Untuk itu peneliti ingin membuktikan kebenaran pengaruh pemberian ekstrak jahe tehadap kadar MDA ginjal dan gambaran histopatologis tubulus proksimal ginjal
mencit yang diberi Pb asetat PbC
2
H
3
O
2
2.3H
2
O
2
.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang masalah yang tersebut di atas memberikan
dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut ini :
1. Apakah pemberian ekstrak jahe dapat menurunkan kadar MDA ginjal mencit yang diberi Pb asetat?
2. Apakah pemberian ekstrak jahe dapat menghambat kerusakan tubulus proksimal ginjal mencit akibat diberi Pb asetat berdasarkan gambaran
histopatologis?
1.3 Landasan Teori
Pb asetat dapat menginduksi terjadinya oksidasi lipid, terutama pada rantai asam lemak tidak jenuhpolyunsaturated fatty acid PUFA. Lipid yang mengalami
oksidasi ini akan menjalani reaksi lanjutan secara berantai membentuk produk radikal bebas peroksil, radikal bebas PUFA, dan radikal bebas superoksida. Peningkatan
jumlah radikal akan mengakibatkan terjadinya dekomposisi asam lemak tidak jenuh
Universitas Sumatera Utara
menjadi lipid peroksida yang tidak stabil. Peroksida lipid juga dapat terkomposisi oleh senyawa radikal bebas menjadi senyawa MDA .
Produk peroksidasi lipid, yaitu MDA dapat bereaksi dengan Thiobarbituric Acid TBA akan membentuk kromogen berwarna merah. Absorbsinya dapat diukur
dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 534 nm, dan dari absorbansi tersebut dapat ditentukan kadar MDA secara kuantitatif dalam sampel
tertentu, seperti pada jaringan, dan plasma. Peningkatan kadar MDA menunjukkan secara tidak langsung terjadi peningkatan stres oksidasi.
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Pemberian Pb asetat Terhadap Kadar MDA dan Kerusakan Jaringan Ginjal
Beberapa penelitian telah membuktikan jahe memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan jahe diidentifikasi mengandung antioksidan yang dapat menghambat
Pb asetat
Radikal bebas
Stres oksidatif
Peroksida lipid
Kerusakan Jaringan ginjal
MDA
Universitas Sumatera Utara
peroksida lipid dan memiliki aktivitas antioksidan yang relatif tinggi. Sebagai antioksidan, jahe mengandung senyawa fenolik yang dapat digunakan untuk
mencegah atau menghambat autooksidasi lemak yang disebabkan Pb asetat dengan cara mendonasikan radikal hydrogen sehingga radikal bebas peroksida akif menjadi
tidak aktif, dan penurunan jumlah radikal, mengakibatkan terjadinya dekomposisi asam lemak tidak jenuh menjadi lipid peroksida yang stabil, sehingga kerusakan
jaringan juga sedikit. Disamping itu juga peroksida lipid yang terkomposisi oleh senyawa radikal bebas menjadi senyawa MDA juga akan sedikit dihasilkan.
Penelitian ini akan mengungkapkan kemampuan jahe melindungi jaringan ginjal dari kerusakan yang disebabkan toksisitas senyawa logam berat Pb asetat.
Gambar 2. Kerangka Teori Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Terhadap Kadar MDA dan Kerusaka Jaringan Ginjal
Pb asetat
Jahe
Zingiber officinale Rosc.
Radikal bebas
Stres oksidatif
Peroksida lipid
MDA
Kerusakan Jaringan
ginjal
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian