Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain Pengertian Obligasi

iii ABSTRACT The purpose of this study is to predict bond rating firms through financial ratios. Using purposive sampling, obtained were 107 bond sampled. Data used include the financial year 2007-2010 which were audited and issued the bonds in years 2008-2011. The test statistic used is the Mann-Whitney, Factor Analysis and Logistic Regression Binary. The result of Mann-Whitney is know that the financial ratios of CACL, CAICL, LTDTE, TLTA, TLTE, SFA and NITA can significantly differentiate a company that bonds into investment grade and non-investment grade. By using factor analysis, 8 variables of financial ratios used in this study formed into 2 factors that later will be processed by using logistic regression. Results Logistic regression analysis concluded that two factors are significantly able to predict the bond ratings. Level of prediction accuracy for bonds that enter non-investment grade 56,7 while for incoming investment grade bonds amounted to 94,8. Overall, the level of prediction accuracy is at 84,1. Keywords: Financial ratios, Bond Rating, Factor Analysis. iv KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada dapat menyelesaikan ini dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis ingin mengucapkan terimakasih yang yang sebesar-besarnya kepada kepada: 1. Ayah dan Ibu atas segala kasih sayang, doa, kesabaran dan pengorbanan yang begitu besar dalam setiap langkah hidup penulis. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni. Selaku Pudek Bidang Akademik dan selaku dosen pembimbing I, terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk mengarahkan, membimbing serta memotivasi. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Herni Ali, HT. Selaku pembimbing II, terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk mengarahkan, membimbing serta memotivasi. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Suhendra, S.Ag., MM. Selaku Kepala Jurusan Prodi Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 6. Seganap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas ilmu atas ilmu yang diberikan. Serta seluruh staf akademik, jurusan, kasubag keuangan dan perpustakaan. v 7. Adik-adikku. Maulana Wahyudi, Kiki Rizky dan Diana Sari. Tanpa katapun kalian sudah mampu menyemangati. Syahrul Alul Bassam Yusuf, Si Bocah insomnia, yang suka ngerecokin dan menghibur. Dengan celoteh-celotehnya selalu terhibur, tertawa dan tersemangati. Dan kakakku Sayiful Arifin, walupun nun jauh di negeri orang, tetap terus menyemangati. 8. Para liliput asyiah, olish, aya ajul, celoteh dan wajah kalian membuat semua serasa tanpa beban. Para emak liliput, nenek, kakek dan uwa’. Terima kasih atas perhatian dan nasehat-nasehatnya. 9. Semua teman-teman Manajemen D angkatan 2007. Hmm, 5 semester. Bukan waktu yang sebentar ya. Terima kasih sudah mau menjadi temanku. Sangat berarti melawati waktu-waktu bersama kalian. Begitu jauh dari kata menyesal telah mengenal kalian. Semoga silaturahmi pertemanan kita tetap terus berjalan. 10. Semua teman-teman Manajemen Keuangan B angkatan 2007. Terima kasih atas sudah mau menjadi temaku. Walaupun hanya 2 semester, terasa lama dan penuh kesan. Semoga silaturahmi pertemanan kita tetap terus berjalan. 11. Sahabat-sahabatku. Istianah yang penyang, Rima Indriasari yang penyabar, Liawati yang lemah lembut, Sartika Sari yang religius dan ekspresif dan Safitri Setyo Utami yang humble. Selalu merasa nyaman bersama kalian. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih. Menyadari keterbatasan penulis, maka skripsi ini juga tidak luput dari kesalahan. Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Meskipun demikian, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Jakarta, 13 Juni 2011 Penulis Susana Aprilia vi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

BAB II. TNJAUAN PUSTAKA

A. Pasar Modal B. Obligasi 1. Pengertian Obligasi 2. Karakteristik Obligasi 3. Klasifikasi Obligasi 4. Risiko Investasi Obligasi C. Rating Obligasi 1. Fungsi Rating Obligasi 2. Tujuan dan Manfaat Rating Obligasi D. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan 2. Tujuan Laporan Keuangan 3. Jenis Laporan Keuangan i ii iv vi xiii ix ix 1 10 11 11 13 15 15 17 19 25 29 33 35 37 37 38 40 vii E. Analisis Laporan keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan 2. Tujuan dan Manfaat 3. Bentuk-bentuk dan Teknik F. Analisis Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan 2. Macam-macam Rasio Keuangan G. Penelitian Terdahulu H. Keterkaitan Antar Variabel I. Kerangka Pemikiran J. Hipotesis

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian B. Metode Penentuan Sampel C. Metode Pengumpulan Data D. Metode Analisis Data

E. Operasional Variabel Penelitian

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal B. Sejarah PT PEFINDO C. Deskripsi Variabel Penelitian D. Analisis Data E. Hasil Pengujian Hipotesis F. Interpretasi

BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan B. Implikasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 43 43 43 45 47 47 49 58 64 66 70 71 71 73 74 86 89 92 93 95 99 116 122 123 125 129 viii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Arti Peringkat Obligasi Menurut PT PEFINDO Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel Tabel 3.2 Sampel Penelitian Tabel 3.3 Model Fungsi Regresi Logistik. Tabel 3.4 Kategori Peringkat Obligasi Tabel 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Independen Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tabel 4.4 Hasil Uji Mann-Whitney Tabel 4.5 KMO and Bartlett’s Test Pengujian 1 Tabel 4.6 Anti Image Matrices pengujian 1 Tabel 4.7 KMO and Bartlett’s Test Pengujian 2 Tabel 4.8 Anti Image Matrices pengujian 2 Tabel 4.9 Component Matrix Tabel 4.10 Rotated Component Matrix Tabel 4.11 Pengelompokan Faktor Tabel 4.12 Component Transformation Matrix Tabel 4.13 Model Fit Tabel 4.14 Tabel Klasifikasi Tabel 4.15 Koefisien Regresi 32 62 72 73 85 86 94 96 100 101 102 103 104 105 106 109 111 111 113 114 115 ix DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Keterkaitan Variabel Gambar 2.2 Kerangka Berpikir DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Obligasi Beserta Peringkatnya Lampiran 2 Data Rasio Keuangan Perusahaan yang Dijadikan Sampel Lampiran 3 Output SPSS 64 69 130 131 133 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat menunjang perkembangan ekonomi dan keuangan dalam suatu negara. Oleh karena itu, pasar modal juga merupakan indikator kemajuan perekonomian negara tersebut. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana investor dan pihak yang membutuhkan dana emiten dalam tranksaksi pemindahan dana. Bagi investor, pasar modal dapat memberikan alternatif investasi yang lebih variatif sehingga memberikan peluang untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Bagi emiten, pasar modal dapat memberikan sumber pendanaan lain untuk melakukan kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. Modal yang diperjualbelikan dalam pasar modal terbagi menjadi dua, yaitu Debt Capital modal hutang dan Equity Capital modal ekuitas Linandarini, 2010. Salah satu jenis modal hutang yang diperjual-belikan di pasar modal ialah obligasi. Bursa Efek Indonesia BEI mendefinisikan obligasi sebagai surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk 2 membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Jadi surat obligasi merupakan selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh emiten dapat berupa badan hukumperusahaanpemerintah yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasi maupun ekspansi mereka. Secara umum dapat juga diartikan obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga, dengan nilai nominal nilai paripar value dan waktu jatuh tempo tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN atau pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah Huda Nasustion, 2008:83. Obligasi menarik bagi investor karena obligasi memiliki beberapa kelebihan yang berkaitan dengan keamanan dibandingkan saham, yaitu 1 volatilitas saham lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi sehingga daya tarik saham berkurang, dan 2 obligasi menawarkan tingkat return yang positif dan memberikan income yang tetap. Pada investasi saham, tidak ada jaminan adanya pembagian deviden bagi para shareholder Faeber, 2001 dalam Kesumawati, 2003. Obligasi akan memberikan income yang tetap kepada investor berupa pembayaran bunga pada waktu yang sudah terjadwal dan investor akan mendapatkan pokok utang pada saat jatuh tempo sesuai dengan umur obligasi. Dalam kepemilikan saham, tidak ada 3 jaminan shareholder akan menerima deviden setiap tahun karena pembagian deviden tergantung pada besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan hasil RUPS Purwaningsih, 2008. Terdapat beberapa pilihan utama obligasi, diantaranya Obligasi pemerintah federal Treasure Bonds obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah guna membiayai pembangunan ekonomi, Obligasi perusahaan Corporate Bonds obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi struktur permodalan perusahaan, Obligasi pemerintah daerah Municipal Bonds obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dan Obligasi luar negeri. Masing-masing obligasi memiliki kelebihan dan kekurangannya. Seperti halnya investasi pada saham maupun efek lainnya, obligasi juga memiliki peluang risiko, slah satunya ialah default risk, yaitu peluang dimana emiten akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya gagal bayar atau dengan kata lain risiko tidak terbayarnya bunga dan pokok utang . Menurut Manurung dkk. 2008, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, biasanya mendapatkan peringkat obligasi investment grade level A, dikarenakan pemerintah dianggap akan mampu untuk melunasi kupon dan pokok hutang saat obligasi jatuh tempo. Namun obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan corporate bonds, terdapat default risk, yang bergantung pada kesehatan keuangan perusahaan emiten. Untuk menghindari risiko tersebut, investor 4 harus memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah peringkat obligasi perusahaan emiten. Obligasi harus diperingkatkan terlebih dahulu oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi Rating Agency sebelum ditawarkan. Agen pemeringkat obligasi tersebut adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban atau pinjamannya. Peringkat obligasi merupakan sumber legal insurance bagi investor dalam mengurangi kemungkinan terjadinya default risk dengan cara melakukan investasi hanya pada obligasi yang memiliki peringkat tinggi, seperti peringkat BBB ke atas Foster, 1986: 501 dalam Anna Purwaningsih 2008. Rating merupakan salah satu variabel yang diperhatikan oleh investor ketika memutuskan untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan. Informasi yang terkandung dalam rating akan menunjukkan sejauh mana kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajibannya atas dana yang diinvestasikan oleh investor. Perusahaan yang memiliki rating yang tinggi, biasanya lebih disukai oleh investor dibandingkan dengan perusahaan yang perusahaan yang memiliki rating yang sangat rendah. Oleh sebab itu, agar obligasi suatu perusahaan yang memiliki rating yang cukup rendah dapat dijual di pasar, maka biasaya investor akan 5 menentut suatu premi yang lebih tinggi, sebagai suatu kompensasi atas resiko yang ditanggung oleh investor Manurung dkk, 2008. Peringkat obligasi diberikan oleh agen pemeringkat yang independen, obyektif, dan dapat dipercaya. Investor dapat menilai tingkat keamanan suatu obligasi dan kredibilitas obligasi berdasar informasi yang diperoleh dari agen pemeringkat. Agen pemeringkat yang terbesar dan terkenal di dunia adalah Moody‟s dan Standard Poor‟s. Sedangkan di Indonesia terdapat agen pemeringkat sekuritas hutang yaitu PT. PEFINDO Pemeringkat Efek Indonesia. Pemeringkatan rating tersebut dilakukan untuk memperkirakan kemampuan dari penerbit obligasi untuk membayar bunga dan pokok utang berdasarkan analisis keuangan dan kemampuan membayar kredit. Semakin tinggi tingkat rating, maka hal tersebut menunjukkan tingginya kemampuan penerbit obligasi untuk membayar utangnya Manurung dkk, 2008. Banyak faktor yang mempengaruhi agen pemeringkat dalam melakukan pemeringkatan obligasi, salah satunya adalah dengan rasio keuangan. Namun, beberapa literatur menyatakan pemeringkatan obligasi yang dilakukan oleh agen pemeringkatan obligasi yang dilakukan oleh agen pemeringkat tidak selalu akurat. Menurut Chan dan Jegadeesh 1999 dalam Sari 2004: 3 dalam Amrullah 2008, salah satu alasan mengapa pemeringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat tersebut bias karena agen Moody‟s dan SP‟s tidak melakukan monitor terhadap kinerja perusahaan dari hari ke hari. Sedangkan menurut Kerwer 1999 6 dalam Sari 2003: 3 dalam Amrullah, setelah proses penetapan peringkat yang dilakukan oleh agen dan ternyata hasilnya tersebut tidak disetujui oleh pihak eksekutif perusahaan, maka pihak eksekutif perusahaan tersebut menyediakan informasi tambahan untuk dapat meminta agen agar merevisi kembali keputusan pemeringkatan semula. Beberapa pernyataan tersebut di atas memunculkan pertanyaan apakah pemeringkatan obligasi yang dilakukan oleh agen pemeringkatan obligasi di Indonesia sudah tepat dan akurat. Menurut Bringham dan Davies 2002 dalam Purnomo 2003: 2 dalam Amrullah, 2007 agen pemeringkat dalam menentukan pemeringkat suatu obligasi dipengaruhi oleh beberapa kriteria diantaranya berbagai rasio keuangan, mortgage provision, sinkin fund, maturity. Agen pemeringkatan tidak menyebutkan lebih lanjut bagaimana laporan keuangan dapat digunakan dalam menentukan peringkat obligasi. Hal ini yang memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pemeringkatan obligasi dan sukuk dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang didasarkan pada laporan keuangan perusahaan, dengan anggapan bahwa laporan keuangan perusahaan lebih menggambarkan kondisi perusahaan. Analisis laporan keuangan yang berupa analisa rasio keuangan dan perhitungan statistik dapat dipergunakan untuk mendeteksi under or overvalued suatu sekuritas Kaplan dan Urwitz, 1979 dalam Purnomo 2003: 3 dalam Amrullah, 2007. 7 Terdapat beberapa penelitian mengenai kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi peringkat obligasi. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Sari 2004, Aryanindita 2005, hasilnya menunjukkan signifikan menggunakan MDA dengan tingkat ketepatan sebesar 80. Amrullah 2007, hasil penelitian dengan menggunakan uji Independent Sample t Test menunjukan dari kelima rasio keuangan, kelima rasio keuangan tersebut berbeda secara signifikan antara perusahaan yang peringkatnya masuk invesment grade dan non-invesment grade. MDA Multiple Diskriminan Analysis secara statistik menunjukan bukti bahwa rasio keuangan yang diajukan yaitu: leverage dengan proxy Long Term Liabilities Total Asset, likuiditas Current Asset Current Liabilities, solvabilitas Cash Flow from Operating Total Liabilities, profitailitas Operating Income Sales, dan produktivitas Sales Total Asset. Dari kelima rasio keuangan tersebut 4 diantaranya, yaitu leverage, solvabilitas, profitailitas, dan produktivitas mempunyai kemampuan dalam membentuk model prediksi peringkat obligasi. Model prediksi yang terbentuk mempunyai tingkat ketepatan mencapai 96,2 dalam memprediksi peringkat obligasi. Purwaningsih 2008 menganalisis sebanyak 9 rasio keuangan dalam memprediksi peringakat obligasi dengan menggunakan analisis faktor dan regresi backward. Analisis faktor digunakan untuk mencari rasio terbaik untuk memprediksi peringkat obligasi. Sedangkan regresi backward untuk mengetahui rasio keuangan apa saja yang dapat 8 digunakan untuk memprediksi peringakat obligasi. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa rasio CACL merupakan rasio keuangan terbaik untuk memprediksi peringkat obligasi. Sedangkan rasio yang dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi ialah rasio LTLTA, NWTA, CFOTL dan SFA. Rodoni et al. 2009 menguji sebanyak 18 rasio keuangan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya obligasi default. Penelitiannya menyimpulkan bahwa berdasarkan hasiluji beda Independent Sample T- test dan Mann-Whitney, hanya 7 rasio saja yang dapat membedakan secara signifikan antara obligasi yang default dan yang non-default. Daya ketepatan prediksi klasifikasi secara keseluruhan sebesar 88,5. Dari uraian di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian yang sama, yaitu mengenai kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi peringkat obligasi. Beberapa rasio yang umum digunakan dalam penelitian ialah rasio leverage, likuiditas, aktivitas dan profitabilitas. Likuiditas menunjukkan sejauh mana kemempuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Burton et al 2000 dalam Magreta Nurmayanti 2009 menyatakan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara keuangan akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Penelitian Raharja dan Sari 2008 menyatakan bahwa rasio CACL dan CAICL secara signifikan dapat membedakan antara perusahaan yang obligasinya masuk invetment grade dengan yang non-investment grade. 9 Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasi terhadap modal sendiri baik itu ekuitas maupun aktiva. Semakin rendah leverage perusahaan semakin baik peringkat perusahaan tersebut Burton, Adam Hardwick, 1998 dalam Raharja Sari 2008. Kasmir dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan 2009 leverage dapat diukur dengan rasio LTDTE, TLTA, TLTE. Rasio aktivitas merupakan rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Harahap, 2007:308. Rasio aktivitas dalam penelitian ini diproxykan dengan rasio STA dan SFA. Penelitian Raharja Sari 2008 dan Rodoni et al 2009 kedua rasio tersebut dapat membedakan secara signifikan antara perusahaan yang termasuk dalam investment grade dan non-investment grade. Selain itu, hasil kedua penelitian tersebut juga menyatakan bahwa rasio STA secara signifikan mampu untuk memprediksi peringkat obligasi. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Apabila laba perusahaan tinggi, maka akan memberikan peringkat yang naik pula Magreta dan Nurmayati 2009. Menurut penalitian Meythi 2005 dalam Purwaningsih 2008, rasio ROA atau NIAT merupakan rasio terbaik untuk untuk menjelaskan pertumbuhan laba. Penelitian ini hendak mereplikasi penelitian Purwaningsih 2008, namun terdapat beberapa perbedaan dari penelitian tersebut. Pertama, 10 sampel dalam penelitian Purwaningsih hanya pada obligasi perusahaan manufaktur, sedangkan penelitian ini menggunakan sample obligasi perusahaan yang listed di BEI kecuali perusahaan sektor keuangan bank, finance atau asuransi. Kedua, penelitian Purwaningsih menggunakan analisis faktor dan regresi backward, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor dan regresi logistik binary. Selain itu, penelitian ini juga mencoba mengembangkan penelitian Purwaningsih dengan menambahkan uji beda untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rasio keuangan antara perusahaan yang obligasinya masuk investment grade dengan yang masuk non-investment grade. Dengan demikian judul dalam penelitian ini adalah “Analisis Faktor Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dipaparkan diatas, dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan berupa rasio keuangan CACL, CAICL, CCL, LTDTE, TLTA, TLTE, SFA dan NITA antara perusahaan yang obligasinya masuk investment grade AAA, AA, A, dan BBB dengan perusahaan yang obligasi masuk non-investmen grade BB, B, CCC, dan D. 11 2. Apakah variabel rasio CACL, CAICL, CCL, LTDTE, TLTA, TLTE, SFA dan NITA mampu membentuk faktor yang dapat memprediksi peringkat obligasi.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskin di atas, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan rasio CACL, CAICL, CCL, LTDTE, TLTA, TLTE, SFA dan NITA perusahaan yang obligasinya masuk investmen grade dan yang masuk non- investment grade. 2. Untuk menganalisis apakah rasio CACL, CAICL, CCL, LTDTE, TLTA, TLTE, SFA dan NITA mampu membentuk faktor yang dapat memprediksi peringkat obligasi.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini diantaranya: a. Bagi Peneliti Akademisi Diharapkan penelitian dapat menjadi referansi dan memberikan landasan pijak untuk penelitian selanjutnya. b. Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai faktor-faktor keuangan khususnya rasio keuangan yang 12 berpotensi mempengaruhi peringkat obligasi yang dijualnya di pasar modal. c. Bagi Investor dan calon investor Hasil analisis ini dapat menjadi masukan untuk pengambil keputusan dalam melakukan investasi di obligasi sehubungan dengan peringkat dari obligasi itu sendiri dalam rangka menghindari default risk. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasar Modal

Pasar modal adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.dalam arti sempit pasar modal adalah sutu tempat yang terorganisir di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisisr yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Astuti, 2004:48 Pasar modal dalam arti luas adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan serta surat-surat berjangka panjang dan pendek Sjahria..l, 2006:15. Pasar modal capital market merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Darmadji Hendi, 2001:1. Pasar modal capital market adalah lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai kegiatan berupa penawaran dan perdagangan efek. Selain itu, pasar modal juga memberikan lembaga profesi yang berkaitan dengan transaksi jual beli efek dan perusahaan publik yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian, pasar modal dikenal sebagai tempat 13 14 bertemunya penjual dan pembeli modaldana Arthesa Handiman, 2006:215. Pasar modal berbeda dengan pasar uang, di mana perbedaannya terletak pada jangka waktu atau jatuh tempo produknya. Pasar uang dikenal sebagai pasar yang menyediakan sarana peminjaman dana dalam jangka pendek jatuh tempo kurang atau sama dengan satu tahun, sedangkan pasar modal mempunyai jangka waktu panjang atau lebih dari satu tahun Arthesa Handiman, 2006:215. Pasar modal adalah pasar dalam artian abstrak yang mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang. Dengan demikian di satu pihak merupakan salah satu alternatif sumber pembelanjaan bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang atau jangka menengah, di pihak lain pasar modal sebagai alternatif investasi smasyarakat individu maupun lembaga yang mempunyai kelebihan dana. Melalui mekanisme kegiatan pasar modal dapat diharapkan dana yang ada di masyarakat dapat disalurkan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif yang dilaksanakan oleh dunia usaha. Siamat, 2001:249.  Lembaga Penunjang Pasar Modal Lembaga penunjang pasar modal dapat dipisahkan antara lembaga yang menyediakan jasanya pada pasar perdana Primary 15 Market dan lembaga penunjang yang memberikan jasanya kepada pasar sekunder Secondary Market. Astuti, 2004:48. Pasar perdana atau pasar primer adalah penawaran langsung sekuritas dari emiten atau peminta dana kepada pemodal atau penyedia dana tanpa melalui bursa efek. Harga efek yang ditawarkan ke pasar perdana disebut harga perdana. Masa penawaran efek pada pasar perdana ini ada jangka waktunya. Setelah selesai masa waktu penawaran, maka efek tersebut dicatatkan di bursa efek. Begitu efek tersebut sudah dicatatkan di bursa efek maka efek tersebut secara terus menerus diperdagangkan di bursa efek. Transaksi jual beli efek di bursa efek ini disebut pasar sekunder atau secondari market dan harga jualnya ditentukan oleh kekuatan demand and supply masing-masing efek yang ada di pasar sekunder. Dengan demikian, pasar modal ialah suatu tempat atau sistem di mana orang dapat membeli maupun menjual efek sekuritas baik itu dalam bentuk utang maupun modal saham. Dan juga tempat dimana kebutuhan perusahaan akan dana dapat terpenuhi.

B. Obligasi

1. Pengertian Obligasi

Bursa Efek Indonesia 2010 mengartikan obligasi sebagai surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar 16 imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Jadi surat obligasi merupakan selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman investor dengan yang di beri pinjaman issuer atau pihak yang disebut emiten. Jadi surat obligasi merupakan selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat oblogasi Karim Amrullah, 2007. Bond atau obligasi adalah suatu kontrak jangka panjang, dimana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman, pada tanggal tertentu, kepada pemegang obligasi Rodoni Ali, 2010. Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh emiten 9dapat berupa badan hukumperusahaanpemerintah yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasi maupun ekspansi mereka.secara umum dapat juga diartikan obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga, dengan nilai nominal nilai paripar value dan waktu jatuh tempo tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN atau pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu jenis obligasi yang 17 diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupan coupon bond dengan tingkat bunga tetap fixed selama masa berlaku obligasi Huda Nasution, 2008:83. Empat ketentuan yang menjadi daya tarik obligasi, PT BEJ, 1996 dalam Nurkhasanah 2003: 9: a. Emiten membayar bunga dalam jumlah tertentu yang dibayar secara reguler b. Emiten akan membayar kembali pinjaman tersebut dengan tepat waktu. c. Obligasi mempunyai jatuh tempo yang telah ditentukan ketika obligasi habis masanya dan pinjaman harus dibayar penuh pada nilai normal. d. Tingkat bunga kompetitif, dapat dibandingkan dengan keuntungan yang didapat investor dari tempat lain.

2. Karakteristik Obligasi

Rahardjo 2004:8 Adapun karakteristik umum yang tercantum pada sebuah obligasi hampir mirip dengan karakteristik pinjaman utang pada umumnya yaitu meliputi: a. Nilai Penerbitan Obligasi jumalh pinjaman dana Dalam penerbitan obligasi pihak emiten akan dengan jelas menyatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui penjualan obligasi. Istilah yang ada yaitu dikenal dengan “jumlah emisi obligasi”. Apabila perusahaan membutuhkan dana Rp 400 18 Milyar maka dengan jumlah yang sama akan diterbitkan obligasi senilai dana tersebut. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan kemampuan aliran kas perusahaan serta kinerja bisnisnya. b. Jangka Waktu Obligasi Setiap obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo maturity. Masa jatuh tempo obligasi kebanyakan berjangka waktu 5 tahun. Untuk obligasi pemerintah bisa berjangka waktu lebih dari 5 tahun sampai 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor karena dianggap risikonya semakin kecil. Pada saat jatuh tempo pihak penerbit obligasi berkewajiban melunasi pembayaran pokok obligasi tersebut. c. Tingkat Suku Bunga Untuk menarik investor membeli obligasi tersebut maka diberikan intensif berbentuk tingkat suku bunga yang menarik misalnya 17, 18 per tahunnya. Penentuan tingkat suku bunga biasanya ditentukan dengan membandingkan tingkat suku bunga perbankan pada umumnya. Istilah tingkat suku bunga obligasi biasanya dikenal dengan nama kupon obligasi. Jenis kupon bisa berbentuk fixed rate dan variable rate untuk alternatif pilihan bagi investor. Ukuran terhadap tingkat suku bunga sangat dipengaruhi oleh tingkat risikonya. Obligasi dengan tingkat risiko yang lebih 19 tinggi, tentunya akan menawarkan tentunya akan menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang memiliki risiko yang lebih rendah. Hal ini biasanya dapat dianalisis berdasarkan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan independen yang di Indonesia dikenal dengan nama PEFINDO Huda Nasution, 2008:39. d. Jadwal Pembayaran Suku Bunga Kegiatan pembayaran kuponntingkat suku bunga obligasi dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan sebellumnya, bisa dilakukan triwulanan, atau semesteran. Ketepatan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi penerbit obligasi. e. Jaminan Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Di dalam penerbitan obligasi sendiri kewajiban penyediaan tidak harus mutlak. Apabila memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan ataupun tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alternatif yang menarik investor.

3. Klasifikasi Obligasi

Berdasarkan penerbitnya , obligasi diklasifikasi menjadi empat jenis utama. Menurut Rodoni Ali, 2010: 20 a. Obligasi pemerintah federal Treasure Bonds Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah federal. Dimana obligasi ini tidak memiliki risiko gagal bayar. Tetapi, harga obligasi pemerintah mengalami penurunan jika tingkat suku bunga menungkat, sehingga dapat dikatakan obligasi ini tidak benar-benar bebasa dari segala risiko. b. Obligasi perusahaan Corporate Bonds Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, tidak seperti obligasi pemerintah, obligasi perusahaan memiliki risiko gagal bayar. Risiko gagal bayar disebut sebagai risiko kredit. Semakin tinggi risiko gagal bayar atau kredit suatu obligasi semakin tinggi pula tingkat bunga yang harus dibayar oleh perusahaan yang menerbitkannya. c. Obligasi pemerintah daerah Municipal Bonds Obligasi yang diterbitkan olehpemerintah negara bagian atau pemerintah lokal. Obligasi ini memiliki risiko gagal bayar. Tetapi obligasi ini menawarkan satu keunggulan utama dibandingkan dengan jenis-jenis obligasi lainnya, yaitu bahwa bunga yang diperoleh atas kebanyaka obligasi pemerintah daerah bersifat bebas pajak. d. Obligasi luar negeri Foreign Bonds Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah luar negeri atau perusahaan asing dan memiliki risiko gagal bayar. Risiko