arah. Setelah dilakukan uji Anova satu arah taraf 5, ternyata tidak ditemukan perbedaan yang nyata antara masing-masing perlakuan penelitian p0,05;
Lampiran 2. Oleh sebab itu tidak diperlukan uji lanjut untuk melihat perbedaan masing-masing kelompok perlakuan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Grafik Histogram Berat Ginjal Mencit Jantan Dewasa g K = Tween 80 dalam 2 oral selama 30 hari kontrol; P1 = Pb asetat 0,1 mgg
BBoral selama 30 hari; P2 = Ekstrak jahe 0,14 mgg BB oral selama 30 hari ; P3 = Ekstrak jahe 0,28 mgg BB oral selama 30 hari; P4 = Ekstrak jahe 0,14 mgg
BBoral selama 30 hari, 1 jam kemudian diberi Pb asetat 0,1 mgg BB oral selama 30 hari; P5 = Ekstrak jahe 0,28 mgg BBoral selama 30 hari, 1 jam kemudian diberi
Pb asetat 0,1 mgg BBora
l selama 30 hari; ┬ = standar deviasi SD.
4.2.2 Pembahasan Berat Ginjal Mencit Jantan Dewasa. Gambar 8 menunjukkan
tidak adanya pengaruh pemberian Pb dan ekstrak jahe 0,14 dan 0,28 mgg BB mencit jantan yang diberikan secara tunggal atau diikuti dengan pemberian Pb-
asetat 0,1 mgg BB terhadap berat ginjal mencit jantan dewasa p0,05. Hal ini kemungkinan karena tidak adanya kerusakan yang nyata dari sel-sel ginjal setelah
pemberian perlakuan Pb dan ekstrak jahe sehingga tidak berpengaruh terhadap perubahan berat ginjal dari mencit. Penelitian Wahyuni 1999, mendapatkan bahwa,
K K
Universitas Sumatera Utara
pemberian dosis Pb asetat 50 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata baik terhadap berat hepar maupun ginjal mencit.
4.3. Kadar MDA ginjal mencit jantan dewasa