37
BAB III TAFSIR AYAT SHALAT BERJAMA’AH MENURUT IBNU KATSÎR
A. Pengertian Shalat Berjama’ah
Shalat berjama’ah adalah shalat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dengan satu orang di depan sebagai imam dan yang lainnya
di belakang sebagai makmum. Shalat berjama’ah minimal atau paling sedikit dilakukan oleh dua orang,
namun semakin banyak orang yang ikut shalat berjamaah tersebut jauh lebih baik. Shalat berjamaah memiliki nilai 27 derajat lebih baik daripada shalat sendiri.
Oleh sebab itu setiap manusia diharapkan lebih mengutamakan shalat berjama’ah daripada shalat sendirian saja.
Shalat atau sering ditulis ejaan KBBI, merujuk kepada salah satu ritual ibadat pemeluk agama Islam. Secara bahasa shalat berasal dari bahasa Arab yang
memiliki arti: doa. Ia dinamakan dengan salah satu bagiannya. Ada yang berpendapat arti aslinya dalam bahasa adalah pengagungan. Seperti dalam firman
Allah swt:
1
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
2
dan mensucikan
3
mereka dan mendoalah untuk mereka.
1
Mahir Manshur Abdurraziq, Mu’jizat Shalat Berjama’ah, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007, h. 24.
2
Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih- lebihan kepada harta benda
Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. QS. At-Taubah:
103.
Yang dimaksud dari ayat di atas ialah berdoalah dan beristighfarlah untuk mereka.
4
Dan Nabi saw bersabda:
dalam shallaita adalah ya’. Sehingga, bagaimana mungkin keduanya seakan padahal huruf asli keduanya berbeda?”
7
Sedangkan shalat menurut istilah adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengungkapkan perbuatan-perbuatan tertentu.
8
Artinya ibadah kepada Allah yang berisikan bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan yang khusus, dimulai
dengan takbir dan di akhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. Ia disebut
shalat karena doa yang dikandungnya,
9
sebelumnya ia adalah sebutan untuk setiap doa lalu berubah menjadi sebutan untuk doa yang khusus, atau ia adalah nama
untuk doa lalu dialihkan kepada shalat yang syar’i; karena adanya kesesuaian dan kedekatan di antara shalat dan doa. Maka jika dimutlakkan nama shalat dalam
syara’, tidak di fahami darinya kecuali shalat yang disyariatkan.
10
Jama’ah dalam bahasa Arab diambil dari kata al-jam’u yang bermakna menyusun sesuatu yang tercerai berai dan menggabungkannya dengan
mendekatkannya satu sama lain. Al-Jama’ah adalah sekelompok manusia yang berkumpul untuk satu tujuan. Kemudian digunakan juga untuk sekelompok
makhluk lainnya selain manusia. Orang arab mengatakan: jama’atus syajar kumpulan pepohonan, jama’atun nabat kumpulan tanaman dengan makna ini
kata al-jama’ah digunakan untuk kumpulan segala sesuatu yang berjumlah banyak.
11
7
Imam Muhyiddin an-Nawawi, Al-Majmu Syarh al-Muhadzdzab, Beirut: Dâr al-Fikr, jilid 3, h. 2.
8
Ibnu Qudamah al-Hanbali, Al-Mughni, Beirut: Dâr Hajar li ath-Thiba’ah wa an-Nasyr wa at-Tauzi’ wa al-‘I’lam, 1992, cet. Ke-2, jilid 2, h. 5.
9
‘Alauddin Abul Hasan ‘Ali bin Sulaiman bin Ahmad al-Mawardi, Al-Inshaf fi Ma’rifati ar-Rajih min al-Khilaf, Beirut: Dâr Hajar li ath-Thiba’ah wa an-Nasyr, 1993, jilid 3, h. 5.
10
al-Qahthani, Lebih Berkah dengan Shalat Berjamaah, h. 18.
11
Shalih bin Ghanim As-Sadlaan, Shalatul Jama’ah Hukmuha wa Ahkaamuha wat Tanbih ‘Alaa maa Yaqa’u fiiha min Bida’ wa Akhtaa’, Daarul Wathan., terj. Abu Ihsan al-
Shalat berjama’ah adalah shalat yang dilakukan di masjid, mushalah, atau istilah lainnya. Dengan demikian, shalatnya seorang laki-laki mukallaf di rumah,
kantor atau tempat lainnya tidaklah termasuk mendapat keutamaan secara penuh sebagaimana diterangkan oleh hadîs-hadîs Rasulullah saw.
12
B. Tafsir Ayat-Ayat Shalat Berjama’ah Menurut Ibnu Katsîr