Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang aplikasi al-Qardhu al-Hasan dengan mengambil judul skripsi:
”EFEKTIVITAS PEMANFAATAN AL-QARDHU AL-HASAN BAGI PEDAGANG KECIL STUDI PADA BMT HUSNAYAIN JAKARTA
TIMUR”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini penulis akan membatasi ruang lingkup pembahasan yaitu sejauh mana efektivitas pemanfaatan al-Qardhu al-Hasan bagi
pedagang kecil. Dari pembahasan masalah diatas, maka secara spesifik perumusan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana efektifitas sebelum dan sesudah pinjaman al-Qardhu al-Hasan
yang diberikan kepada pedagang? 2. Bagaimana perubahan pendapatan sebelum dan sesudah mendapat al-Qardhu
al-Hasan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perubahan pendapatan sebelum dan sesudah mendapat al-
Qardhu al-Hasan.
2. Untuk mengetahui perubahan efektivitas nasabah sebelum dan sesudah al- Qardhu al-Hasan.
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Secara akademik : hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan
pelajar dan mahasiswa serta untuk menambah dan memperkaya bahan kajian dan pustaka.
2. Secara praktis : hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan penerapan efektivitas pemanfaatan al-Qardhu al-Hasan pada BMT Husnayain,
bagi penulis sendiri dan masyarakat adalah sebagai pengetahuan tentang sebuah BMT dan efektivitasnya.
D. Kajian Kepustakaan
Sebelumnya ada beberapa penelitian skripsi yang mengangkat tema mengenai al-Qardhu al-Hasan. Merupakan salah satu di antaranya penelitian yang
dilakukan oleh Dwi Kurniawati.
6
Didalam penelitiannya, Dwi Kurniawati mengemukakan bahwa al-Qardhu al-Hasan dana kebajikan yang dimaksudkan
disini yaitu untuk membantu usaha para pengusaha kecil dan keperluan sosial kerap kali dibeberapa literatur dihubungkan dengan ZIS Zakat, Infaq dan
Shadaqah memang diperuntukkan guna kegiatan sosial.
6
Dwi Kurniawati, ”Tinjauan Hukum Islam dalam al-Qardhu al-Hasan Dana Kebajikan Dari Dana Zakat,”
Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003, h. 9-10.
Namun permasalahan timbul ketika kita menoleh kepada dasar hukum antara zakat dan aplikasi al-Qardhu al-Hasan dana kebajikan yang merupakan
bentuk pinjaman lunak tanpa imbalan yang memiliki ketentuan untuk dikembalikan lagi sejumlah pokok kepada bank syari’ah yang bersangkutan
dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Dengan kata lain bagaimana pun lunaknya al-Qardhu al-Hasan dana
kebajikan tetap berbentuk pinjaman dengan syarat harus dikembalikan, sementara disisi lain dasar hukum zakat merupakan kewajiban yang harus
diberikan belum tentu boleh untuk dipinjamkan kepada yang berhak untuk syarat termasuk syarat untuk dikembalikan lagi, sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh Dr. Yusuf Qardhawi : ”...Zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk
diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya disamping berarti mengeluarkan sejumlah tertentu itu sendiri...”
7
Penelitian selanjutnya mengenai ini di lakukan oleh Lilis Syarifah.
8
Hasil dari penelitiannya mengatakan bahwa peranan al-Qardu al-Hasan sebagai
penyedia dana dari bank memang penting dan sangat dibutuhkan keberadaannya bagi pengusaha kecil. Hal ini disebabkan bahwa untuk memulai usaha pastilah
dibutuhkan modal, dan modal ini dapat diperoleh dari dana yang disalurkan oleh Lembaga Keuangan Syari’ah, sehingga al-Qardhu al-Hasan sebagai produk
7
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 1991, cet. II, h. 34.
8
Lilis Syarifah, “Peran dan Aplikasi Qardhul Hasan sebagai Produk Penyalur Dana Bank Syari’ah Studi Kasus : Bank BNI Syari’ah
,” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004, h. 48-50.
penyalur dana dapat memberikan alternatif bagi masyarakat maupun pengusaha kecil yang membutuhkan pelayanan perbankan tanpa terlibat kepada pelanggaran
terhadap segala sesuatu yang dilarang oleh syari’at Islam yakni dengan pola syari’ah. Walaupun kontribusi yang diberikan al-Qardhu al-Hasan disegi bisnis
tergolong kecil, namun jika dilihat dari segi sosial upaya-upaya yang dilakukan orientasinya terfokus pada sektor ekonomi kecil. Dengan demikian, maka
dapatlah diakui bahwa peran al-Qardhu al-Hasan telah mampu mengakomodasi kebutuhan hidup dan modal usaha. Aktivitas al-Qardhu al-Hasan ini pun dapat
dipandang sebagai wahana yang memainkan peran sangat signifikan bagi unit- unit ekonomi kecil.
Dari penelitian-penelitian yang diangkat tersebut diatas sudah jelas ada perbedaan yang akan penulis angkat, yakni mengenai efektivitas pemanfaatan al-
Qardhu al-Hasan bagi pedagang kecil. Disini penulis lebih menekankan pada keefektivitasan pinjaman al-Qardhu al-Hasan yang diberikan BMT Husnayain
kepada peminjamnasabah yang membutuhkan modal usaha untuk berkembang lebih baik dari usaha sebelumnya, dan diharapkan terjadi perubahan yang
signifikan terhadap usaha setelah diberikan pinjaman. Responden yang penulis teliti juga berbeda dan belum pernah ada penelitian serupa pada responden
tersebut.
E. Variabel Penelitian