89
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. BEI,2011. Dalam perjalanannya, pasar modal Indonesia mengalami pasang
surut. Bahkan pemerintah indonesia sempat membekukan kegiatan pasar modal, karena perang dunia I dan II, kebijakan nasionalisasi Pemerintah
Indonesia pada tahun 1956.pasar modal baru dibuka kembali pada tahun 1977 setelah pencanangan orde pembangunan. Seiring dengan kian
gencarnya pemerintah melakukan pembangunan, keberadaan pasar modal kian dirasakan sebagai suatu kebutuhan. Pertumbuhan yang diperkirakan
akan terus meningkat dianggap sebagai momentum yang tepat untuk mengaktifkan kembali pasar modal. dengan mengaktifkan kembali pasar
modal diharapkan mampu menggerakkan potensi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan sekaligus menciptakan pemerataan
pendapatan dan demokratisasi ekonomi. Pasar modal mencapai perkembangan puncaknya pada tahun awal 1990-an, tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi membuka peluang bagi perusahaan untuk 89
90 mendapatkan dana selain melalui kredit perbankan Nasarudin et al,
2008:2. Bursa
Efek Indonesia
BEI terus
berkembang seiring
bertambahnya usia, dan keadaan pun semakin menunjukkan bahwa efek saham semakin banyak peminatnya, dilihat dari kapitalisasinya yang terus
bertambah dari tahun-tahun sebelumnya. Investasi di pasar modal diharapkan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem
perbankan. Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang obligasi ataupun surat tanda kepemilikan
saham. Dengan menjual saham kepada publik, perusahaan dapat memperoleh dana dari pasar modal, adapun tujuan penggunaan dananya
yaitu untuk: ekspansi, memperbaiki struktur permodalan, pengalihan pemegang saham divestasi dan lain-lainnya. Investasi di pasar modal
memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal,
maka para pemodal mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan selain alternatif investasi pada real assets seperti
properti dan emas. Di samping itu, investasi pada sekuritassaham mempunyai daya tarik lain yaitu pada likuiditasnya. Sehubungan dengan
itu maka pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi dana yang efisien. Hanya kesempatan-kesempatan investasi yang menjanjikan keuntungan
yang tertinggi sesuai dengan risikonya yang mungkin memperoleh dana.wordpress.com.
91 Dalam rangka pengembangan pasar, Bursa Efek Indonesia BEI
melakukan pendekatan langsung kepada calon pelaku pasar melalui beberapa jalur. Salah satunya adalah dengan pendirian Pusat Informasi
Pasar Modal PIPM di daerah-daerah yang potensial. Pada awalnya pendirian PIPM dimaksudkan sebagai perintis
pembuka jalan bagi Anggota Bursa untuk beroperasi di suatu daerah yang potensial. PIPM dapat pula didirikan pada kota-kota yang telah terdapat
perusahaan sekuritas, namun dipandang masih memiliki potensi besar untuk lebih dikembangkan lagi. Kegiatan-kegiatan di PIPM meliputi
berbagai usaha untuk meningkatkan jumlah pemodal lokal dan perusahaan tercatat dari daerah dimana PIPM berada dan sekitarnya. Jangkauan
kegiatan sosialisasi dan edukasi PIPM tidak hanya di kota tempat PIPM berada, namun juga di daerah-daerah sekitarnya.
Pendirian PIPM di suatu daerah sifatnya tidak permanen karena jika perkembangan pasar modal di daerah tersebut sudah baik maka Bursa
Efek Indonesia akan merelokasi PIPM tersebut ke daerah potensial yang baru. PIPM yang pernah direlokasi adalah PIPM Denpasar, PIPM Medan,
PIPM Semarang dan PIPM Palembang. Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 13 PIPM yaitu di
Balikpapan, Makassar, Manado, Pekalongan, Pekanbaru, Padang, Jember, Pontianak, Yogyakarta, Cirebon, Lampung, Surabaya, dan Banjarmasin.
Blog Komunitas Pasar Modal Gunadarma.
92
B. Sejarah dan Perkembangan PT PEFINDO
PT PEFINDO didirikan pada 1993 melalui usulan dari BAPEPAM, Bank Indonesia dan pada 1994 mendapatkan lisensi No.39PM-PI1994
dari BAPEPAM sebagai institusiresmi di bidang pemeringkatan efek Indonesia. Pemegang sahamnya terdiri dari 104 lembaga keuangan,
sekuritas, asuransi dan dana pensiun. Pefindo mempunyai afiliasi dengan lembaga pemeringkat internasional, yaitu SP Standard Poor serta
aktif dalam kegiatan ASEAN Forum of Credit Rating Agencies AFCRA untuk meningkatkan jaringan dan kualitas produk pemeringkatan.
Rahardjo, 2004:104 PT PEFINDO menawarkan pelayanan pemeringkatan pada seluruh
efek utang baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang yang dikeluarkan suatu perusahaan bank dan perusahaan non bank., perusahaan
asuransi dan proyek pembayaran. Fungsi utama PT PEFINDO adalah memberikan rating yang obyektif, independen dan dapat dipercaya
terhadap risiko kredit credit risk sekuritas utang debt securities secara publik. Badan ini juga menghasilkan dan mempublikasikan informasi
kredit berkaitan dengan pasar modal pinjaman. Publikasi ini meliputi opini kredit terhadap emiten obligasi dan sektor-sektor yang berkaitan.
Menurut Nurfauziah Adistin Fatma Setyarini 2004 dalam Trisnawati 2010 menyatakan bahwa PT PEFINDO memiliki persyaratan
umum dalam pemeringkatan obligasi. Beberapa persyaratan umum peringkat obligasi PT PEFINDO diantaranya:
93 1. Secara umum, perusahaan beroperasi lebih dari 5 tahun, meskipun
PT PEFINDO juga memberikan peringkat kinerja terhadap peusahaan yang beroperasi kurang dari 5 tahun.
2. Laporan keuangan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di BAPEPAM dengan pendapat wajar tanpa syarat atau unqualified
opinion. 3. Laporan keuangan yang telah diaudit terakhir tidak melampaui 180
hari dari tanggal penutupan pelaporan keuangan. Jika melebihi batas, maka harus disertai dengan pernyataan direktur, komisaris dan
akuntan publik bahwa laporan terseut benar-benar merefleksikan kondisi keuangan perusahaan.
4. Memberi informasi dasar dan data pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh PT PEFINDO untuk melengkapi penetapan rating.
5. Membayar atas biaya rating
C. Deskripsi Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling yang mensyaratkan kriteria-kriterian tertentu, berapa
diantaranya ialah obligasi yang terbit dan masih beredar dari tahun 2007 hingga 2010, memiliki laporan keuangan per 1 Januari 2007 hingga 31
Desember 2010 dan menyediakan data-data lain yang diperlukan dalam penelitian ini.
94 Dari beberapa kriteria tersebut, didapat sebanyak 107 sample
obligasi yang dapat digunakan. Daftar obligasi tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian
Emiten Obligasi
Banyaknya Sampel
Tgl. Terbit Tgl. Jatuh
Tempo
Arpeni Pratama Ocean Line Tbk APOL
II Tahun 2008 Seri A 3
19-Mar-08 18-Mar-13
II Tahun 2008 Seri B 3
19-Mar-08 18-Mar-15
Ciliandra Perkasa CLPK II Tahun 2007 4
28-Nov-07 27-Nov-12
Excelcomindo Pratama Tbk EXCL
II Tahun 2007 4
27-Apr-07 26-Apr-12
Mobile-8 Telecom Tbk FREN
I Tahun 2007 4
16-Mar-07 15-Jun-17
Indofood Sukses Makmur Tbk INDF IV Tahun 2007
4 16-May-07
15-May-12 V Tahun 2009
2 19-Jun-09
18-Jun-14 Indah Kiat Pulp Paper
Tbk INKP I Tahun 1999 Seri A
4 01-Oct-04
01-Oct-14 I Tahun 1999 Seri B
4 01-Oct-04
01-Oct-17 Indosat ISAT II Tahun 2002 Seri B
4 08-Nov-02
06-Nov-32 IV Tahun 2005
4 22-Jun-05
21-Jun-11 V Tahun 2007 Seri A
4 30-May-07
29-May-14 V Tahun 2007 Seri B
4 30-May-07
29-May-17 VI Tahun 2008 Seri A
3 10-Apr-08
09-Apr-13 VI Tahun 2008 Seri B
3 10-Apr-08
09-Apr-15 VII Tahun 2009 Seri A
2 09-Dec-09
08-Dec-14 VII Tahun 2009 Seri B
2 09-Dec-09
08-Dec-16 Japfa Comfeed
Indonesia Tbk JPFA I Tahun 2007 4
12-Jul-07 11-Jul-12
Lautan Luas Tbk LTLS III Tahun 2008 3
27-Mar-08 26-Mar-13
Lontar Papyrus Pulp Paper Industry LPPI
I Tahun 2000 Seri A 4
01-Oct-04 01-Oct-14
I Tahun 2000 Seri B 4
01-Oct-04 01-Oct-17
Malindo Feedmill Tbk MAIN
I Tahun 2008 3
10-Mar-08 06-Mar-13
95
Lanjutan Tabel 4.1
Emiten Obligasi
Banyaknya Sampel
Tgl. Terbit Tgl. Jatuh
Tempo
Matahari Putra Prima Tbk MPPA
III Tahun 2009 Seri A 2
15-Apr-09 14-Apr-12
III Tahun 2009 Seri B 2
15-Apr-09 14-Apr-14
Mayora Indah Tbk MYOR
III Tahun 2008 3
06-Jun-08 05-Jun-13
Pembangunan Jaya Ancol Tbk PJAA
I Tahun 2007 Seri B 4
28-Jun-07 27-Jun-12
Pindo Deli Pulp Paper Mills PIDL
I Tahun 1997 Seri A 4
25-Oct-04 01-Oct-14
I Tahun 1997 Seri B 4
25-Oct-04 01-Oct-17
PAM Lyonnaise Jaya PLJA
I Tahun 2005 Seri D 4
12-Jul-05 12-Jul-12
Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA
I Tahun 2007 4
28-Nov-07 27-Nov-12
Surya Citra Televisi SCTV
II Tahun 2007 4
11-Jul-07 10-Jul-12
Sumber: data diolah
D. Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran dari masing-masing variabel dalam penelitian. Dari analisis tersebut,
dapat diketahui nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi atau tingkat penyimpangan dari masing-masing variabel.
Dalam melakukan
pengolahan data,
penelitian ini
menggunakan fasilitas elektronik yaitu dengan program Ms.Excel dan SPSS 17.0 untuk mempermudah perolehan data sehingga dapat
menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Sebelumnya, penelitian ini melakukan penentuan sampel dengan metode purposive sampling atau
penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Dengan menggunakan
96 metode tersebut, didapat sebanyak 107 sampel yang memenuhi kriteria
yang ditentukan.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Independen
Sumber: Output SPSS, 2011 Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan
menggunakan SPSS 17.0, output SPSS ini menunjukkan bahwa CACL dari 107 observasi atas sampel memiliki nilai terendah dari
sebesar 0,0802 dan nilai tertingginya sebesar 4.2684. Mean atau rata- rata variabel CACL menunjukkan nilai 1,25882. Standar Deviation
atau standar deviasi yang digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan suatu data, pada variabel CACL menunjukkan nilai
sebesar 0,9399117.
Hal ini
menunjukkan bahwa
terdapat penyimpangan dari variabel CACL sebesar 0,9399117 di atas rata-rata
hitungnya.
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation CACL
107 .0802
4.2684 1.258822
.9399117 CAICL
107 -3.0832
4.2192 .772760
1.1309441 CCL
107 .0028
2.4680 .400886
.4834823 LTDTE
107 .1628
7.6641 1.515264
1.1571374 TLTA
107 .3358
1.1528 .657305
.1429880 TLTE
107 .4743
7.6566 2.494440
1.6509655 SFA
107 .1053
7.9249 2.075097
2.1411474 NITA
107 -.2228
.5079 .055265
.1005009 Valid N listwise
107
97 Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap rasio CAICL
menunjukkan nilai terendah sebesar -3,0832 dan nilai tertingginya sebesar 4,2192. Mean atau rata-rata variabel CAICL menunjukkan
nilai 0,772760. Standar Deviation atau standar deviasi yang digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan suatu data, pada
variabel CAICL menunjukkan nilai sebesar 1,1309441. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan dari variabel CAICL
sebesar 1,1309441 di atas rata-rata hitungnya. Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap rasio CCL
menunjukkan nilai terendah sebesar 0,0028 dan nilai tertingginya sebesar 2,4680. Mean atau rata-rata variabel CCL menunjukkan nilai
0,400886. Standar Deviation atau standar deviasi yang digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan suatu data, pada variabel CCL
menunjukkan nilai sebesar 0,4834823. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan dari variabel CCL sebesar 0,4834823 di atas
rata-rata hitungnya. Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap rasio LTDTE
menunjukkan nilai terendah sebesar 0,1628 dan nilai tertingginya sebesar 7,6641. Mean atau rata-rata variabel LTDTE menunjukkan
nilai 1,515264. Standar Deviation atau standar deviasi yang digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan suatu data, pada
variabel LTDTE menunjukkan nilai sebesar 1,1571374. Hal ini
98 menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan dari variabel LTDTE
sebesar 1,1571374 di atas rata-rata hitungnya. Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap rasio TLTA
menunjukkan nilai terendah sebesar 0,3358 dan nilai tertingginya sebesar 1,1528. Mean atau rata-rata variabel TLTA menunjukkan nilai
0,657305. Standar Deviation atau standar deviasi yang digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan suatu data, pada variabel
TLTA menunjukkan nilai sebesar 0,1429880. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan dari variabel TLTA sebesar 0,1429880
di atas rata-rata hitungnya. Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap rasio TLTE
menunjukkan nilai terendah sebesar 0,4743 dan nilai tertingginya sebesar 7,6566. Mean atau rata-rata variabel TLTE menunjukkan nilai
2,494440. Standar Deviation atau standar deviasi yang digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan suatu data, pada variabel
TLTE menunjukkan nilai sebesar 1,6509655. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan dari variabel TLTE sebesar 1,6509655
di atas rata-rata hitungnya. Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap rasio SFA
menunjukkan nilai terendah sebesar 0,1053 dan nilai tertingginya sebesar 7,9249. Mean atau rata-rata variabel SFA menunjukkan nilai
2,075097. Standar Deviation atau standar deviasi yang digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan suatu data, pada variabel SFA
99 menunjukkan nilai sebesar 2,1411474. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat penyimpangan dari variabel SFA sebesar 2,1411474 di atas rata-rata hitungnya.
Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap rasio NITA menunjukkan nilai terendah sebesar -0,2228 dan nilai tertingginya
sebesar 0,5079. Mean atau rata-rata variabel NITA menunjukkan nilai 0,055265. Standar Deviation atau standar deviasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan suatu data, pada variabel NITA menunjukkan nilai sebesar 0,1005009. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan dari variabel NITA sebesar 0,1005009 di atas rata-rata hitungnya.
E. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data model variabel bebas independen mempunyai distribusi normal atau tidak.
Uji ini dilakukan dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov Smirnov Test.
100
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber: Output SPSS, 2011 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa semua variabel baik
itu CACL, CAICL, CCL, LTDTE, TLTA, TLTE, SFA dan NITA tidak terdistribusi dengan normal. Hal tersebut didasarkan pada nilai
Aasymp. Sig. 2-tailed, jika nilainya 0,05 maka data variabel tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal. Sebaliknya apabila
nilainya 0,05 maka dikatakan tidak berdistribusi normal. Pengujian berikutnya adalah untuk menguji hipotesis pertama. Karena semua
data tidak terdistribusi dengan normal, maka akan hipotesis pertama dilakukan dengan uji beda non parametrik Mann-Whitney Test.
2. Uji Perbedaan
a Uji Mann-Whitney
Setelah dilakukan uji normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, diketahui bahwa semua
variabel tidak berdistribusi normal. Sehingga kesemua variabel
Variabel Nilai
Asymp. Sig. 2-tailed
CACL 0,002
CAICL 0,000
CCL 0,000
LTDTE 0,000
TLTA 0,007
TLTE 0,000
SFA 0,000
NITA 0,000
101 akan diuji beda dengan menggunakan uji beda non-parametrik,
yaitu dengan uji Mann-Whitney.
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil
Uji Mann-Whitney
S
Sumber: Data diolah Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada rasio keuangan CACL, CAICL, CCL, LTDTE, TLTA, TLTE, SFA dan NITA antara perusahaan
yang obligasinya masuk dalam investmen grade dengan perusahaan yang obligasinya masuk dalam non-investment grade.
Pengambilan keputusan didasarkan dengan melihat nilai asymp. Sig 2- tailed. Jika nilai asymp. Sig 2-tailed 0,05 berarti
terdapat perbedaan. Dari hasil uji perbedaan yang dilakukan, dengan
menggunakan 8 rasio, semua rasio tersebut secara signifikan berbeda antara perusahaan yang obligasinya masuk investment
Rasio Proksi
Asymp. Sig 2-tailed
Keterangan Kesimpulan H
Likuiditas CACL
0,000 Berbeda
Ditolak CAICL
0,000 Berbeda
Ditolak CCL
0,000 Berbeda
Ditolak Leverage
LTDTE 0,004
Berbeda Ditolak
TLTA 0,000
Berbeda Ditolak
TLTE 0,000
Berbeda Ditolak
Aktivitas SFA
0,000 Berbeda
Ditolak Profitabilitas
NITA 0,000
Berbeda Ditolak
102 grade dan non-investment grade. Dengan melihat hasil
pengujian secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa
Hipotesis Pertama H ditolak
.
3. Analisis Faktor
a Menghitung Korelasi Indikator
Analisis korelasi matrik antar indikator yang ada untuk mengetahui apakah indikator
–indikator tersebut layak dianalisis dengan analisis faktor. Syarat kecukupan yang pertama adalah dari
KMO MSA Kaiser-Meyer-Olkin Measure Of Sampling adequacy
dan Barlett‟s Test. jika KMO MSA lebih besar dari 0,5 maka memenuhi syarat kecukupan untuk analisisi faktor.
Pengujian 1 Tabel 4.5
Sumber: Output SPSS, 2011
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai KMO and Barlett’s
adalah 0,747 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena angka tersebut sudah di atas 0,5 dan memiliki nilai signifikansi jauh di
bawah 0,05 0,000 0,05, maka variabel dan sampel sudah bisa dianalisis lebih lanjut.
KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .747
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
544.933 df
28 Sig.
.000