Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tanggal 11 September 2001 publik Amerika Serikat AS dikejutkan oleh serangan yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap World Trade Center WTC dan gedung Kementerian Pertahanan Pentagon dengan menggunakan pesawat komersil. Peristiwa serangan itu dikenal dengan sebutan “911” yang menandakan tanggal dan bulan penyerangan tersebut. 1 Korban dalam serangan terhadap gedung kembar WTC diperkirakan tiga ribu orang. 2 Peristiwa ini diklaim oleh Presiden Bush adalah serangan yang dilakukan oleh para teroris yang terorganisasi dan ingin mengganggu perdamaian dunia. Presiden Bush pun mengatakan akan memerangi segala bentuk terorisme war on terrorism 3 tersebut. Peristiwa 911 memicu Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk memerangi segala bentuk terorisme internasional. Terorisme internasional menurut Central Intelligence Agency CIA sebagai “Terrorism conducted with the support of foreign government or organization and or directed against foreign nationals, institutions, or government”. Terorisme yang dilakukan atas 1 Sebutan 911 berarti angka 9 adalah Bulan September sedangkan angka 11 adalah tanggal peristiwa itu terjadi. 2 James Petras, The Power of Israel in USA, “Zionis Mencengkeram Amerika dan Dunia Jakarta: Zahra, 2008, h. 133. 3 War on terorrism merupakan salah satu isi pidato kenegaraan Presiden Bush pada tanggal 29 Januari 2002 yang yang berjudul “Three Great Goal for America”. Lihat lampiran 1.. 1 dukungan suatu pemerintah atau organisasi asing dan atau diarahkan untuk melawan nasional, institusi atau pemerintahan asing. 4 Perang yang dilakukan oleh AS untuk memerangi terorisme telah menjatuhkan rezim Taliban di Afghanistan dan Irak di Timur Tengah. Faktor eksternal yang menjadi alasan penyerangan ke Irak, bahwa Saddam Hussein merupakan diktator dan diasumsikan memiliki hubungan dengan Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden. 5 Di samping itu Irak dituding Presiden Bush mempunyai Weapons of Mass Destruction WMD atau senjata pemusnah massal. Sikap Amerika Serikat terhadap Irak sudah terlihat dari pidato kenegaraan pertama state of the union address George Walker Bush pada tanggal 29 Januari 2002 sebagai presiden Amerika Serikat ke-43 Lampiran 1. Dia mengemukakan beberapa negara dengan predikat Axis of Evil Poros Setan. Negara-negara itu adalah Irak, Iran, dan Korea Utara. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi kebijakan luar negeri AS melakukan invasi ke Irak adalah adanya lobi AIPAC dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri AS. 6 Berdasarkan fungsinya lobi Yahudi terbagi menjadi 4 Noam Chomsky, Menguak Tabir Terorisme Internasional terj., Bandung: Mizan, 1991, h. 90. 5 Osama bin Laden adalah putra ke 17 dari 52 anak seorang pengusaha kaya asal Arab Saudi yang bernama Mohamed bin Laden. Mohamed bin Laden adalah seorang kontraktor dan pebisnis properti kaya raya. Osama meraih gelar sarjana ekonominya dari Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Osama dipercaya oleh bapaknya untuk menjadi manajer di perusahaan keluarganya. Kekayaan dari hasil bisnis yang melimpah dimanfaatkan Osama untuk membantu Afghanistan melawan Uni Soviet pada tahun 1984 dengan membentuk lembaga dakwah dan kamp militer Farouk untuk merekrut sukarelawan Afghanistan dan mancanegara. Saat itu Amerika Serikat ikut terlibat dengan membantu Osama dalam memerangi pasukan pendudukan Uni Soviet di Afghanistan. Ketika terjadi serangan 11 September 2001 terhadap WTC dan Pentagon, pemerintah AS menuduh Osama bin Laden adalah pelaku utama di balik serangan tersebut. Lihat Harian Kompas edisi 3 Mei 2011, judul: Biografi Osama dan Tewasnya Osama bin Laden 6 Mearsheimer dan Walt, Dahsyatnya Lobi Israel Jakarta: Gramedia Pustaka Utama h. 376-384. dua, yaitu formal dan informal. 7 Lobi formal adalah lobi yang dilakukan kepada Kongres dan kekuasaan eksekutif AS. Contohnya adalah lobi yang dilakukan American Israel Public Affairs Committee AIPAC atau Komite Aksi Politik Amerika Israel. Sedangkan lobi informal adalah lobi yang terdiri dari individu atau kelompok non-Yahudi yang mendukung posisi Yahudi Amerika dan Israel. Contohnya organisasi mahasiswa, buruh, penulis, pengusaha, dan media massa. 8 Hasil jajak pendapat nasional yang dilakukan oleh Zogby International atas nama Council for the National Interest pada bulan Oktober 2006, menunjukkan 39 responden mengungkapkan keyakinan mereka, bahwa lobi Yahudi yang dilakukan terhadap kongres dan pemerintahan Bush telah menjadi faktor kunci dalam keputusan penyerangan ke Irak. 9 AIPAC merupakan kelompok kepentingan yang aktif secara politik yang disebut kelompok penekan. 10 Hasil survei majalah Fortune 1997 mengenai pengaruh kelompok penekan, AIPAC menempati urutan ke dua setelah American Association of Retired Persons AARP atau Asosiasi Pensiunan Masyarakat Amerika sebagai kelompok lobi yang paling berpengaruh di AS. 11 Tujuan utama AIPAC adalah menjalin kerjasama antara AS dan Israel. AIPAC merupakan pendukung gerakan zionisme dan memiliki hubungan istimewa dengan Partai 7 Artanto Salmoen Wargadinata, “Nilai-Nilai Budaya Amerika dan Lobi Yahudi: Hak Asasi Manusia dan Demokrasi, Kemajemukan Budaya dan Pilihan Nilai-Nilai Budaya Sakral dalam Isu Fungsi Israel bagi Kepentingan Amerika Serikat”. Tesis S2 Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 1995, h. 47. 8 Ibid, h. 47-52. 9 Mearsheimer dan Walt, Dahsyatnya Lobi Israel Jakarta: Gramedia Pustaka Utama h. 14. 10 Leonard Freedman, Power and Politics in America USA: Harcourt College Publishers, 2000, h. 71 11 Ibid, h. 71. Likud pimpinan Benyamin Netanyahu yang pernah menjadi Perdana Menteri Israel. 12 Negara Israel yang merupakan salah satu sekutu AS di Timur-Tengah. Oleh karena itu menjadi kepentingan bagi AS untuk melindungi Israel dari berbagai ancaman. Kepentingan AS ini dibuktikan dengan memberikan bantuan luar negeri kepada Israel baik ekonomi dan militer. Terhitung sampai 2005, bantuan langsung Amerika Serikat kepada Israel hampir 154 miliar dollar yang sebagian besar diantaranya dalam wujud hibah dan bukan pinjaman. 13 Selain bantuan ekonomi dan militer, AS juga memberikan bantuan diplomasi kepada Israel antara tahun 1972 sampai 2006 dengan memberikan hak vetonya terhadap 42 resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB terkait dengan Israel. 14

B. Pertanyaan Penelitian