menghasilkan 3 biji Gambar 8, karena biji yang dihasilkan akan memiliki bentuk dan ukuran yang maksimal.
Gambar 8. Biji pada spikelet
4.4. Umur berbunga dan Umur panen
4.4.1. Umur berbunga
Pembentukan bunga pada tanaman gandum dimulai pada minggu ke-6. Gandum berbunga pada fotoperiode yang panjang setelah memproduksi paling
sedikit tujuh helai daun Purvis dan Gregory, 1973 dalam Gardner et al, 1991. Pada bulan Juni semua genotipe memasuki fase pembungaan. Genotipe yang
pertama kali berbunga adalah varietas Dewata dan galur CBD 24 Gambar 8. Setiap genotipe gandum memiliki umur bunga yang berbeda-beda. Hampir semua
galur yang ditanam pada setiap blok tidak berbunga secara serentak. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik yang belum stabil pada galur mutan.
Namun demikian, 50 semua genotipe gandum berbungan pada minggu ke-9 dan seterusnya.
Tabel 4. Umur berbunga dan umur panen Genotipe
Umur berbunga hari
Umur panen hari
CPN01 69,67a
86,67a CPN02
65,67ab 89,33a
CBD16 67,67ab
89a CBD17
68,33ab 85,67a
CBD20 60,67ab
80,67a CBD23
58,33ab 81a
CBD24 60,67ab
81a Dewata
56,33b 82,33a
Selayar 64ab
86a Nias
68ab 87a
Keterangan: Angka di dalam kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5.
Hasil penelitian menunjukan bahwa galur mutan CPN 01 memiliki umur berbunga yang berbeda nyata hanya dengan varietas kontrol Dewata. Sedangkan
galur mutan CPN 01, CBD 16, CBD 17, CBD 20, CBD 23, dan CBD 24 tidak berbeda nyata dengan semua varietas kontrol. Galur dengan umur berbunga
terlama adalah galur CPN 01 dan enam galur mutan lainnya memiliki umur berbunga yang relatif sama Tabel 4. Ini menujukan bahwa kemampuan galur
mutan gandum memiliki kemampuan daya adaptasi yang sama terhadap lingkungan dataran rendah tropis untuk variabel ini. Ada kemungkinan besar
variabel ini dikontrol atau dipengaruhi oleh faktor genetik.
a b
Gambar 9. Bunga galur CBD 24 a dan varietas Dewata b pada minggu ke-6
4.4.2. Umur panen
Pemanenan dilakukan pada bulan Juli ketika 50 populasi malai tanaman gandum telah kering. Wiyono 1980 menyatakan bahwa jika 20 dari bagian
malai telah matang penuh, dimana butir biji gandum telah cukup keras apabila dipijit dengan tangan, maka gandum telah siap dipanen. Hasil pengamatan
dilapangan menunjukan bahwa hampir semua malai dari 10 genotipe gandum mengalami pematangan biji yang tidak seragam, sehingga pemanenan dilakukan
secara berkala tidak secara serentak. Pematangan malai yang tidak seragam menyebabkan proses pemanenan menjadi lambat. Ini terlihat dari adanya anakan
yang belum berbunga pada saat panen. Ketidak seragaman ini diduga disebabkan karena pengaruh gen yang
1 3
4 5
6 7
8 9
10 2
masih belum stabil pada galur mutan gandum. Genetik tanaman yang stabil
dicirikan dengan penampakan morfologi yang seragam.
Gambar 10. Sepuluh sampel genotipe gandum setelah dipanen
Umur panen merupakan umur dimana tanaman menyelesaikan seluruh siklus hidupnya Indriatama, 2009. Setiap tanaman memiliki umur panen yang
berbeda-beda. Umur panen suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan di mana tanaman itu ditanam. Ciri morfologi tanaman gandum yang
siap dipanen adalah daun dan batangnya berwarna kuning kecoklatan, malai sudah mengering dan berwarna kecoklatan, dan biji keras ketika ditekan Gambar 10.
Umur panen untuk tiap-tiap genotipe tidak berbeda nyata Tabel 4. Ini menunjukan respon semua genotipe terhadap lingkungan dataran rendah tropis
relatif sama. Namun demikian umur panen galur mutan CBD 20, CBD 23 dan CBD 24 lebih genjah dari pada varietas kontrolnya. Umur panen galur mutan
CBD 17 lebih pendek dibandingkan dengan varietas kontrol Selayar dan Nias
kecuali Dewata. Galur mutan CPN 01 lebih lama dibandingkan dengan varietas kontrol Dewata dan Selayar, tetapi masih lebih pendek dibandingkan varietas
kontrol Nias. Sedangkan dua galur mutan lainnya sepeti CPN 02 dan CBD 16 memiliki umur panen di atas varietas kontrol lebih lama.
Menurut Daradjat 1994 dalam Budiarti, 2005, klasifikasi umur masak tanaman gandum adalah genjah 75-85 hari, sedang 86-96 hari, dalam 97-107 hari
dan sangat dalam 108 hari. Berdasarkan klasifikasi Daradjat di atas dapat di golongkan bahwa genotipe gandum yang memiliki umur genjah adalah galur CBD
24, CBD 23, CBD 20, CBD 17, dan varietas Dewata. Sedangkan sisanya yaitu galur CPN 01, CPN 02, CBD 16, varietas Selayar dan Nias berumur sedang.
Secara garis besar umur panen semua genotipe yang ditanam di dataran rendah tropis tergolong genjah jika dibandingkan dengan di dataran tinggi. Hasil
penelitian pada ketinggian 1450 m dpl untuk kesepuluh genotipe gandum ini memiliki umur panen di atas 100 hari. Perubahan umur panen yang lebih cepat
pada daerah dataran rendah tropis ini diduga karena pengaruh cekaman faktor lingkungan salah satunya adalah suhu. Pringgohandoko dan Suryawati 2006
menyatakan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan tanaman gandum akan menyelesaikan keseluruhun siklus hidupnya lebih cepat dengan
memperpendek setiap fase perkembangan tanaman.
4.5. Biji