Toleransi Terhadap Kegiatan Sosial di Masyarakat 1. Kegiatan Adat
4.3.1.2. Toleransi Terhadap Kegiatan Sosial di Masyarakat 4.3.1.2.1. Kegiatan Adat
Toleransi terhadap etnis lain adalah suatu sikap dimana seseorang dapat menerima perbedaan-perbedaan yang dimiliki orang lain, khususnya terhadap
perbedaan-perbedaan etnisitas. Toleransi terhadap etnis lain dalam penelitian dilihat dengan menggunakan beberapa indikator, yakni; tanggapan responden terhadap etnis
lain yang melakukan kegiatan adat di lingkungan mereka, kesediaan responden menghadiri resepsi pernikahan tetangga yang berbeda etnis dan agama, dan kesediaan
responden menghadiri rumah tetangga yang mengalami kemalangan.
Tabel 4.20. Tanggapan Responden Terhadap Etnis Lain yang Melaksanakan Kegiatan Adat di Lingkungan Tempat Tinggal
No Jawaban
Laki-laki Perempuan
Total n
f n
f N
F a
Terganggu 11
9 4
3,3 15
12,3 b
Tidak Terganggu 49
40,2 55
45 104
85,2 c
Tidak jawab 1
0,8 2
1,6 3
2,4 Jumlah
61 50
61 50
122 100
Sumber Data: Data Primer 2010
Dari Tabel 4.20, diketahui bahwa 15 orang responden 12,3, dengan proporsi 11 orang 9 laki-laki dan 4 orang 3,3 perempuan merasa terganggu
dengan etnis lain yang melaksanakan prosesi adat di lingkungan tempat tinggalnya. Sementara itu 104 orang responden 85,2, dengan proporsi 49 orang 49 laki-
laki dan 55 orang 45 perempuan tidak merasa tergangggu. Hanya 3 orang
Universitas Sumatera Utara
responden 2,4 yang tidak menjawab, dengan proporsi 1 orang 0,8 laki-laki dan 2 orang 1,6 perempuan.
Penyajian data pada tabel 4.20 menunjukkan responden komunitas Jawa Muslim, baik laki-laki maupun perempuan tidak merasa terganggu apabila etnis lain
melaksanakan kegiatan adat di lingkungan tempat tinggal mereka. Hal ini berarti toleransi yang dimiliki oleh komunitas Jawa Muslim termasuk tinggi, yang
menandakan bahwa potensi konflik rendah.
Tabel 4.21. Komposisi Responden Berdasarkan Kesediaan MembantuMenghadiri Resepsi Pernikahan Tetangga yang Berbeda Etnis dan Agama
No Jawaban
Laki-laki Perempuan
Total n
f n
f N
F a
Ya 34
27,9 40
32,8 74
60,7 b
Tidak 26
21,3 20
16,4 46
37,7 c
Tidak jawab 1
0,8 1
0,8 2
1,6 Jumlah
61 50
61 50
122 100
Sumber Data: Data Primer 2010
Tabel 4.21 menunjukkan 74 orang responden 60,7, dengan proporsi 34 orang 27,9 laki-laki dan 40 orang 32,8 perempuan mengatakan mereka
bersedia membantu atau menghadiri resepsi pernikahan tetangga yang berbeda etnis dan agama. 46 orang responden 37,7, dengan proporsi 26 orang 21,3 laki-laki
dan 20 orang 16,4 perempuan mengatakan bahwa mereka tidak bersedia menghadiri resepsi. 2 responden lain 1,6 tidak bersedia memberikan jawaban.
Pernikahan adalah sesuatu yang sakral, dimana seorang laki-laki dan perempuan diikat oleh negara, masyarakat, dan agama sebagai seorang suami istri.
Universitas Sumatera Utara
Sebagian besar responden komunitas Jawa Muslim, baik responden laki-laki maupun responden perempuan bersedia menghadiri resepsi pernikahan tetangga mereka yang
berbeda etnis dan agama sebagai bentuk toleransi dan ungkapan turut berbahagia. Hal ini menandakan bahwa potensi konflik termasuk dalam kategori yang rendah.
Tabel 4.22. Komposisi Responden Berdasarkan Berdasarkan Kesediaan Mengunjungi Apabila Tetangga yang Berbeda Etnis dan Agama Mengalami Kemalangan
No Jawaban
Laki-laki Perempuan
Total n
f n
f N
F a
Ya 35
28,7 40
32,8 75
61,5 b
Tidak 25
20,5 20
16,4 45
36,9 c
Tidak jawab 1
0,8 1
0,8 2
1,6 Jumlah
61 50
61 50
122 100
Sumber Data: Data Primer 2010
Dari tabel 4.22, dapat dilihat 75 orang responden 61,5, dengan proporsi 35 orang 28,7 laki-laki dan 40 orang 32,8 perempuan bersedia mengunjungi
tetangga yang tertimpa kemalangan, meskipun tetangga mereka berbeda etnis dan agama. Selanjutnya, 45 orang responden 36,9, dengan proporsi 25 orang 20,5
laki-laki dan 20 orang 16,4 perempuan tidak bersedia mengunjungi tetangga mereka. Responden yang tidak menjawab berjumlah 2 orang 1,6, dengan proporsi
yang sama antara laki-laki dan perempuan sebanyak 1 orang 0,8. Analisis dari data di atas adalah bahwa sebagian besar responden komunitas
Jawa Muslim, baik responden laki-laki maupun perempuan bersedia menghadiri kediaman tetangga mereka yang tertimpa kemalangan, meskipun tetangga mereka
berbeda etnis dan agama. Hal ini dilakukan sebagai bentuk toleransi dan ungkapan
Universitas Sumatera Utara
turut berduka cita kepada tetangga yang tertimpa kemalangan. Toleransi yang tinggi disertai dengan solidaritas yang tumbuh dengan baik dalam lingkungan ketetanggaan
dapat menghapuskan prasangka buruk, dan menjadi pelumas dalam berinteraksi dengan kelompok etnis dan agama yang berbeda.