Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN
77 dan variabel tergantung. Dengan demikian, analisis faktor termasuk
dalam analisis interdependence technique Suliyanto, 2005:114 . Tujuan analisis faktor, Singgih Santoso 2010:58 pada
dasarnya tujuan analisis faktor adalah: a. Data summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan
antar variabel dengan menggunakan uji korelasi. Jika korelasi dilak
ukan antar variabel dalam pengertian SPSS adalah „kolom‟, analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis. Namun, jika
korelasi dilakukan antar responden atau sampel dalam pengertian SPSS adalah „baris‟, analisis disebut Q Factor Analysis, yang
juga populer disebut CLUSTER ANALYSIS. b. Data reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan
proses membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu.
Dalam analisis faktor juga dihasilkan factor score. Factor score tersebut dapat digunakan untuk kegunaan analisis lanjutan.
Santoso 2010:58 SPSS membuat satu atau beberapa factor score sebagai hasil analisis faktor, di mana variabel factor score tersebut
bisa digunakan untuk analisis lanjutan, seperti t test, ANOVA dan sebagainya.
Prosedur analisis faktor, widarjono 2010:240 prosedur analisis faktor meliputi langkah-langkah menghitung korelasi antara
indikator yang diobservasi, ekstraksi faktor dan rotasi faktor.
78 a. Menghitung Korelasi Indikator
Metode yang pertama adalah memeriksa korelasi matriks. Tingginya korelasi antara indikator mengindikasikan bahwa
indikator-indikator tersebut dapat dikelompokkan ke dalam sebuah indikator yang homogen sehingga setiap indikator mampu
mampu membentuk faktor umum atau faktor konstruk. Metode kedua memeriksa korelsi parsial yaitu mencari korelasi satu
indikator dengan indikator lain Widarjono, 2010:241. Korelasi parsial ini disebut dengan negative anti-image correlation. Dalam
tahap ini juga ditentukan indikator mana saja yang layak untuk dianalisis lebih lanjut. Untuk menguji apakah suatu suatu variabel
layak untuk dianalisis lebih lanjut dapat menggunakan metode Kaiser-Meyer Olkin KMO.
Singgih Santoso 2010:66 Alat uji KMO and Barlett’s test
of sphericity dan Anti-Image digunakan untuk uji awal apakah data yang ada dapat di‟urai‟ menjadi sejumlah faktor.
Hipotesis untuk signifikansi adalah: Ho = sampel variabel belum memadai untuk dianalisis lebih
lanjut. Hi = sampel variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih
lanjut.
79 Kriteria dengan melihat probabililitas signifikan:
- Angka Sig. 0,05 maka Ho diterima - Angka Sig. 0,05 maka Hi ditolak
Angka MSA Measure of Smpling Adequacy berkisar 0 sampai 1, dengan kriteria:
- MSA = 1, variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.
- MSA 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.
- MSA 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
b. Ekstraksi Faktor Langkah kedua di dalam analisis faktor adalah ektraksi
faktor extraction. Ekstraksi faktor adalah suatu metode yang digunakan untuk mereduksi data dari beberapa indikator untuk
menghasilkan faktor lebih sedikit yang mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi.
Menurut Darmawan Wibisono 2008:245 dalam penelitian Savitri 2010 Untuk mengekstraksi faktor dikenal dua metode
rotasi, yaitu: a Orthogonal factors: ekstraksi faktor dengan cara merotasikan
sumbu faktor yang kedudukannya saling tegak lurus satu sama lainnya. Dengan melakukan rotasi ini maka setiap
80 faktor bersifat independen terhadap faktor lain karena
sumbunya saling tegak lurus. Orthogonal factors solution digunakan bila analisis bertujuan untuk mereduksi jumlah
variabel tanpa mempertimbangkan seberapa berartinya faktor yang diekstraksi.
b Oblique factors: ekstraksi faktor dilakukan dengan merotasikan sumbu faktor yang kedudukannya saling
membentuk sudut dengan besar sudut tertentu. Dengan rotasi ini maka korelasi antar setiap faktor masih diperhitungkan
karena sumbu faktor tidak saling tegak lurus satu dengan lainnya.
Oblique factor
solution digunakan
untuk memperoleh jumlah faktor yang ssecara teoritis cukup
berarti. Ekstraksi faktor digunakan untuk menentukan jenis-jenis
faktor yang akan dipakai. Estimasi faktor dapat menggunakan metode Principal Component Analysis selain itu terdapat metode
common factor analysis Savitri, 2010. Analisis komponen utama principal components Analysis merupakan metode paling
sederhana di dalam melakukan rotasi faktor. Metode ini membentuk kombinasi linier dari indikator yang diobservasi.
Komponen utama yang pertama adalah kombinasi yang menjelaskan varian paling besar dari sampel. Selanjutnya,
komponnen utama yang kedua adalah menjelaskan jumlah varian
81 yang paling besar kedua dan tidak berhubungan dengan
komponen utama yang pertama. Komponen utama berikutnya menjelaskan porsi yang lebih kesil dari varian sampel total dan
tidak berhubungan dengan yang lainnya Widarjono, 2010:243. c. Rotasi Faktor
Rotasi faktor ini diperlukan jika metode ekstraksi faktor belum menghasilkan komponen faktor utama yang jelas. Tujuan
dari rotasi faktor ini agar dapat memperoleh struktur faktor yang lebih sederhana agar mudah diinterpretasikan. Ada beberapa
metode rotasi faktor yang bisa digunakan, yaitu: Varimax Method, metode rotasi orthogonal untuk
meminimalisisi jumlah indikator yang mempunyai factor loading tinggi pada tiap faktor.
Quartimax Method, metode rotasi untuk meminimalisasi jumlah faktor yang digunakan untuk menjelaskan indikator.
Equamax Method, metode gabungan antara varimax method yang meminimalkan indikator dan quartimax method yang
meminimalkan faktor. Selain ketiga langkah tersebut, masih terdapat langkah lain
yang dapat dilakukan, yaitu membuat factor score. d. Membuat Factor Scores
Factor Scores pada dasarnya adalah upaya untuk membuat satu atau beberapa variabel yang lebih sedikit dan berfungsi
82 menggantikan variabel asli yang sudah ada. Pembuatan akan
berguna jika akan dilakukan analisis lanjutan, seperti analisis regresi atau analisis diskriminan Santoso, 2010:105.
4 Regresi Logistik
Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen X1, X1,...Xk terhadap variabel
dependen y yang berupa variabel kategoriknbinominal, multinominal atau ordinal atau juga untuk memprediksi nilai suatu variabel
dependen y yang berupa variabel kategorik berdasarkan nilai variabel-variabel independen X1, X2,....Xk.
Stanislaus 2006:225 SPSS menyediakan tiga prosedur regresi logistik yaitu:
a Regresi Logistik Biner binary logistic regression, adalah
regresi logistik dimana variabel dependennya berupa variabel dikotomi atau variabel biner. Contoh variabel dikotomi atau
variabel biner adalah: sukses-gagal, ya-tidak, benar-salah, hudup-mati, hadir-bolos, pria-perempuan dan seterusnya.
b Regresi Logistik Multinominal miltinominal logistic
regression, adalah
regresi logistik
dimana variabel
dependennya berupa variabel kategorik yang terdiri lebih dari dua nilai seperti: merah, biru, kuning, hitam atau Islam,
Kristen, Hindu, Budha, dan seterusnya.
83
c Regresi Logistik Ordinal ordinal logistic regression, adalah
regresi logistik di mana variabel dependennya berupa variabel dengan skala ordinal seperti: sangat setuju, setuju, netral, tak
setuju, sangat tidak setuju atau halus, sedang, kasar. Penelitian ini menggunakan menggunakan regresi logistik biner
karena variabel dependennya yaitu peringkat obligasi berupa variabel dikotomi yang terbagi menjadi kategori investment grade dan non-
investmnet grade. Ghazali 2009 menyatakan bahwa analisis ini tidak
memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebasnya. Tahapan dalam melakukan analisis regresi logistik:
a. Menilai Model Fit -2 Log likehood
Menilai angka -2 log likelihood pada awal blok number = 0 dan angka -2 log likelihood pada blok number = 1,
jika terjadi penurunan angka -2 log likelihood maka menunjukkan model regresi yang baik. Log likelihood pada
regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of squared
error ” pada model regresi, sehingga penurunan log likelihood
menunjukkan model regresi yang baik. Nagel Karke R²
Nagel Karke R Square pada tabel Model Summary merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan
Snell’s R Square
84 agar nilai maksimumnya bisa mencapai satu dan mempunyai
kisaran nilai antara 0 sampai 1, sama seperti koefisien determinasi R
2
pad regresi linear berganda. Nilai Nagel Karke R Square umumnya lebih besar dari nilai Cox dan
Snell’s R Square tapi cenderung lebih kecil dibandingkan dengan nilai
determinasi R
2
pada regresi linear berganda. Hosmer dan Lemeshow
Model fit dapat juga diuji dengan Hosmer and Lemeshow‟s Goodness of Fit dengan hipotesis:
Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi-
square pada bagian bawah uji Hosmer dan Lemeshow.
- Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak - Jika Probabilitas 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
b. Menilai Ketepatan Prediksi Salah satu cara untuk menilai ketepatan prediksi adalah
dengan melihat tabel tabel Calssification 2 x 2 yang menghitung nilai estimasi yang benar correct dan salah
incorrect. Classification table, menunjukkan tabel 2x2 dengan kolom berupa predict values dari variabel dependen dan baris
berupa nilai data aktual yang diamati Stanislaus, 2006:234.
85 c. Menguji Koefisien Regresi
Uji Wald pad tabel Variables In The Equation digunakan untuk menguji apakah masing-masing koefisien regresi logistik
signifikan Stanislaus, 2006:235. Singgih Santoso 2010:213, hipotesis dan pengambilan
keputusan:
Hipotesis
Ho = Koefisien regresi tidak signifikan Ha = Koefisien regresi signifikan
Pengambilan Keputusan
Berdasarkan probabilitas. o
Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima o
Jika probabilitas 0,05 maka Ho ditolak
Raharja Sari 2008 adapun model prediksi yang dibentuk dari regresi logistik disajikan pada tabel 3.3 berikut
ini.
Tabel 3.3 Model Fungsi Regresi Logistik
Model Persamaan Regresi Logistik: Y= α0 +β1X1+β2X2+β3X3+…+βnXn+ε
Notasi: Y
= 0 jika non investmen grade; 1 jika investment grade α0
= Konstanta ε
βn = Error Term
= Koefisien regresi 1,2,3,n X1,X2,X3,...Xn
= Rasio-rasio keuangan
86