BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia perbankan di Indonesia saat ini, Perbankan Syariah sudah tidak lagi dianggap sebagai tamu asing. Hal ini disebabkan kinerja dan kontribusi
Perbankan Syariah terhadap perkembangan industri perbankan di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Kinerja ini semakin nyata ketika badai krisis ekonomi
melanda Indonesia, ketika perbankan konvensional banyak yang terpuruk, perbankan syariah relatif dapat bertahan bahkan menunjukkan perkembangan,
data menunjukkan bahwa pada akhir 1996, jumlah keseluruhan kantor pusat, kantor cabang, kantor capem, maupun kantor kas, yaitu 41 kantor. Bulan januari
2003, jumlahnya telah menjadi 116 kantor.
1
Sejalan dengan semakin berkembangnya kegiatan pembangunan di Indonesia dan dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat kurang lebih 225 juta
jiwa pada tahun 2008
2
, pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya melalui pembangunan di berbagai sektor, salah satu
sektor yang terpenting adalah masalah mengenai perumahan. Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat namun lahan yang tersedia semakin
1
Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan,Jakarta, Senayan Abadi Publishing, 2003, h. 3-4
2
Artikel diakses pada 15 Juni 2010 dari http:www.Kompas.co.id
terbatas dapat mengakibatkan tingginya harga tanah dan rumah, hal ini dapat menjadikan beban bagi mereka yang membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal.
Dalam hal ini bank memegang peranan penting dalam memperlancar proses pembangunan dan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan akan perumahan, selain itu bank juga melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor
perekonomian. Dunia perbankan sudah cukup lama berkembang di Indonesia, akan tetapi
sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997. Ketika banyaknya bank-bank konvensional yang berbasis bunga mengalami
depresi hebat dan bahkan tidak sedikit bank konvensional tutup akibat dilikuiditasi hingga mencapai 55 bank pada bulan juli 1997 sampai dengan 13
maret 1999,
3
karena disebabkan krisis ekonomi tersebut, sehingga akan berdampak pada lambannya proses pemulihan ekonomi di Indonesia dan
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional sempat menurun. Pada saat tingkat suku bunga pinjaman dan terbatasnya kemampuan
perbankan untuk menyalurkan dana kepada nasabah, hanya bank syariah di Indonesia yang tetap dan semakin memperkuat eksistensinya setelah terjadinya
krisis moneter ini.
3
Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek, Jakarta: Al Fabet, 1999, Edisi Pertama, Cet.Ke-1, h. Vii
Keadaan ekonomi yang belum pulih akibat krisis ekonomi hingga saat ini berdamapak pada tingkat kestabilan ekonomi yang lamban dan penurunan tingkat
daya beli masyarakat terhadap barang-barang konsumsi terutama pada kebutuhan hajiat yang semakin hari semakin terjadi peningkatan harga. Kebutuhan sandang,
pangan, dan papan harus terus terpenuhi. Oleh karena itu bank syariah memberikan jasa layanan kepada nasabah melalui produknya demi untuk
meningkatkan daya beli masyarakat melalui pinjaman dan pembiayaan. Kebutuhan papan Prasarana Tempat Tinggal merupakan salah satu
kebutuhan yang amat penting dan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional yang sudah lama menjadi program pemerintah untuk mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat . Oleh karena itu pemerintah melalui perbankan merealisasikan pemberian kredit.
Selama ini penyediaan Kredit Pemilikan Rumah KPR merupakan salah satu kegiatan Bank Konvensional yang tidak lepas dari bunga. Dalam
penyelenggaraan KPR ini terlibat unit-unit usaha lain, seperi Perseroan Terbatas PT, yang menyediakan lokasi tanah pembangunan rumah. Hal yang ditetapkan
dalam KPR antara lain harga jual kontan, uang muka, suku bunga, angsuran bulanan dan benda-benda lain yang harus dibayar oleh pembeli debitur.
Misalnya biaya penyambungan listrik, provisi bank, dan biaya notaris.
4
4
Chuzaimah T Yanggo dan Haifiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam Kontemporer cet. III, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997, h. 51
Produk-produk bank syariah sangat bervariasi mencapai lebih dari 40 jenis produk dan jasa keuangan syariah dengan menggunakan akad yang bervariasi
juga. Produk dan jasa tersebut meliputi produk dan jasa untuk pendanaan, pembiayaan, pembiayaan perdagangan, jasa perbankan, card services atau
pelayanan kartu, treasury dan instrument pasar uang. Produk dan jasa tersebut sangat mirip dengan produk dan jasa yang
ditawarkan bank konvensional. Penanaman produk dan jasa syariah mengikuti nama konvensional produk dan jasa tersebut dengan menambahkan inisial I di
belakangnya yang menunjukan bahwa produk atau jasa tersebut adalah produk atau jasa yang menggunakan prinsip syariah Islamic, misalnya tabungan atau
savings account diberi nama savings account-I, pembiayaan proyek atau project financing diberi nama project financing-i.
5
Pada bank konvensional besarnya jumlah kredit yang diberikan akan menentukan keuntungan, namun pada bank syariah yang menentukan jumlah
pendapatan bukan hanya jumlah pembiayaan yang diberikan, tetapi pada dasarnya adalah berapa cepat turn over pembiayaan tersebut dilakukan. Yang paling utama
yaitu apabila bank syariah menyalurkan dananya dalam piutang yang timbul dari
5
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, 2001, h. 145- 146
transaksi jual-beli seperti murabahah, salam, istishna dan juga transaksi sewa- menyewa ijaroh.
6
Alasan utama masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah adalah alasan keagamaan dan karena bank syariah menetapkan prinsip kemitraan melalui
produk pembiayaan. Bagi masyarakat yang memanfaatkan produk dan jasa perbankan syariah, perilakunya dipengaruhi oleh pertimbangan aksebilitas bank,
keamanan, dan pertimbangan keamanan, sebagaimana pertimbangan dalam memilih bank secara umum. Jenis produk perbankan syariah yang banyak
digunakan adalah produk penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah, tabungan wadiah dan deposito
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa bank syariah dapat memiliki potensi pengembangan yang cukup besar dengan adanya kebutuhan masyarakat
dan dukungan kebijakan yang kuat. Oleh karena, itu penulis menulis skripsi
dengan judul “ PREFERENSI NASABAH TERHADAP KREDIT PEMILIKAN RUMAH KPR SYARIAH STUDI PADA BANK BTN
SYARIAH CABANG BOGOR”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah