tersebut mendapatkan tempatnya sendiri dalam rancangan sistem dan telaah teoritis, tanpa harus bertentangan.
29
Dalam usaha memahami efektivitas yang bersifat abstrak itu, beberapa analisa organisasi berusaha mengidentifikasi segi-segi yang menonjol
kaitannya dengan konsep ini. Walaupun ada sederetan panjang kriteria kerja yang dipakai, namun kriteria yang paling banyak dipakai meliputi hal-hal
berikut : a. Kemampuan menyesuaikan diri, keluwesan
b. Produktivitas c. Kepuasan kerja
d. Kemampuan berlaba e. Pencarian sumber dana
30
B. Konsepsi Al-Qardhu al-Hasan 1. Pengertian al-Qardhu al-Hasan
Al-Qardhu al-Hasan berarti pinjaman kebajikan dan lunak Soft and Benevolent Loan
, dimana pinjaman tersebut tanpa adanya bunga pinjaman. Al-Qardh Soft and Benevolent Loan adalah pemberian harta kepada orang
lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjam tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fiqh klasik, al-Qardh
29
Bambang Kustiyanto, Ikhtisar Studi Organisasi dan Management, Jakarta: Ghallia, 1991, Cet. Ke-8, h.121.
30
Ibid, h. 24.
dikategorikan dalam aqad tathawwu’i atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial.
31
Terdapat beberapa definisi tentang al-Qardh, tapi pada intinya semua sama, yaitu :
a. Al-Qardhu al-Hasan adalah suatu perjanjian antara bank sebagai pemberi pinjaman dengan nasabah sebagai penerima pinjaman, baik berupa uang
maupun barang tanpa persyaratan adanya tambahan biaya apapun. Peminjaman atau nasabah berkewajiban mengembalikan uang atau barang
yang dipinjam pada waktu yang disepakati bersama dengan pokok pinjaman.
32
b. Al-Qardhu al-Hasan Benevolent Loan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata dimana si peminjam tidak
dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman.
33
c. Al-Qardhu al-Hasan adalah perjanjian pinjaman baru kepada pihak kedua dan pinjaman tersebut dikembalikan dengan jumlah yang sama sebesar
yang dipinjam. Pengembalian ditentukan dalam jangka waktu tertentu
31
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: PT. Gema Insani, 2001, h. 131.
32
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1997, h. 97.
33
Karnaen Perwataatmadja dan Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: PT. Dara Prima Yasa, 1992, h. 33.
sesuai kesepakatan bersama dalam pembayaran dilakukan secara angsuran maupun tunai.
34
d. Al-Qardhu al-Hasan adalah suatu pinjaman yang harus dikembalikan pada akhir suatu waktu yang telah disepakati tanpa keharusan membayar bunga
ataupun pembagian utang rugi dalam bisnis.
35
e. Al-Qardhu al-Hasan adalah suatu pinjaman yang diberikan seseorang kepada orang lain tanpa dituntut untuk mengembalikan apa-apa bagi
peminjam, kecuali pengembalian modal asal pinjaman tersebut.
36
Para Imam Mazhab Sunni mengemukakan pendapat mereka tentang arti al-Qardh. Berikut adalah pendapat 3 mazhab, yaitu :
a. Mazhab Maliki, menyatakan bahwa al-Qardh merupakan pinjaman atas benda yang bermanfaat yang diberikan hanya karena belas kasihan dan
bukan merupakan bantuan ariyah atau pemberian hibah, tetapi harus dikembalikan seperti bentuk yang dipinjamkan.
b. Menurut Mazhab Syafi’i, al-Qardhu berarti pinjaman yang berarti baik, yaitu rujukan kepada al-Qur’an barang siapa yang memberikan pinjaman
yang baik kepada Allah, maka Allah akan melipatgandakan kepadanya. c. Menurut Mazhab Hambali, al-Qadhu adalah merupakan perpindahan harta
milik secara mutlak, sehingga penggantinya haruslah sama nilainya.
37
34
M. Umer Chapra, Al-Qur’an Menurut Sistem Moneter Yang Adil, Yogyakarta: PT. Dana Bakti Prima Yasa, 1997, h. 40.
35
Ibid, h. 40.
36
Totoh Abdul Fatah, Bank Tidak Identik Dengan Riba, Jawa Barat: MUI,t.t, h. 42.
37
M. Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990, h. 8.
Secara keseluruhan, menurut pengertian diatas dapatlah disimpulkan bahwa al-Qardhu al-Hasan merupakan suatu jenis pinjaman produk
pembiayaan dari Perbankan Syariah, yang pengembalian pinjaman uangnya tidak ada bunganya, yang mungkin hanya pembayaran administrasi saja. Bank
tidak mendapatkan nilai yang berlebihan karena akan merupakan riba yang dilarang keras.
Dalam penerapan al-Qardhu al-Hasan, ajaran Islam telah menerapkan beberapa rukun-rukun yang harus dipenuhi di mana kalau salah satu rukun ini
hilang, maka akan menyebabkan akad ini menjadi tidak sah. Rukun al-Qardhu adalah : Peminjam al-Muqtaridh –
, Pemberi pinjaman al-Muqridh -
, Dana al-Qardh - , dan Ijab
Qabul al-Shîgat - .
2. Landasan Syari’ah
Transaksi al-Qardh dikemukakan oleh para ulama berdasarkan al- Qur’an dan hadits riwayat Ibnu Majjah, dan Ijma’ ulama. Allah SWT
mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi agama Allah.
38
Landasan syari’ah dari pemberian pinjaman tunai kebajikan al-Qardhu al-
Hasan, yaitu :
a. Al-Qur’an
38
M. Syafi’i Antonio, Op.Cit., h.131
ی ﻡ ی
. +
,ی,- .
”Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan balasan pinjaman itu untuknya, dan dia akan
memperoleh pahala yang banyak.” QS. Al-Hadiid : 11
Dalam ayat ini kita diserukan untuk meminjam kepada Allah, artinya untuk membelanjakan harta di jalan Allah. Selaras dengan meminjam kepada
Allah, kita diseru untuk meminjam kepada manusia, sebagai bagian dari kehidupan masyarakat civil society.
39
1 ﻡ
2 ﻡ 3 1 4 5 12 3 4 6
. +
7ﻡ5 .
89
”Bacalah apa yang mudah bagimu dari al-Qur’an dan maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah SWT berupa
al-Qardhu al-Hasan”. QS. Al-Muzammil : 20
b. Al-Hadits
: ; ﺹ ? A1B ﻡ
ی ﻡ ﻡ ﻡ C ﺱ
ﻡ 4 ﻡ EF ,6 G: 2 ﻡ
+H Iﻡ : J K
”Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW berkata : Bukan seorang muslim mereka yang meminjam muslim lainnya dua kali kecuali yang
satunya adalah senilai sedekah.” HR. Ibnu Majjah N0. 2441 kitab al-
Ahkam, Ibnu Hibban dan Baihaqi
39
M. Syafi’i Antonio, Op.Cit., h.132
ﺹ ; C1ﺱK C L ﻡ Mﻥ
; O Pی K ﺱ
ی ﺱ ?
QB O ,6 1FRﻡ OI S
E Tﻡ P Q O ﻥ T
C O,6 ﻡ 7
C ﻡ 7ی ? ی U
7V ی
F J,
C ﻡ G: F ی G
O +H
Iﻡ : J K
”Dari Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah saw berkata: Aku melihat pada waktu malam di Isra’kan, pada pintu surga tertulis : sedekah dibalas
sepuluh kali lipat dan qardh 18 kali. Aku bertanya,”Wahai Jibril, mengapa qardh lebih utama dari shadaqah? Ia menjawab, karena peminta-minta
sesuatu dan ia punya sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan.”
H.R. Ibnu Majah No. 2422, Kitab al-Ahkam dan Baihaqi
c. Ijma’
Para ulama telah menyepakati bahwa al-Qardhu al-Hasan boleh dilakukan. Kesepakatan ulama didasari oleh tabiat manusia yang tidak bisa
hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan. Oleh karena itu pinjam meminjam sudah menjadi satu
bagian kehidupan di dunia, Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya.
40
3. Manfaat al-Qardhu al-Hasan
40
Ibid, h. 132-133.
Manfaat aqad al-Qardh sebagai sebuah sistem pinjaman yang dianjurkan syari’at Islam, al-Qardh memiliki banyak manfaat. Manfaat-
manfaat tersebut adalah : a. Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk
mendapatkan dana pinjaman jangka pendekpanjang sesuai akad. b. Al-Qardhu al-Hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda Bank
Syari’ah dengan Bank Konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial, disamping misi komersial.
c. Adanya misi sosial kemasyarakatan ini akan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah dan syariah itu sendiri.
d. Santunan kebajikan diberikan untuk membantu meringankan beban ekonomi para mustahiq.
41
Disamping semua itu manfaat al-Qardh juga sebagai produk untuk sosial seperti usaha kecil yang kekurangan dana tapi mempunyai prospek
bisnis yang sangat baik.
4. Sumber Dana al-Qardhu al-Hasan
Dalam bahasan sumber dana al-Qardhu al-Hasan Dana Kebajikan terdapat perbedaan diantara para pakar, perbedaan pendapat tersebut sekitar
masalah dimasukkan tidaknya dana zakat sebagai salah satu sumber dana Al-
41
M. Syafi’i Antonio, Op.Cit., h. 134.
Qardhu al-Hasan Dana Kebajikan. Untuk lebih lanjut akan penulis uraikan sebagai berikut:
Pakar praktisi Perbankan Syari’ah M. Syafi’I Antonio didalam dua buku yang berbeda yaitu, Bank Syari’ah Wacana dan Cendekiawan, dan Bank
Syari’ah Suatu Pengenalan Umum, mengemukakan bahwa sumber dana Al-
Qardhu al-Hasan Dana Kebajikan adalah: a. Modal Bank. Dalam aplikasinya dana ini dipergunakan untuk membantu
keuangan nasabah secara cepat dan berjangka pendek sebagai dana talangan.
b. Zakat. c. Infaq.
d. Shadaqah. Dari keterangan diatas tampak bahwa dimasukkannya zakat sebagai
salah satu sumber dana al-Qardhu al-Hasan berdasarkan pada persamaan akad yang berdimensi sosial antara dana zakat dana al-Qardhu al-Hasan.
Sedangkan pendapat yang tidak memasukkan dana zakat sebagai sumber dana al-Qardhu al-Hasan berdasarkan pernyataan dari Ikatan
Akuntansi Indonesia yang menyatakan bahwa sumber dana al-Qardhu al- Hasan berasal dari 2 hal, yaitu :
a. Sumber Dana Eksternal, meliputi dana al-Qardhu al-Hasan yang diterima bank syariah dari pihak lain, meliputi :
1 Sumbangan
2 Infaq 3 Shadaqah
4 Dana yang disediakan oleh para pemilik DS 5 Hasil pendapatan non halal
b. Sumber Dana Internal, meliputi hasil tagihan pinjaman al-Qardhu al- Hasan itu sendiri.
42
Adapun menurut himpunan fatwa Dewan Syariah Nasional DSN untuk lembaga keuangan syari’ah yang diutarakan bahwa sumber dana al-
Qardhu al-Hasan berasal dari : a. Bagian modal Lembaga Keuangan Syari’ah LKS.
b. Keuntungan Lembaga Keuangan Syari’ah LKS yang disisihkan. c. Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaknya
kepada LKS.
43
5. Aplikasi Dalam Perbankan Islam
Peranan prinsip al-Qardh dalam perbankan syari’ah adalah untuk pinjaman tanpa bunga. Al-Qardh juga diterapkan untuk pinjaman kepada
nasabah yang mengelola hasil usaha yang sangat kecil. Jika nasabah
42
Ikatan Akuntansi Indonesia, Loc. Cit, h. 59
43
Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia MUI dan Bank Indonesia BI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional DSN untuk Lembaga Keuangan Syari’ah,
JKT: 2001, Edisi Ke-1, h. 3.
mengalami musibah dan tidak dapat mengembalikannya, maka bank dapat membebaskannya. Hal ini sering disebut al-Qardhu al-Hasan.
44
Al-Qardh terutama diberikan kepada nasabah yang memiliki
kebutuhan mendesak, seperti dana talangan Over Draft dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif.
45
Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dan
pembayarannya bisa dilakukan secara angsuran atau sekaligus. Secara umum al-Qardhu al-Hasan dapat digambarkan dalam skema
sebagai berikut :
BAGAN 1
44
Warkum Sumitro, Op.Cit., h. 97.
45
Karnaen Perwaatmadja dan M. Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: PT. Dara Prima Yasa, 1992, h. 35.
Perjanjian al-Qardhu al-Hasan
Nasabah Bank
Tenaga Kerja
Modal 100
Proyek Usaha
Keuntungan 100
Kembali Modal
C. Pengertian Usaha Kecil 1. Definisi Usaha Kecil