QS. al-Baqarah: 43 Tafsir Ayat-Ayat Shalat Berjama’ah Menurut Ibnu Katsîr

kemudian salam. Sesudah itu masing-masing dari kedua golongan melakukan shalat sendiri-sendiri masing-masing satu rakaat. 38 Perintah menyandang senjata dalam shalat khauf, menurut segolongan ulama diinterpretasikan berhukum wajib karena berdasarkan kepada makna lahiriah ayat. Pendapat ini merupakan salah satu dari kedua pendapat yang dikatakan oleh Imam Syafi’î. Sebagai dalilnya ialah firman Allah SWT yang mengatakan: .…..                   …… “......... Dan tidak ada dosa atas kalian meletakkan senjata kalian, jika kalian mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kalian memang sakit; dan siap siagalah kalian.........”. An-Nisâ: 102 Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa setiap manusia harus tetap waspada dalam keadaan shalat disaat perang sedang berkecamuk; karena sewaktu- waktu bila diperlukan, pasti akan menyandangnya dengan mudah, tanpa susah payah lagi. 39

2. QS. al-Baqarah: 43

         “Dan Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang- orang yang ruku 40 ”. al-Baqarah: 43. 38 Ibnu Katsȋr, Tafsir al-Qur’ân al-Azhim, h. 459-460. 39 Ibnu Katsȋr, Tafsir al-Qur’ân al-Azhim, h. 447. 40 Yang dimaksud ialah: shalat berjamaah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk. Asbab al-Nuzul Dari ayat di atas, tidak mempunyai sabab al-nuzul, begitu juga tidak semua dari sekian banyak sabab al-nuzul melalui periwayatan shahîh. Dalam hal ini al-tafsîr al-maudhû’I, jika terdapat sabab al-nuzul, maka dalam proses penafsirannya harus mengurutkan ayat demi ayat berdasarkan urutan nuzulnya. Namun, hal ini terkadang sulit dilakukan karena tidak semua sabab al-nuzul yang ada, terdapat penjelasan tentang beberapa urutannya. Munasabah Ayat Setelah manusia diperingatkan kepada kesalahan-kesalahan dan kecurangan manusia yang telah lalu itu, sekarang manusia diajak membersihkan jiwa dan mengadakan ibadat tertentu kepada Allah, dengan mengerjakan shalat, dan mengeluarkan zakat. Dengan shalat, hati terhadap Allah menjadi bersih dan khusyu dan dengan mengeluarkan zakat, penyakit bakhil menjadi hilang dan timbul hubungan batin yang baik dengan masyarakat, terutama orang- orang fakir- miskin, yang selama ini hanya mereka peras tenaganya, dan mana yang terdesak mereka pinjami uang dengan memungut riba. 41 Penjelasan Firman Allah SWT kepada Ahlul Kitab:         “Dan Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang- orang yang ruku 42 ”. al-Baqarah: 43. 41 Tafsir Ayat 40-46, Dakwah Kepada Bani Israel. Artikel ini diakses pada tanggal 15 Maret 2010 dari, httptafsiralazhar.net46.netmyfileS-Al-Baqarah.htm 42 Yang dimaksud ialah: shalat berjamaah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk. Muqatil mengatakan: Allah memerintahkan orang-orang Yahudi agar masuk Islam, untuk mendirikan shalat sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad Saw, secara rinci dan yang telah disunnahkannya, suruhan ini disampaikan setelah beriman kepada beberapa penjelasan yang dibawa oleh Muhammad Saw. dari Rabb-nya, karena salat tidak sah tanpa keimanan. Demikian pula halnya dengan zakat, shaum, dan haji. Keimanan kepada risalah Muhammad saw merupakan landasan segala amal. kemudian membayar zakat yaitu dengan menyerahkan kepada Nabi dan melakukan shalat secara Jama’ah. 43 Sedangkan firman-Nya:         “Dan Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang- orang yang ruku 44 ”. al-Baqarah: 43. Maksudnya, jadilah kalian bersama orang-orang mukmin dalam berbuat yang terbaik, di antara amal kebaikan yang paling khusus dan sempurna itu adalah shalat. Banyak ulama yang menjadikan ayat ini sebagai dalil yang menunjukkan kewajiban shalat berjama’ah. 45 Karena dalam ritual yang dilakukan oleh orang- orang Yahudi tidak terdapat ruku’. Ayat ini juga berisi petunjuk agar mengikuti Jama’ah kaum Muslimin dan menta’mir masjid. Dalam masalah ini, yakni shalat berjama’ah, Jumhur ulama berpendapat bahwa hukumnya adalah sunnah mu- akkadah tetapi amat dianjurkan, bukan wajib sedangkan pendapat yang lebih 43 Ibnu Katsȋr, Tafsir al-Qur’ân al-Azhim, jilid 1, h. 120. 44 Yang dimaksud ialah: shalat berjamaah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk. 45 Ahmad bin Muhammad Ataillah, Al-Hikam, Semarang: Toha Putra, juz 1, h.153-154. kuatrâjih adalah pendapat kedua, yaitu hukumnya wajib karena banyak dan kuatnya dalil-dalil yang dikemukakan. 46 Apabila Allah telah memerintahkan untuk ber-iman kepada keesaan Allah itu lebih di dalamkan dengan mengerjakan shalat, kemudian dengan mengeluarkan zakat, maka akan tumbuhlah iman itu dengan suburnya. Karena ada juga manusia yang telah mengaku beriman kepada Allah tetapi malas dalam mengerjakan salat. Berbahayalah bagi iman itu, karena kian lama manusia akan runtuh kembali. Dan hendaklah di didik diri bermurah hati dengan mengeluarkan zakat karena bakhil adalah musuh yang terbesar dari iman. Apabila berperangai bakhil, nyatalah orang itu tidak beriman. Maksud yang kedua, arti ruku ialah khusyu. Jangan hanya shalat asal shalat, shalat mencukupi kebiasaan sehari-hari saja, tidak di jiwai oleh rasa khusyu dan ketundukan. Inilah yang diserukan kepada Bani Israil yakni agar mereka teruskan saja agama yang diajarkan Musa a.s. kepada lanjutannya, yaitu yang diteruskan oleh Muhamrnad Saw agar mereka menjadi Muslim, menyerah diri kepada Tuhan, dan hiduplah sebagai Muslim yang sejati. 47 46 Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar, Zubdatut Tafsir min Fath al-Qadîr, artikel ini diakses pada tanggal 15 Maret 2010 dari, http:www.alsofwah.or.id 47 Tafsir Ayat 40-46, Dakwah Kepada Bani Israel. 55

BAB IV HIKMAH SHALAT BERJAMA’AH MENURUT IBNU KATSÎR