Etika Penggunaan Pelaksanaan Penelitian Pembuatan Bahan-Bahan yang Digunakan untuk Percobaan

3.5. Etika Penggunaan

Penggunaan dan penanganan hewan di laboratorium penelitian dilakukan sesuai dengan aturan etika penelitian hewan penelitian yang diatur dalam Deklarasi Helsinki untuk memperoleh “Ethical clearance” dari komite etik dan komite ilmiah penelitian FMIPA USU Medan Lampiran 22.

3.6. Pelaksanaan Penelitian

3.6.1. Sampling simplisia jahe. Jahe yang digunakan untuk penelitian ini diambil dari pasar Pancurbatu, dipilih yang segar dan bersih. Tanaman jahe ini sudah di identifikasideterminasi di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Depertemen Biologi FMIPA USU Medan Lampiran 23. 3.6.2. Pemeliharaan Hewan Percobaan. Mencit ditempatkan di dalam kandang yang terbuat dari bahan plastik ukuran 30x20x10 cm yang ditutup dengan kawat kasa. Dasar kandang dilapisi dengan sekam padi setebal 0,5-1 cm dan diganti setiap tiga hari. Cahaya ruangan dikontrol persis 12 jam terang pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00 dan 12 jam gelap pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00, sedangkan suhu dan kelembaban ruangan dibiarkan berada pada kisaran alamiah. Pakan pellet B551 dan minum air PAM disuplai setiap hari secara berlebihan.

3.7. Pembuatan Bahan-Bahan yang Digunakan untuk Percobaan

3.7.1. Pembuatan Ekstrak Jahe . 1. Rimpang jahe dicuci, kemudian dirajang dengan ketebalan ± 1 - 2 Universitas Sumatera Utara milimeter, dan dikering-anginkan kemudian diblender halus menjadi serbuk simplisia jahe. 2. Serbuk simplisia dimaserasi dengan etanol 96 destilasi dilakukan selama 3 kali 24 jam pada tempratur kamar. 3. Maserat yang diperoleh diuapkan dengan penguap putar Rotary evaporator pada tempratur 50 C. 4. Pelarut yang masih tersisa diuapkan di atas penangas air water bath untuk mendapatkan ekstrak kental Nursal, 2006. 5. Ekstrak kental tersebut dibuat suspensi dengan menggunakan larutan tween 80 dalam 2 Shanmugam, 2009. Lihat Lampiran 25. 3.7.2 Perhitungan Dosis . 1. Dosis ekstrak jahe yang dipakai pada penelitian dirancang jumlahnya berdasarkan dosis yang diberikan pada tikus yaitu 100 mgkg BBoral dan 200 mgkg BBoral Shanmugam, 2009, dan dosis Pb asetat 100 mgkg BBoral Anggraini DR 2008. 2. Konversi dosis ekstrak jahe dari tikus ke mencit lihat Tabel 3 Laurance dan Bacharach, 1964. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Konversi perhitungan dosis untuk berbagai jenis hewan dan manusia Pada uji klinik ekstrak jahe yang digunakan 100 mgkg BB dan 200 mgkgBB tikus, didapati;  100 mgKg BB  0,1 mgg BB tikus  0,1 mg200 g BB tikus  20 g x 0,14 = 2,8 mg20 g mencit = 0,14 mgg BB mencit  200 mgKg BB  0,2 mgg BB tikus  0,2 mg200 g BB tikus  40 g x 0,14 = 5,6 mg20 g mencit = 0,28 mgg BB mencit Universitas Sumatera Utara Dosis Pb asetat, 100 mgkg BB mencit, maka dosis tiap mencit diberikan adalah 0,1 mgg BB. 3. Interval waktu pemberian ekstrak jahe dan Pb asetat 30 hari dan pencekokan dilakukan setiap hari. 3.7.3. Uji kandungan Kimia Ekstrak Jahe. Uji kandungan pada penelitian ini dengan menggunakan metode fitokimia adalah sebagai berikut : 1. Uji zat fenolik dilakukan dengan cara menambahkan ekstrak jahe dengan FeCl 3 , hasil uji positif mengandung uji positif mengandung zat fenolik jika terbentuk larutan hitam pada sampel. 2. Uji zat flavonoida dilakukan dengan menggunakan Mg-HCl encer yang ditambahkan dengan ekstrak jahe, hasil uji positif mengandung zat flavonoida jika terbentuk larutan berwarna merah jambu pada sampel. 3. Uji zat alkaloida dilakukan dengan menggunakan pereaksi Wagner yang ditambahkan ekstrak jahe, akan menghasilkan endapan coklat pada sampel jika mengandung alkaloida. 4. Uji zat steroida dilakukan dengan menggunakan H 2 SO 4 p dan pereaksi LB Lieberman-Burchad. Ekstrak jahe ditambahkan dengan masing- masing zat. Uji dengan cara menambahkan ekstrak jahe dengan H 2 SO 4 P hasil uji positif jika terbentuk larutan berwarna merah pada ekstrak jahe dengan cara menambahkan ekstrak jahe dengan pereaksi LB Universitas Sumatera Utara Lieberman-Burchad, hasil uji positif jika terbentuk larutan berwarna hijau kebiruan pada sample. 5. Uji zat terpenoida dilakukan dengan menambahkan ekstrak jahe dengan kloroform, kemudian diambil filtratnya, ditambahkan pereaksi salkowsky H 2 SO 4 , hasil positif jika terbentuk larutan merah pada sampel. 6. Uji zat saponin dilakukan dengan cara menambahkan ekstrak jahe dengan akuades, lalu dikocok sampai terbentuk buih. Hasil uji positif jika buih yang dihasilkan setelah didiamkan selama 15 menit tetap ada yang dihasilkan Lampiran C Harborne, 1987 dalam kelana, 2003, hlm : 17.

3.8. Prosedur Pelaksanaan Uji Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Manfaat Pemberian Madu Terhadap Perubahan Kadar Ureum dan Kreatinin serta Makroskopik Ginjal dan Histopatologi Tubulus Proksimal Ginjal Mencit (Mus Musculus L.) Jantan yang Diberi Rhodamin B

1 79 121

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe (Zingiber officinale ROSC.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Testis Dan Gambaran Histopatologi Tubulus Seminiferus Testis Mencit Yang Diberi Plumbum Asetat

3 54 98

Uji Efek Antiinflamasi Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)Dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dalam Sediaan Topikal Pada Mencit Jantan

17 119 74

Pengaruh proteksi Vitamin C Terhadap Kadar Ureum, Kreatinin Dan Gambaran Histopatologis Ginjal Mencit Yang Dipapar Plumbum

3 59 98

Gambaran Maskrokopis Dan Miskrokopis Hati Ginjal Mencit Akibat Pemberian Plumbum Asetat

5 50 83

4 129 GAMBARAN HISTOLOGIS TUBULUS PROKSIMAL GINJAL MENCIT

0 3 31