BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI BMT HUSNAYAIN
A. Sejarah singkat BMT Husnayain
Masalah yang dihadapi dalam masyarakat saat ini dalam mengembangkan usahanya adalah persoalan modalpinjaman, dimana pinjaman dana semakin
mengikat dan mencekik pengusaha lemah pedagang-pedagang kecil, seperti yang dijalankan dalam praktik bank-bank keliling. Para pengusaha lemahpedagang-
pedagang kecil terjebak dalam jeratan hutang rentenir, dan sudah menjadi berita umum pedagang-pedagang yang membutuhkan modal usaha harus menanggung
beban renten dengan tingkat bunga 20 sampai 30 per bulan. Dan mereka yang tidak dapat mengembalikan pinjaman dan bunganya akan menjadi sasaran
empuk para rentenir untuk menghisap harta bendanya sehingga menjadi bangkrut. Untuk memperbaiki keadaan tersebut Pesantren Husnayain bersama
jama’ah masjid Abu Bakar Siddiq mengadakan pembicaraan untuk membentuk satu lembaga yang berpihak kepada pengusaha kecil dengan prinsip keadilan
dengan mengusung syari’at Islam. Setelah beberapa kali pertemuan yang
dipimpin langsung oleh Pimpinan Pesantren Husnayain KH. Kholil Ridwan, LC, dan dihadiri oleh para pendiri pesantren lainnya,
54
pada hari Jum’at, tanggal 10 Jumadil Tsani 1420 H 21 September 1999 M diputuskan dan ditetapkan
berdirinya lembaga keuangan mikro syari’ah yang bernama Baitul Maal wat Tamwil BMT Husnayain sebagai unit dari Kopontren Husnayain.
BMT ini berdiri di atas bangunan dengan luas 5 X 12 M² permanen, dengan akta pendirian : No. 094BHkwk.9III1995, dan beralamat di Jalan
Lapan No. 25 Rt. 0901 Pekayon Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dengan modal keyakinan dan semangat mengembangkan ekonomi kerakyatan berdasarkan
syari’at Islam, pendiri memberikan amanah kepada pengelola BMT Husnayain untuk menjalankan usaha ini dan memberikan modal awal sebagai modal
penggerak sebesar Rp. 16.000.000,- enam belas juta rupiah. Pada awal oktober 1999 BMT Husnayain kemudian resmi beroperasi.
B. Struktur Organisasi