Pengujian galur mutan Pemuliaan Gandum Dengan Teknik Mutasi

Pada pemuliaan mutasi, seleksi dimulai sejak pada generasi M1, M2, M3, dan seterusnya. Untuk tanaman menyerbuk sendiri, digunakan cara seleksi individu tanaman untuk mendapatkan tanaman homozigot Soemardjo, 1988. Umumnya generasi tanaman M6 merupakan generasi tanaman homozigot, sehingga seleksi yang dilakukan pada generasi M6 akan mendapatkan galur mutan yang murni. Keseragaman tanaman pada galur murni merupakan indikator kehomozigositasan tiap lokus gen pengendali karakter yang diamati Herison, 2008.

2.3.3. Pengujian galur mutan

Penyediaan varietas-varietas unggul baru selalu didahului dengan pengujian galur-galur harapan yang memiliki potensi hasil tinggi dan baik dengan adaptasi luas maupun spesifik Riyanto et al, 2010. Untuk memenuhi persyaratan pelepasan sebagai kultivar unggul baru, beberapa galur tersebut harus diuji daya hasil dan daya adaptasinya di beberapa lokasi dan musim Harsanti et al, 2003 . Uji adaptasi uji multilokasi dilakukan untuk mengetahui daya adaptasi suatu galur dan untuk mengetahui kemampuan atau ketahanan gen mutan yang akan dilepas, pada berbagai kondisi yang berbeda. Kemampuan adaptasi galur murni amat beragam sehingga memungkinkan untuk melakukan pemilihan galur yang dapat beradaptasi baik diberbagai lingkungan Soemardjo, 1988. Banyak benih yang harus disediakan untuk uji multilokasi. Perbanyakan benih umumnya dilakukan pada generasi ke-6 M6, dengan pertimbangan bahwa pada generasi M6 tanaman yang sudah homozigot. Menurut Ghafoor dan Siddiqui 1977 dalam Harsanti et al, 2003, interaksi antara genotip dan lingkungan merupakan masalah utama bagi pemulia tanaman dalam usaha mengembangkan kultivar hasil seleksinya, karena ada beberapa genotip yang menunjukkan reaksi spesifik terhadap lingkungan tertentu. Parameter yang digunakan untuk menentukan uji daya adaptasi atau stabilitas suatu genotip adalah nilai koefisien regresi dan simpangan regresi. Suatu genotip yang stabil akan mempunyai koefisien regresi bi sebesar 1.0 dan simpangan koefisien regresi Sd 2 sama dengan nol Harsanti et al, 2003 . Pada umumnya, para pemulia tanaman melakukan perbanyakan benih sekaligus melakukan uji multilokasi melakukan perbanyakan benih di tempat yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan untuk dapat lebih mengefisiensikan waktu dalam pengujian galu-galur mutan. Hasil uji multilokasi akan menunjukkan adanya keunggulan dari masing-masing galur sehingga galur tersebut layak untuk diusulkan menjadi varietas unggul baru Riyanto et al, 2010. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksakan pada bulan April sampai dengan bulan September 2010 di PATIR BATAN dan SEAMEO BIOTROP 387 m dpl, Bogor. Analisis data dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN Pasar Jum’at, Jakarta Selatan.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, kamera digital, meteran, patok, penggaris, tali plastik, timbangan analitik dan alat tulis. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah benih gandum varietas Dewata, Selayar, Nias, galur CPN 01, CPN 02, CBD 16, CBD 17, CBD 20, CBD 23, CBD 24, pupuk urea, TSP, dan pupuk HCl.

3.3. Metode Penelitian

Ada 10 jenis gandum yang akan diamati, 7 jenis merupakan galur gandum M6 dan 3 jenis merupakan varietas gandum nasional yang sudah dilepas sebagai kontrol. Dalam penelitian ini digunakan 3 blok sebagai ulangan. Setiap blok terdiri dari 10 bedengan. Sampel diambil dari masing-masing bedengan 5 sampel tanaman.