variabel ini tidak bisa dijadikan sebagai acuan, bahwa genotipe gandum yang memiliki jumlah anakan produktif tinggi akan menghasilkan panen yang tinggi
juga.
4.2. Daun
Hasil uji Duncan menunjukan jumlah daun pada beberapa perlakuan genotipe gandum berbeda nyata dengan varietas kontrol Tabel 2. Banyaknya
jumlah daun rata-rata 10 genotipe gandum berkisar antara 3 sampai 4 helai daun. Galur CBD17 dan CPN01 merupakan galur yang memiliki rata-rata jumlah daun
terbanyak. Varietas Dewata memiliki jumlah daun yang paling sedikit dibandingkan 9 genotipe gandum lainnya. Menurut Gardner et al 1991,
karakteristik jumlah daun gandum berkisar antara 7 sampai 9 helai. Perbedaan jumlah daun yang cukup jauh ini diduga karena faktor lingkungan. Ini semakin
menguatkan dugaan bahwa ketinggian tempat dapat mempengaruhi jumlah daun yang terbentuk. Rata-rata jumlah daun galur mutan CPN 01, CPN 02, CBD 17,
dan CBD 24 berbeda nyata dengan varietas Dewata. Sedangkan galur mutan CBD 16, CBD 20, dan CBD 23 tidak berbeda nyata dengan ke tiga varietas kontrol.
Walaupun tidak berbeda nyata, rata-rata jumlah daun ke tiga galur mutan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan varietas Dewata.
Daun tumbuh di setiap ruas batang gandum, sehingga semakin tinggi tanaman jumlah daunnya semakin banyak. Jumlah daun dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil panen gandum. Semakin banyak jumlah daun, akan semakin banyak jumlah cahaya yang dapat diserap untuk proses fotosintesis
sehingga karbohidrat untuk pertumbuhan tanaman juga semakin banyak Indriatama, 2009. Bertambahnya jumlah daun dan luas daun akan
mengakibatkan naiknya kapasitas fotosintesis Salisbury dan Cleon, 1995. Jumlah ruas batang gandum, dapat diketahui dengan menghitung jumlah daun
yang terbentuk. Hal ini sejalan dengan pernyataan Gardner et al 1991 yang menyatakan bahwa jumlah buku dan ruas sama dengan jumlah daun yang
terbentuk.
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun, panjang helai daun, panjang upih daun, dan lebar daun.
Genotipe Jumlah daun
Luas daun cm
2
Panjang helai daun cm
Lebar daun cm
CPN01 4,8a
13,467a 19,41a
0,89a CPN02
4,73ba 10,773a
17,19ab 0,81a
CBD16 4,07cd
12,410a 19,17a
0,83a CBD17
4,87a 10,293a
15,18b 0,88a
CBD20 4,13cbd
11,757a 17,76ab
0,86a CBD23
4,4abcd 10,847a
17,66ab 0,80a
CBD24 4,6abc
12,430a 19,3a
0,82a Dewata
3,93d 11,760a
18,44ab 0,83a
Selayar 4,6abc
11,583a 16,59ab
0,91a Nias
4,4abcd 11,427a
17,95ab 0,83a
Keterangan: Angka di dalam kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5.
Daun merupakan organ vegetatif tanaman yang mengandung klorofil, yaitu tempat dimana proses fotosintesis berlangsung. Daun diperlukan untuk
penyerapan dan pengubahan energi cahaya menjadi pertumbuhan dan mengahasilkan panen melalui fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses
biokimia yang melibatkan energi surya untuk mensintesis karbohidrat dari karbon dioksida CO
2
dan air H
2
O yang berlangsung di dalam klorofil. Proses
fotosintesis sangat dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari penyinaran. Di samping itu, daun juga memerlukan sumber nitrogen N untuk pembentukan
buah atau biji Gardner et al, 1991. Hasil pengujian laboratorium menunjukan bahwa jumlah total N Lampiran
4 pada lahan sebesar 0,15. Jumlah ini tergolong dalam kategori rendah. Kadar N 0,1 termasuk sangat rendah, 0,1 - 0,2 rendah, 0,2 - 0,5 sedang, 0,5 -
0,75 tinggi, dan 0,75 sangat tinggi Laboratory service SEAMEO Biotrop. Unsur nitrogen N merupakan komponen utama berbagai senyawa di dalam
tubuh tanaman yang salah satunya adalah klorofil. Kekurangan N akan mempengaruhi kerja klorofil yang merupakan mesin penghasil energi bagi
tanaman. Ini terlihat pada minggu-minggu pertama pertumbuhan tanaman gandum yang berjalan lambat, tetapi setelah minggu ke 4 mst, pertumbuhan tanaman lebih
cepat. Luas daun galur mutan tidak berbeda nyata dengan varietas kontrol. Akan
tetapi luas daun pada masing-masing genotipe gandum berbeda-beda. Genotipe dengan luas daun tertinggi adalah CPN 01 dan yang terendah adalah CBD 17.
Luas daun sangat mempengaruhi laju fotosintesis tanaman gandum. Semakin luas permukaan daun gandum, maka semakin tinggi laju fotosintesisnya. Hal ini
disebabkan karena daun yang luas memiliki daya serap cahaya yang baik lebih banyak dibandingkan dengan daun yang sempit. Garndner et al 1991
mengungkapkan bahwa produksi dan perluasan daun yang cepat pada tanaman budidaya sangat penting agar dapat memaksimalkan penyerapan cahaya dan
asimilasi. Pemupukan nitrogen N mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
perluasan daun, terutama pada lebar dan luas daun Humphries dan Wheeler, 1963 dalam Gardner et al, 1991.
Panjang helai dan lebar daun antar perlakuan tidak berbeda nyata Tabel 3. Hal ini menunjukan bahwa pada kedua variabel ini terdapat keseragaman relatif
sama antara galur mutan dengan kontrolnya. Oleh karenanya ada kemungkinan banyaknya sinar matahari yang dapat diserap oleh masing-masing genotipe relatif
sama, sehingga kemungkinan fosintat yang dihasilkan pun tidak jauh berbeda. Dilihat dari jumlah daunnya, genotipe dengan jumlah daun terbanyak adalah
genotipe yang baik. Galur mutan CPN 01 dan CBD 17 adalah galur mutan yang memiliki jumlah daun terbanyak melebihi tiga varietas kontrol. Oleh karenanya
kedua galur ini dapat dikategorikan sebagai galur mutan yang memiliki karakter baik pada variabel jumlah daun.
4.3. Malai