b. Mutagen kimia
Mutagen kimia memiliki keunggulan dibandingkan dengan mutagen lainya. Ini disebabkan karena mutagen kimia lebih mudah digunakan dan terbukti lebih
effektif. Beberapa mutagen kimia yang memiliki potensi dan banyak digunakan adalah ethylenemethamesulfonate EMS, nitrosomethyl urea NMU, dan
nitrosoguanidine NTG Soemardjo, 1988.
2.3.1. Mutasi induksi dengan sinar gamma
Mutasi induksi merupakan salah satu teknik pemuliaan yang banyak digunakan dalam pemuliaan tanaman saat ini. Tujuannya adalah untuk
memperbesar keragaman genetik Ismachin, 2006. Mutasi induksi adalah mutasi yang dikukan secara sengaja oleh manusia Ismachin, 2006. Beberapa jenis
tanaman unggul sudah banyak dihasilkan oleh teknik ini, seperti padi varietas Atomita 1, Atomita 2, Atomita 3, Atomita 4, Situgintung, Cilosari, dan lain-lain.
Mutasi induksi fisik dengan iradiasi sinar gamma terhadap benih dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman sorgum Soeranto, 2006. Induksi
mutasi yang dilakukan dengan iradiasi sinar gamma terhadap benih pada dosis sekitar dosis LD
50
dapat mengahasilkan tanaman-tanaman yang memiliki karakter berbeda dengan tetuanya, sehingga meningkatkan keragaman populasi dalam
setiap galur Herison, 2008. Sinar gamma adalah salah satu mutagen yang sering digunakan dalam
mutasi induksi, karena dapat memancarkan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat menebus beberapa cm ke dalam jaringan, sehingga dapat
menyebabkan mutasi pada jaringan tersebut Ismachin, 2006. Kemampuan ini yang kemudian dimanfaatkan oleh para pemulia tanaman untuk melakukan mutasi
induksi. Radiasi dapat memperbaiki berbagai karakter tanaman, seperti produktivitas, pertumbuhan, umur, ketahanan terhadap hama dan penyakit, warna
bunga, ukuran buah atau bunga, kandungan nutrisi dan rasa Trubus, 2007. Beberapa radioisotop yang dapat memacarkan sinar gamma adalah cobalt-60,
amerisium-241, besi-55, iridium-192, kadmium-109, kobat-57, sesium-137, timbal-210 dan thalium-170 Wandowo, 2005. Umumnya sinar gamma yang
biasa digunakan untuk pemuliaan mutasi bersumber dari cobalt-60, karena mudah diaplikasikan dan menghasilkan frekuensi mutasi yang tinggi Trubus, 2007.
2.3.2. Seleksi dan pemurnian galur mutan
Mutasi induksi menyebabkan keragaman genetik yang tinggi pada galur mutan yang dihasilkan. Untuk mendapatkan galur mutan yang sesuai dengan
harapan, maka perlu dilakukan seleksi. Seleksi adalah suatu proses pemisahan suatu individu atau kelompok dari populasi campuran, dengan tujuan
mendapatkan individu tanaman yang memiliki sifat genotipe yang diharapkan Soemardjo, 1988. Seleksi pada setiap jenis tanaman berbeda-beda, tergantung
dari tujuan pemulianya. Beberapa karakter yang dijadikan pertimbangan dalam seleksi tanaman umumnya adalah produktivitas tinggi, cepat panen, adaptasi baik
pada berbagai lokasi, toleran terhadap temperatur tinggi, kelembaban tinggi dan tahan penyakit Dahlan, 2010.
Pada pemuliaan mutasi, seleksi dimulai sejak pada generasi M1, M2, M3, dan seterusnya. Untuk tanaman menyerbuk sendiri, digunakan cara seleksi
individu tanaman untuk mendapatkan tanaman homozigot Soemardjo, 1988. Umumnya generasi tanaman M6 merupakan generasi tanaman homozigot,
sehingga seleksi yang dilakukan pada generasi M6 akan mendapatkan galur mutan yang murni. Keseragaman tanaman pada galur murni merupakan indikator
kehomozigositasan tiap lokus gen pengendali karakter yang diamati Herison, 2008.
2.3.3. Pengujian galur mutan