26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksakan pada bulan April sampai dengan bulan September 2010 di PATIR BATAN dan SEAMEO BIOTROP 387 m dpl, Bogor. Analisis
data dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN Pasar Jum’at, Jakarta
Selatan.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, kamera digital, meteran, patok, penggaris, tali plastik, timbangan analitik dan alat tulis.
Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah benih gandum varietas Dewata, Selayar, Nias, galur CPN 01, CPN 02, CBD 16, CBD 17, CBD 20, CBD 23, CBD 24,
pupuk urea, TSP, dan pupuk HCl.
3.3. Metode Penelitian
Ada 10 jenis gandum yang akan diamati, 7 jenis merupakan galur gandum M6 dan 3 jenis merupakan varietas gandum nasional yang sudah dilepas sebagai
kontrol. Dalam penelitian ini digunakan 3 blok sebagai ulangan. Setiap blok terdiri dari 10 bedengan. Sampel diambil dari masing-masing bedengan 5 sampel
tanaman.
3.3.1. Persiapan lahan
Beberapa tahapan dalam persiapan lahan antara lain: a.
Tanah yang akan ditanami gandum dibersihkan terlebih dahulu dari gulma-gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
b. Tanah diolah dengan menggunakan cangkul supaya tanah menjadi
gembur, sehingga memudahkan akar dalam penyerapan unsur hara c.
Dibuat bedengan sebanyak 30 buah yang terbagi menjadi 3 blok dengan tinggi masing-masing bedengan 30 cm dan panjang 5 x 1 meter.
d. Setiap bedengan dipisahkan oleh parit yang berfungsi sebagai aliran air.
e. Bedengan dibiarkan selama beberapa hari agar terjadi aerasi yang baik
pada tanah. f.
Pada setiap bedengan dibuat lubang sebanyak 5 baris, dengan jarak antar lubang 20 x 10 cm.
3.3.2. Penanaman dan Pemeliharaan
Setelah tanah gembur, baru dilakukan penanaman. Setiap lubang ditanami 3 biji gandum. Penaman dilakukan secara acak pada setiap blok. Agar tanaman
tumbuh dengan baik, dilakukan penyulaman dan penyiangan pada minggu ke empat setelah tanam. Hal ini dilakukan untuk menghindari pertumbuhan gulma
yang dapat mengganggu pertumbuhan gandum. Selanjutnya penyiangan dilakukan sesuai kebutuhan.
Untuk membantu dalam mencukupi kebutuhan nutrisi bagi tanaman, dilakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan 4 minggu setelah tanam dan saat
memasuki fase pembungaan memasuki fase generatif. Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk urea 100 kgha, TSP 60 kgha dan HCl
60kgha.
3.3.3. Pengamatan variabel
Pada penelitian ini jumlah sampel yang diamati sebanyak 5 tanaman yang di ambil secara acak pada tiap-tiap genotipe gandum untuk semua variabel
pengamatan. Beberapa variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi: a.
Tinggi tanaman Pengukuran tinggi tanaman dimulai pada minggu ke tiga setelah tanam.
Pengukuran dilakukan setiap minggu. Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai dengan pucuk daun tertinggi. Pengukuran dihentikan
setelah 50 tanaman per bedengan telah berbunga. b.
Daun Pengukuran daun dilakukan setelah tanaman dipanen, dengan mengukur
panjang dan lebar daun pada daun bendera dan menghitung jumlah daun. c.
Waktu berbunga Waktu berbunga adalah waktu hari dimana 50 tanaman pada tiap
bedengan berbunga. d.
Waktu panen Waktu panen adalah waktu hari dimana 50 malai tanaman pada setiap
bedengan telah masak biji sudah kering dan menguning.
e. Malai
Pengukuran panjang malai dilakukan setelah tanaman dipanen. Pengukuran dimulai dari pangkal malai spikelet pertama sampai ke ujung
malai dan dihitung jumlah spikelet yang ada pada setiap malai. f.
Biji Biji gandum yang ada di dalam spikelet pada setiap malai, dikeluarkan dan
dihitung. Jumlah biji yang didapat dikali seratus dan dibagi jumlah spikelet pada setiap malai dikali tiga, sehingga bisa diketahui persentase
biji yang hampa dan diamati juga bentuk dan warna biji. g.
Jumlah anakan Setiap tanaman sampel pada setiap bedengangenotipe yang memiliki
anakan dihitung. Anakan terbagi menjadi dua, anakan produktif dan anakan tidak produktif. Anakan produktif adalah anakan yang
menghasilkan biji pada saat dipanen, sedangkan anakan tidak produktif adalah anakan yang belum menghasilkan biji pada saat panen.
h. Berat biji per rumpun
Setiap biji yang terdapat dalam spikelet pada rumpun yang sama dikeluarkan dan ditimbang sebagai berat biji perumpun.
i. Berat 1000 biji
Pengukuran berat 1000 biji dilakukan dengan mengambil sampel biji dari setiap genotipe pada masing-masing ulangan blok.
3.4. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Anova satu arah sesuai rancangan acak kelompok RAK. Apabila berbeda nyata
dilakukan analisis lanjutan dengan Uji Duncan α = 0,05 menggunakan program SAS 9.0.
31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pertumbuhan Tanaman
Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan gandum berjalan lambat sampai minggu ke empat setelah tanam Gambar 4. Pada 5 mst minggu setelah
tanam, tanaman gandum mengalami fase eksponensial sampai 9 mst, selanjutnya pertumbuhan tanaman gandum melambat. Wiyono 1980 menyatakan beberapa
faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman gandum diantarannya adalah curah hujan, suhu, intensitas cahaya radiasi dan
kelembaban. Curah hujan yang cukup tinggi pada awal bulan Mei 5 mst mengakibatkan
pertumbuhan tanaman gandum berjalan cepat. Curah hujan yang tinggi dapat menyediakan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman gandum. Kadar air
yang cukup dapat meningkatkan proses fotosintesis tanaman gandum, sehingga proses pembentukan dan perluasan sel pun berjalan baik. Wiyono 1980
menyatakan bahwa, selama pertumbuhan tanaman gandum membutuhkan banyak air untuk proses pembentukan jaringan tanaman selama fase vegetatif, transpirasi
dan evaporasi. Akan tetapi curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan pencucian kalsium dan pembentukan tanah asam, sehingga kalsium yang tersedia dalam
tanah hanya sedikit. Kondisi ini dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat karena H
+
jauh lebih beracum terhadap akar apabila tidak ada kalsium Salisbury dan Cleon, 1995.