2. Tafsîr al-Qur’ân al-’Azhîm, lebih dikenal dengan nama Tafsîr Ibn
Katsîr. Diterbitkan pertama kali dalam 10 jilid, pada tahun 1342 H.1923 M. Di Kairo.
32
B. Mengenal Tafsir Ibn Katsîr
1. Sumber Tafsir Ibn Katsîr
Sumber-sumber tafsir adalah sumber-sumber yang dikutip oleh para ahli tafsir dan diletakkan di dalam tafsir mereka, lepas dari pandangan mereka dalam
menafsirkan al-Quran.
33
Secara garis besar, sumber-sumber Tafsir Ibn Katsîr dapat dibagi menjadi dua, yakni sumber riwayah dan dirayah.
a. Sumber Riwayah
Sumber ini antara lain meliputi: al-Qur’ân, Sunnah, pendapat sahabat, pendapat tabi’un. Sumber-sumber tersebut merupakan sumber primer dalam
Tafsir Ibn Katsîr. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa materi sumber ini juga berasal dari sumber kedua dirayah. Karena walaupun Ibn Katsîr sebagai hafizh
dan muhaddis yang mempunyai periwayatan hadis, dan menguasai periwayatan tentang hadis tafsir, dia cenderung mengutip riwayat-riwayat penafsiran dari
kitab-kitab kodifikasi daripada menyampaikan hasil periwayatannya. Namun, karena materi tersebut identik dengan riwayah, maka sumber-sumber tersebut
adalah sumber riwayah. Sebagai ulama’ muta’akhkhirûn yang sudah jauh rentang masanya dengan pemilik-pemilik sumber riwayah, adalah suatu sikap yang
32
Syâkir, ‘Umdat at-Tafsîr ‘an al-Hâfizh Ibn Katsîr, h. 34-36.
33
‘Abd ar-Rahman al-Baghdady, Beberapa Pandangan Mengenai Penafsiran al-Qur’ân, terj. Abu Laila dan Muhammad Thohir, Bandung: PT al-Ma’arif, 1988, h. 29.
berhati-hati dan menjaga diri apabila dia merujukkan riwayat tafsir kepada kitab kodifikasi, sekalipun menguasai periwayatan. Hal ini tidak masalah karena
memang penekanan penulisan tafsir ma’tsûr pada masa muta’akhkhirûn adalah pada selektifitas atau perhatian dan kepedulian pada nilai riwayat. Dikategorikan
dalam sumber riwayah karena dalam tafsir ma’tsûr sumber tersebut dikenal sebagai sumber riwayah, dan dulu, masa mutaqaddimûn, penafsiran dengan
diriwayatkan sebagaimana diriwayatkannya hadis oleh para periwayatnya secara tahammul dan ‘ada’.
b. Sumber Dirayah Ijtihad Ibn Katsîr Ketika Menjelaskan
Yang dimaksud sumber dirayah adalah pendapat yang telah dikutip oleh Ibn Katsîr dalam penafsirannya. Sumber ini selain dari kitab-kitab kodifikasi pada
sumber riwayah, juga kitab-kitab tafsir dan bidang selainnya dari para ulama’ muta’akhkhirûn sebelum atau seangkatan dengannya. Terdapat pula pada sumber
ini karya ulama’ mutaqaddimûn. Hal ini merupakan bukti keterbukaan Ibn Katsîr terhadap karya-karya dari
ulama’ muta’akhkhirûn yang berorientasi ra’y. maksudnya, dia tidak membatasi diri pada kutipan karya Tafsir ma’tsûr saja, namun juga memasukkan pendapat
para ulama’ tafsir yang lahir dari pengaruh perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dalam Islam.
2. Metode Tafsir Ibn Katsîr