Preferensi Nasabah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah Terhadap KPR Syariah

BAB II PREFERENSI NASABAH DAN KPR SYARIAH

A. Preferensi Nasabah

Preferensi digambarkan sebagai sikap konsumen terhadap produk dan jasa sebagai evaluasi dari sifat kognitif seseorang, perasaan emosional dan kecenderungan bertindak melalui objek atau ide. Demikian Kotler. Sementara Schiffman dan Kanuk menyatakan sikap adalah ekspresi perasaan Inner Feeling yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. 14 Dalam konsep perilaku konsumen, persepsi dari suatu objek yang sama dapat diartikan berbeda-beda karena pada dasarnya manusia memahami objek tersebut melalui perasaan dari penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan, dan rasa, akhirnya persepsi yang sudah mengendap dan melekat akan menjadi sebuah preferensi. Preferensi adalah seperangkat objek yang dinilai sesuai atau mendekati kesesuaian dengan persyaratan yang dikehendaki oleh konsumen. Konsep utamanya adalah menggunakan gambar secara geometrik. Konsep ini mengasumsikan bahwa seperangkat stimulasi yang diterima, seperti merek, 14 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Prehalindo : 2000 ed.10 h.154. produk, harga dan lainnya dapat disajikan dalam bentuk titik dalam suatu peta atau ruang multidimensi. 15 Dengan demikian teori preferensi dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang ingin mengkonsumsi atau menggunakan sebuah produk barang atau jasa dengan sumber daya terbatas, maka ia harus memilih alternative sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal. 16 Jadi preferensi adalah proses seseorang dalam memilih suatu informasi yang lebih disukai. Preferensi konsumen dapat diartikan sebagai kesukaan, pilihan atau suatu yang lebih disukai oleh konsumen. Yang dalam hal ini adalah nasabah KPR Syariah.

B. KPR Syariah 1. Pengertian KPR Syariah

Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. 15 Titis Shinta Dhewi, Analisis Penentuan Posisi Merek Mobil Jenis Cry Car Berdasarkan Persepsi Dan Preferensi Konsumen Di Kota Malang, Jakarta, Jurnal Ekonomi Dan Manajemen : 2005. 16 Sri Hartoyo, Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai, Jakarta, Jurnal Ekonomi Bank Indonesia : 2006 Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10 atau 20. 17 Dalam mekanisme KPR Syariah tidak menggunakan sistem kredit yang biasa diterapkan oleh KPR Konvensional. Mekanisme yang digunakan oleh KPR Syariah biasa di kenal dengan system pembiayaan. Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit-nya keuntungan yang ingin diperoleh. Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang yang menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut. 18 Misalnya, si Fulan membeli unta 30 dinar, biaya-biaya yang dikeluarkan 5 dinar, maka ketika menawarkan untanya, ia mengatakan: “ Saya jual unta 50 dinar, saya mengambil keuntungan 15 dinar”. 17 Ibnu Abidin, Rad al‐Mukhtar ‘al Ardh al‐Mukhtar, VI, h. 19‐50; al‐Kurtubi, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, II, h. 211. 18 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, II, h. 293. Dalam daftar istilah Buku Himpunan Fatwa DSN Dewan Syariah Nasional dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan murabahah 19 adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Sedangkan dalam PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah paragraph 52 dijelaskan bahwa murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

2. Murabahah Menurut Hukum Islam

Murabahah merupakan bagian terpenting dari jual beli dan prinsip akad ini mendominasi pendapatan bank dari produk-produk yang ada di semua bank Islam. Dalam Islam, jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat manusia yang diridhai oleh Allah SWT. ⌧ ☺ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu ….” QS An-Nisa [4]:29 19 DSN, 2003:311 Dalam Islam, perdagangan dan perniagaan selalu dihubungkan dengan nilai- nilai moral, sehingga semua transaksi bisnis yang bertentangan dengan kebajikan tidaklah bersifat Islami. Sebagai contoh, setiap perdagangan atau penjual harus menyatakan kepada pembeli bahwa barang atau benda tersebut layak dipakai dan tidak cacat, atau seandainya ada cacat maka itu pun harus diungkapkan dengan jelas. Dalam hadits juga disebutkan : 20 “Pembeli dan penjual berhak untuk membatalkan perjanjian mereka selama mereka tidak terpisah. Apabila mereka itu berbicara benar dan menjalankannya, maka transaksi itu akan diberkahi, tetapi bila mereka saling menyembunyikannya dan berdusta, maka berkah atas transaksi mereka itu akan pupus”HR Bukhari. نﺎ ْ ْ ا ﺪْ ْ ﻀ ْا ْ ﺮْ ﺎ ﺪ ْ ﻰ ْ ﺔ ﻮ أ ﺎ ﺪ ْ ﺪْ ْ ْ إ ْ ْ ْ ﺪ ْ أ ْ ﺔ ﺎ ر لﺎ نﻮ ﺎ سﺎ ا ىأﺮ ﻰ ْا ﻰ إ و ْ ا ﻰ ا جﺮ أ اﻮ ﺎ ْ ﺎ رﺎ ا ﺮ ْ ﺎ ﺎ ا نإ لﺎ ْ إ ْ هرﺎ ْأو ْ ﻬ ﺎ ْ أ اﻮ رو و ْ ا ﻰ ا لﻮ ﺮ ْ ﺎ إ ارﺎ ﺔ ﺎ ْا مْﻮ نﻮ ْ ر ﺪ اﺬه ﻰ ﻮ أ لﺎ ﺪ و ﺮ و ا ﻰ ا ﺾْأ ﺔ ﺎ ر ْ ا ﺪْ ْ ْ إ لﺎ و 20 Mohammad Rifai, dkk, Terjemahan Khulashah Kifayatul Akhyar, Semarang: CV. Toha Putra Semarang, 1978, hal: 192. Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Yahya bin Khalaf telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadhdhal dari Abdullah bin Utsman bin Khutsaim dari Ismail bin Ubaid bin Rifaah dari ayahnya dari kakeknya bahwa ia pernah keluar bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam menuju tempat shalat, lalu beliau melihat orang-orang melakukan transaksi jual beli, beliau pun bersabda: Wahai para pedagang. Lalu mereka menyambut seruan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan mengangkat leher dan pandangan mereka kepada beliau, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai orang-orang yang berdosa kecuali yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik serta jujur. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. Ismail bin Ubaid bin Rifaah dipanggil juga dengan Ismail bin Ubaidullah bin Rifaah. HR Imam At-Tirmidzi. Kemudian dari Abi Sa’id diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda: دﺎ ه ﺎ ﺪ ﺪ أ ْ ْا ْ ةﺰْ أ ْ نﺎ ْ ْ ﺔ ﺎ ﺪ ﺪ او ا ﺄْا قوﺪ ا ﺮ ﺎ ا لﺎ و ْ ا ﻰ ا ْ ءاﺪﻬ او اﺬه ﻰ ﻮ أ لﺎ ْ ا ةﺰْ ﻮ أو ةﺰْ أ ْ يرْﻮ ا ﺪ ْ ْ ﻮْا اﺬه ْ ﺎ إ ﺮْ ﺎ ﺪ ﺪْ رﺎ ْا ْ ا ﺪْ ﺎ ﺮ ْ أ ﺮْ ْ ﺪْﻮ ﺎ ﺪ ﱞيﺮْ ْ ﻮهو ﺮ ﺎ ْ ا أ ْ يرْﻮ ا نﺎ ْ ْ ك ﻮْ دﺎ ْ ﺈْا اﺬﻬ ةﺰْ “Pedagang yang jujur lagi terpercaya, kelak akan bersama-sama para Nabi dan orang-orang yang jujur, serta pada syuhada” HR Imam At-Tirmidzi. Dari Syuhaib Ar-Rumi ra. Rasulullah saw bersabda: “Tiga tempo pe dan ketig bukan un Dala yang terc “Ses baihaqi d dibeli, da tidak sah 21 Wir a hal yang embayaran m ga mencam ntuk diperjua am jual beli j cantum dalam sungguhnya dan Ibnu M an pembeli m dan harus d roso, Jual Beli M di dalamny murabahah, mpurkan tepu albelikan”. juga sangat m hadits: jual beli itu Majah. Apab menyatakan diterima deng Murabahah, Y ya terdapat k , kedua muq ung dengan diharapkan u harus dilaku bila pembel batal sebelu gan lapang d Yogyakarta, UII keberkahan, qaradhah na n gandum u adanya unsu ukan secara li tidak men um akad diij dada oleh ma I Press : 2005, pertama m ama lain dari untuk kepen ur suka sam suka sama s nyukai baran jabkan, mak asing-masing , h. 13‐15 menjual deng i mudharaba ntingan rum a suka, sepe gan ah mah erti suka” HR A ng yang ak ka jual beli g pihak. 21 Al- kan itu

3. Landasan Hukum Murabahah

Jual beli hukumnya jaiz boleh berdasarkan dalil dari Al-Quran, sunnah dan ijma ’. Seluruh kaum muslimin sepakat atas diperbolehkannya jual beli. Hukum asal jual beli adalah boleh. Imam Syafi’I berkata: “ asal jual beli semuanya boleh apabila dengan ridho kedua belah pihak, yaitu perkara yang boleh ketika keduanya saling berjual beli, kecuali yang telah dilarang oleh Rasulullah SAW. Apa-apa yang termasuk dalam arti dilarang oleh Rasulullah SAW maka ia haram dengan izin beliau dan masuk ke dalam perkara yang beliau larang. Dan apa-apa yang terpisah dari itu maka kami memperbolehkannya dengan dalil diperbolehkannya jual beli, yang kami jelaskan dalam kitab Allah. 22 Murabahah adalah salah satu jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan implementasi muamalat tijariyah interaksi bisnis. 23 Adapun dasar hukum kebolehan juak beli murabahah adalah sebagai berikut: 22 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Ibid, hal. 16. 23 Abd al‐Hamid Mahmud al‐Ba’li, al‐Istitsmar wa al‐Riqabah al‐Syar’iyyah, al‐Qahirah: Maktabah Wahbah, 1991, h. 102‐109. Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 275: ☺⌧ ☺ ☺ ☺ Artinya: “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. QS Al- Baqarah[2]:275 Disamping itu beberapa hadis nabi juga mendukung keabsahan murabahah, yaitu hadits riwayat Aisyah r,a. Bahwa ketika Rasulullah SAW ingin hijrah, Abu Bakar ra membeli dua ekor unta, kemudian Rasulullah SAW berkata “serahkan salah satunya untukku dengan harga yang sepadan tauliyah? Abu Bakar menjawab “ya dia untukmu tanpa sesuatu apapun” Kemudian Rasulullah mangatakan “Kalau tanpa harga jual tsaman, maka tidak jadi saya ambil” HR.Bukhari dan Ahmad. 24

4. Rukun Jual Beli

Rukum jual beli menurut mazhab Hanafi adalah ijab dan qabul yang menunjukkan adanya pertukaran atau kegiatan saling memberi yang menempati kedudukan ijab dan qabul itu. Rukun ini dengan ungkapan lain merupakan pekerjaan yang menunjukkan keridhaan dengan adanya pertukaran dua harta milik, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Menurut jumhur ulama ada 4 rukun dalam jual beli, yaitu: orang yang menjual, orang yang membeli, sighat, dan barang atau sesuatu yang diakadkan. Keempat rukun ini mereka sepakati dalam setiap jenis akad. Rukun jual beli menurut jumhur ulama, selain mazhab Hanafi, ada 3 atau 4, yaitu: orang yang berakad penjual dan pembeli, yang diakadkan harga dan barang yang dihargai, sighat ijab dan qabul.

5. Syarat Murabahah

Dalam murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antara lain: 25 1. Mengetahui harga pertama Harga Pembelian 24 Abd al‐Hamid Mahmud al‐Ba’li, al‐Istitsmar wa al‐Riqabah al‐Syar’iyyah, al‐Qahirah: Maktabah Wahbah, 1991,h. 3766 25 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Ibid, hal. 19 Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Jika diketahui hingga keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi itu. 2. Mengetahui besarnya keuntungan Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia merupakan bagian dari harga tsaman, sedangkan mengetahui harga adalah syarat sahnya jual beli. 3. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan dihitung. Jika modal dan benda-benda yang tidak memiliki kesamaan, seperti barang dagangan, selain dirham dan dinar, tidak boleh diperjualbelikan dengan cara murabahah atau tauliyah oleh pihak yang tidak memiliki barang dagangan. Hal ini karena murabahah atau tauliyah adalah jual beli dengan harga yang sama dengan harga pertama, dengan adanya tambahan keuntungan dalam system murabahah. 4. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama. Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang sejenis dengan takarn yang sama, maka tidak boleh menjualnya dengan system murabahah. Hal semacam ini tidak diperbolehkan karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama dengan adanya tambahan, sedangkan tambahan terhadap riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungan. 5. Transaksi pertama haruslah sah secara syara’ Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang yang semisal bukan dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.

6. Hal Yang Wajib Dijelaskan Dalam Murabahah

26 Jual beli secara murabahah dan tauliyah adalah jual beli secara aman kepercayaan karena pembeli mempercayai perkataan penjual tentang harga pertama tanpa ada bukti dan sumpah, sehingga harus terhindar dari khianat dan prasangka buruk. Firman Allah SWT ☺ 26 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Ibid, hal. 21 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul-rasul dan dan janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang diberikan kepada kamu padahal kamu mengetahui amanah tersebut”. Al-Anfal [8]:27 Dengan demikian, apabila barang yang berada di tangan penjual atau pembeli itu cacat, lalu ia hendak menjual secara murabahah maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Jika cacat yang ada pada barang terjadi atas kehendak manusia maka ia diperbolehkan menjualnya dengan harga utuh tanpa menjelaskan bagian yang cacat. 2. Zufar dan sebagian besar ulama mengatakan bahwa barang yang cacat tidak dapat dijual secara murabahah, kecuali jika si penjual menjelaskan cacat tersebut untuk mencegah adanya unsure khianat, karena maksud hati masing- masing orang itu berbeda-beda, dank arena cacat yang ada akan mengurangi nilai barang tersebut.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah Terhadap KPR Syariah

Seorang nasabah konsumen didalam memperoleh jasa atau barang, tidak hanya ingin memiliki barang atau jasa, tetapi ada factor-faktor yang mempengaruhi perilaku seorang nasabah konsumen yaitu: 27 a. Pengaruh kebudayaan merupakan factor penentu yang paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang faktor ini dipengaruhi oleh kelompok, keagamaan, nasionalisme, ras, letak geografis. b. Kelas sosial Ada 4 hal yang mendasar timbulnya kelas sosial dimasyarakat yaitu: 1. Kekayaan 2. Kekuasan 3. Kehormatan 4. Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan c. Kelompok Referensi 28 Kelompok referensi bagi seseorang akan memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang kelompok yang memberikan pengaruh langsung terdiri dari dua yaitu primer dan skunder. Kelompok primer adalah kelompok yang didalamnya terjalin interaksi yang berkesinambungan dan cenderung bersifat informal. Contohnya keluarga, 27 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Di Indonesia : Analisa Perencanaa Implementasi Dan Pengendalian, Jakarta, Salemba Empat : 2000, h.224. 28 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan Pengendalian, Jakarta, Erlangga : 1996 ed.5 h.181. kawan, tetangga dan rekan kerja. Kelompok sekunder adalah kelompok yang didalamnya kurang terjalin interaksi yang berkeinambungan dan cenderung formal seperti: organisasi, keagamaan dan himpunan profesi. d. Faktor Pribadi Yang mempengaruhi faktor ini adalah: 1. Umur dan tahapan dalam siklus hidup Konsumsi seseorang dibentuk oleh tahapan siklus keluarga . orang dewasa biasanya mengalami perubahan tertentu ketika mereka menjalani hidupnya. 2. Pekerjaan 3. Ekonomi. Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya. 4. Gaya hidup. Gaya hidup seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungannya, juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas social seseorang. 5. Kepribadian. Merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relative konsisten. Selain faktor-faktor di atas perilaku-perilaku yang terbentuk dari seseorang dipengaruhi juga oleh persepsi. Persepsi menurut Willian J. Stanton adalah mana yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman lalu, stimulasi yang kita terima melalui indra. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tertarik kepada sesuatu dan memilihnya setelah melewati sejumlah tahapan sebagaimana pada skema. 29 Pengendalian Pikiran Ada sejumlah sumber informasi yang digunakan seseorang dalam mengakses informasi. Menurut Kotler dan Amstrong ada empat sumber informasi yang menentukan utuk mengadopsi produk yaitu 30 pertama sumber pribadi yaitu meliputi keluarga, teman, tetengga dan kenalan. Kedua sumber komersial yaitu iklan. Ketiga sumber publik yaitu media masa, organisasi, penilai konsumen. Keempat sumber eksperimental diantaranya penggunaan, penanganan produk. Masing-masing informasi tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda kepada seseorang dalam mengadopsi produk. Setelah mengenal seseorang mulai menimbang baik buruk, untung rugi dalam melakukan sesuatu atau memanfaatkan produk. Dalam tahap ini biasanya seseorang akan melakukan informasi dan membandingkan sesuatu atau produk tersebut dengan yang lain. Keyakinan 29 TIM UIN Dan Bank Indonesia, Laporan Hasil Penelitian, Jakarta, 2003, h.48. 30 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan Pengendalian, Ibid, ed.5 h.182. Mencoba Terima Tolak terhadap sesuatu mendorong seseorang untuk mencoba produk tersebut. Proses ini sangat penting karena menentukan seseorang menerima atau menolak produk itu. Dalam proses mencoba, biasanya seseorang merasakan langsung dampak dari apa yang ia coba. Dari situlah seseorang akan menetapkan keputusan untuk menerima atau menolak. Apabila ia merasakan keuntungan tentu ia akan menerima, sebaliknya apabila ia merasakan kecewa terhadap sesuatu maka ia akan menolaknya. 31 Banyak orang yang menerima suatu produk dengan berbagai alasan. Mereka puas karena telah mendapatkan yang sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasaan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Harapan nasabah merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan terhadap yang akan diterimanya setelah memakai suatu produk barang atau jasa. Sedangkan kinerja yang disampaikan adalah persepsi nasabah terhadap yang diterimanya setelah ia memakai suatu barang atau jasa. Ada beberapa faktor dalam pemuasan pelanggan nasabah yaitu: 32 1 Produk. Pelanggan atau nasabah akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan produk berkualitas. 31 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan Pengendalian, Op.cit h.185. 32 Rambat Lupyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta, Salemba Empat : 2001 h.160. 2. Pelayanan. Pelanggan atau nasabah akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik dan sesuai yang diharapkan.

BAB III PROFIL KPR SYARIAH DI BTN SYARIAH CABANG BOGOR

A. Sejarah Berdirinya KPR Syariah

BTN Syariah merupakan Unit Usaha Syariah UUS dari Bank BTN Persero, Tbk yang menjalankan bisnis dengan prinsip Syariah. BTN Syariah mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta, sampai dengan Desember 2009 telah dibuka 20 Kantor Cabang, 1 Kantor Cabang Pembantu Syariah, dengan 119 Kantor Layanan Syariah. 33 Tujuan dari pendirian UUS Bank BTN adalah untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan produk dan layanan perbankan sesuai prinsip Syariah dan memberi manfaat yang setara, seimbang dalam pemenuhan kepentingan nasabah dan Bank. Sebagai bagian dari Bank BTN yang merupakan Bank BUMN BTN Syariah menjalankan fungsi intermediasi dengan menghimpun dana masyarakat melalui produk-produk Giro, Tabungan, dan Deposito, dan menyalurkan kembali ke sektor riil melalui berbagai produk pembiayaan KPR, Multiguna, Investasi dan Modal Kerja. Sesuai dengan motonya : Maju dan Sejahtera Bersama maka BTN Syariah mengutamakan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam penerapan imbal hasil antara Nasabah dan Bank. 33 “Republika”. Artikel diakses pada 8 Mei 2010 dari http:www.BTN.Syariah.co.id