Tinggi tanaman Pertumbuhan Tanaman

berkurang, sehingga pertumbuhan menjadi lambat. Selain itu faktor lain yang juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan gandum adalah genetik.

4.1.1. Tinggi tanaman

Tinggi rata-rata 10 genotipe gandum berkisar antara 51-66 cm Tabel 1. Hasil uji Duncan menunjukan bahwa tinggi rata-rata sepuluh genotipe gandum dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu pendek, sedang, dan tinggi. Kelompok galur yang pendek 51,61-56,43 cm terdiri atas 2 genotipe, kelompok sedang 56,43-61,25 cm, terdiri atas 2 genotipe, dan kelompok tinggi 61,25- 66,07 cm terdiri atas 6 genotipe. Tinggi rata-rata galur CPN 01, CPN 02, CBD 24, dan CBD 16 berbeda nyata dengan varietas kontrol Selayar dan tidak berbeda nyata dengan varietas kontrol Dewata dan Nias Tabel 1. Keempat galur mutan ini memiliki tinggi yang tidak jauh berbeda satu sama lain dan termasuk kelompok tanaman yang tinggi. Tinggi rata-rata galur mutan CBD 17 dan CBD 23 tidak berbeda nyata dengan varietas kontrol. Berdasarkan klasifikasi di atas tinggi rata-rata kedua galur mutan ini termasuk kelompok sedang. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman gandum per minggu pada kedua galur ini adalah 4,30 cm dan 4,15 cm. Galur mutan CBD 20 merupakan galur dengan tinggi rata-rata terpendek 51,61 cm. Galur ini berbeda nyata dengan varietas Dewata dan Nias dan tidak berbeda nyata dengan varietas Selayar. Pada daerah dataran tinggi 1000 m dpl galur mutan ini pun menunjukan karakter tinggi tanaman yang pendek dibandingkan dengan varietas kontrol dan galur mutan lainnya. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor genetik dari galur mutan CBD 20. Wiyono 1980 menyatakan bahwa tinggi tanaman atau panjang batang gandum dipengaruhi oleh sifat genetik dan lingkungan tumbuh dan memiliki korelasi dengan tingkat kerebahan. Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan produktif pada 10 genotipe gandum. Genotipe Tinggi Tanaman cm Jumlah anakan Produktif CPN01 63,63a 9,87ab CPN02 64,98a 9,13ab CBD16 63,99a 7,2ab CBD17 59,52ab 8ab CBD20 51,61b 5,8b CBD23 57,15ab 5,93b CBD24 64,62a 9,2ab Dewata 63,48a 11,93a Selayar 52,14b 6,53b Nias 66,07a 10,07ab Keterangan: Angka di dalam kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5. Berdasarkan data pada tabel 1, tanaman tertinggi adalah varietas Nias. Ini membuktikan bahwa varietas Nias secara genetik memiliki karakter yang cukup tinggi dan cukup tahan terhadap cekaman lingkungan dataran rendah tropis. Genotipe dengan nilai rata-rata tinggi terendah adalah galur mutan CBD 20 dan varietas Selayar. Dalam kondisi yang sesuai di dataran tinggi, tinggi tanaman varietas Selayar sekitar 85 cm, dengan hasil panen sekitar 2,95 tonha Syuryawati et al, 2007. Jika dibandingkan dengan tinggi tersebut, maka semua genotipe termasuk varietas Selayar yang ditanam di dataran rendah tropis tergolong pendek. Pada penelitian yang dilakukan sebelumnya tahun 2007 di Senden 1450 m dpl, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, tinggi rata-rata varietas Dewata, Selayar, Nias, Galur CPN01, CPN02, CBD17, CBD24, CBD23, CBD20, CBD16 berturut-turut 67,3 cm, 66,67 cm, 74 cm, 82 cm, 71 cm, 64,33 cm, 72 cm, 66,33 cm, 62 cm, 75,67 cm. Tinggi tanaman gandum ditentukan oleh genotipe dan kondisi lingkungan tumbuhnya The Biology of Triticum aestivum L. em Thell. Bread Wheat, 2008. Perbedaan tinggi tanaman pada ke dua lokasi penanaman tersebut membuktikan bahwa ketinggian tempat dapat mempengaruhi tinggi tanaman pertumbuhan gandum. Ketinggian tempat akan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan seperti suhu dan intensitas cahaya. Menurut Guslim 2007, semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut dan demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Penurunan tinggi tanaman baik pada galur mutan gandum maupun pada varietas kontrol, bisa juga disebabkan karena pengaruh suhu penyinaran yang cukup tinggi lampiran 2 pada daerah dataran rendah tropis. Intensitas penyinaran yang tinggi dapat mengganggu kerja hormon pertumbuhan auksin, sehingga kerja hormon auksin menjadi tidak optimal. Auksin merupakan hormon pertumbuhan yang diproduksi dalam jaringan meristematik yang aktif seperti tunas, daun muda, dan buah Gardner et al, 1991. Keadaan ini dapat mengakibatkan tanaman akan menjadi lebih pendek. Gardner et al 1991 menyatakan bahwa penyinaran yang kuat akan menurunkan auksin dan mengurangi tinggi tanaman. Tinggi tanaman gandum umumnya berkisar antara 30 sampai 150 cm, The Biology of Triticum aestivum L. em Thell. Bread Wheat, 2008. Belum ada literatur yang menunjukan secara pasti tinggi tanaman gandum yang ideal untuk daerah dataran rendah tropis. Namun demikian, Wiyono 1980 mengungkapkan bahwa tipe varietas gandum yang baik adalah tipe varietas yang pendek, berbatang kuat, dan daun tidak saling melindungi, karena tipe gandum seperti ini yang memberikan produksi yang lebih tinggi. Tanaman pertanian yang kerdil atau semi kerdil pendek lebih banyak mengalokasikan fotosintat ke biji dibandingkan ke batang, sehingga dapat meningkatkan hasil biji Salisbury dan Cleon, 1995. Berdasarkan kriteria di atas, galur yang memiliki tinggi yang baik jika dilihat dari hasil panennya adalah galur CBD 17. Galur mutan lainnya yang memiliki tinggi di bawah 60 cm adalah CBD 20 dan CBD 23.

4.1.2. Jumlah Anakan