Pengertian Usaha Kecil 1. Definisi Usaha Kecil

C. Pengertian Usaha Kecil 1. Definisi Usaha Kecil

Usaha kecil disebut juga dengan istilah pengusaha golongan ekonomi lemah, sektor formal, asongan dan sebagainya, yakni mereka yang mempunyai usaha yang tidak tetap dan tempat usaha yang berpindah-pindah, namun mempunyai penghasilan yang cukup. 46 Menurut Zainul Arifin usaha kecil umumnya memiliki tingkat kelayakan yang masih rendah, akibatnya ada keterbatasan pada aspek pemasaran, teknis, produksi, manajemen dan organisasi. 47 Dari pengertian diatas dapatlah disimpulkan usaha kecil adalah usaha yang ekonominya tidak dipakai dengan baik, dari segi modal usaha kecil yang relatif kecil dari segi omzet tidak terlalu banyak. Pemasaran tidak begitu luas, dalam hal teknis mereka terbatas dan lain-lain. Umumnya dari segi modal omzet rata-rata usaha kecil mempunyai modal yang tidak begitu banyak, 1 juta dan omzet perbulannya kurang lebih Rp. 500.000,- perbulan, bahkan ada juga Rp. 100.000,- s,d Rp. 300.000,- perbulan. Adapun ciri-ciri pengusaha kecil, antara lain : 46 Santoso, Pusat Perpajakan dan Keuangan 1992, Jakarta: 1996, h. 25. 47 Zainul Arifin, Memahami Bank dan Syari’ah, Lengkap, Peluang, Tantangan dan Prospek, Jakarta: Al-Vabet, 1999, Cet. I, h. 110. a. Manajemen pada pengusaha kecil yang sangat sederhana. b. Pengusaha kecil mempunyai modal yang relatif sangat sederhana. c. Pengusaha kecil cenderung menggunakan tekhnologi yang sangat sederhana, atau tidak memakai tekhnologi sama sekali khususnya pemula. d. Jaringan pemasaran produk dari pengusaha kecil masih kurang luas. Retail market lebih memfokuskan pada kebutuhan dari pengusaha menengah di bawah dan perorangan. Pemberian dana al-Qardhu al-Hasan oleh Bank kepada pengusaha ekonomi menengah di bawah tidak terlepas dari pengertian pengusaha kecil sebagai penerima dana kebajikan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kalangan pengusaha ekonomi lemah. Dari pengertian usaha kecil dan sektor informal jelaslah pengusaha ekonomi menengah di bawah masih banyak memerlukan bantuan demi kelancaran usahanya, hal ini terlihat dari jenis usaha yang masih banyak memerlukan bantuan dan bimbingan untuk meningkatkan penghasilan para pengusaha ekonomi lemah menengah ke bawah. Dengan meningkatnya penghasilan dari para pengusaha ekonomi lemah lebih memungkinkan mengurangi kemiskinan yang timbul. Dan dengan menanggulangi masalah kemiskinan diharapkan akan mengurangi ekonomi sebagai akibat dampak sosial tentang masalah kemiskinan. Dalam pemberian dana al-Qardhu al-Hasan oleh Bank kepada pengusaha ekonomi menengah kebawah juga tidak terlepas dari sektor informal. Usaha sektor informal sangat beraneka ragam seperti: pedagang warungan, dan usaha-usaha rumah tangga seperti: pedagang sayuran, pembuat tempe dan lain-lain. Menyadari berbagai kelemahan yang dimiliki oleh pengusaha golongan ekonomi lemah, yaitu dalam hal organisasi pengelolaan, permodalan, persaingan, dan sebagainya, maka BMT Husnayain menyediakan fasilitas Produk Pembiayaan al-Qardhu al-Hasan pinjaman kebajikan melalui berbagai prosedur yang tidak berbelit-belit dan kesederhanaan serta keringanan pada pengusaha kecil.

2. Batasan Usaha Kecil

Ada tiga golongan masyarakat yang dapat dikategorikan untuk memperoleh pembiayaan usaha kecil, yaitu : a. Para pengusaha kecil sangat kecil yang kekurangan dana untuk mengembangkan usahanya tetapi mempunyai prospek bisnis yang sangat baik. Adapun yang menjadi kriteria usaha kecil sangat kecil, adalah : 1 Semua pengusaha kecil yang bergerak dalam bidang usaha sektor informal, seperti pedagang kaki lima, warung makanan, pedagang sayuran dan buah-buahan, penjahit dan lain-lain. 2 Omzet penjualan rata-rata perhari minimal Rp. 100.000 b. Mereka yang terkena musibah bencana alammala petaka lainnya yang berakibat rusakmusnahnya asset usaha dan turunnya kemampuan memperoleh laba. Keadaan berikut ini dapat dikategorikan sebagai nasabah yang terkena musibah, yaitu : 1 Bencana alam yang mengakibatkan musnah, rusaknya asset usaha, bencana alam yang dapat merusak asset usaha dapat berupa; kebakaran, tanah longsor, banjir, badaitopan, letusan gunung merapi, gempa bumi, kegagalan panen akibat musim. 2 Dalam kategori kehilangan pengurangan nilaipengrusakan asset usaha oleh pihak lain, musibah yang termasuk ini adalah sebagai berikut : a. Pencurianpengrusakan asset oleh orang lain. b. Penggusuran tanahbangunan tempat usaha oleh pemerintah, yang atas penggusuran tersebut pemerintah tidak memberi ganti rugi. 3 Pengurangan nilai barang dagangan komoditi tertentu karena merosotnya harga barang dagangan tersebut yang diakibatkan oleh berbagai alasansebab yang sukar diantisipasi. c. Mereka yang terkena keadaan darurat yang bersifat pribadi. Keadaan darurat yang dimasukkan dalam kategori ini adalah sebagai berikut : 1 Adanya pengeluaran yang tidak terduga yang dapat berupa : a. Biaya pengobatan keluarga. b. Biaya pemakaman orang tua keluarga yang meninggal. 2 Biaya pendidikan anak. 3 Hilang atau rusaknya asset RT family asset yang tidak ada hubungan secara langsung dengan usaha nasabah misal; rumah nasabah terbakar.

D. Konsep Baitul Maal Wat Tamwil 1. Pengertian BMT