Association terhadap isu senjata pemusnah massal Irak.
177
Selain itu Dewan Keamanan PBB pada bulan November 2002 mengeluarkan resolusi 1441
mengenai pemeriksaan senjata pemusnah massal Irak yang diterima oleh Saddam Hussein.
178
Hal ditandai dengan masuknya tim inspeksi persenjataan yang disebut United Nations for Monitoring, Verification, and Inspection Comission
UMNOVIC yang dipimpin oleh Hans Blix, hasilnya Irak tidak mempunyai senjata pemusnah massal seperti yang dituduhkan oleh AS.
179
E. Invasi Amerika Serikat ke Irak tahun 2003
Berdasarkan faktor eksternal dan internal invasi AS ke Irak merupakan upaya AS untuk menjatuhkan rezim Sadam Hussein yang dianggap memiliki
WMD atau Senjata Pemusnah Massal dan kepemimpinan Saddam Hussein yang diktator, otoriter, dan represif terhadap rakyatnya. Selain itu, sikap Saddam
Hussein tidak kooperatif terhadap kepentingan AS di Timur-Tengah yang dapat dilihat dari keinginan Irak untuk mengubah penjualan minyaknya dari dollar
menjadi euro. Hal ini menimbulkan ketakutan tersendiri bagi Presiden Bush terhadap perekonomian AS.
Invasi AS ke Irak dimulai pada tanggal 20 Maret 2003 dikenal dengan nama Operation Iraqi Freedom yang menandai tujuan dari invasi itu untuk
membebaskan rakyat Irak dari rezim otoriter dan diktator Saddam Hussein.
180
Invasi tersebut dilakukan bersama-sama dengan pasukan koalisi yang terdiri dari
177
“Chirac: hukum mati Saddam adalah tindakan barbar,” diakses pada tanggal 7 April 2011, pukul 19:00 dari http:www.suaramedia.comberita-duniaeropa12386-chirac-hukum-mati-
saddam-adalah-tindakan-barbar.html.
178
Siti Muti’ah Setiawati, dkk., Irak di Bawah Kekuasaan Amerika, h. 42.
179
Ibid, h. 16
180
Ibid, h. 81.
Inggris, Spanyol, Australia, Jepang, dan Italia.
181
Dalam menginvasi Irak, AS mengirim enam ratus ribu pasukan yang tergabung dalam angkatan darat, laut,
dan udara.
182
Selain itu AS juga menggunakan mesin-mesin perang dengan teknologi mutakhir seperti kapal induk Kitty Hawk yang mampu membawa
seratus lebih pesawat terbang, helikopter Apache dan Blackhawk, pesawat tempur Siluman dan pesawat pengebom B-52, rudal Tomahawk yang mampu menembus
bunker bawah tanah, mobil jeep Humvee yang antipeluru.
183
Bila dibandingkan dengan kekuatan militer yang dimiliki oleh Irak jelas menunjukkan perbedaan yang mencolok. Irak pasca terjadinya Perang Teluk I dan
II diembargo oleh AS, baik dari segi ekonomi maupun militer. Selain itu sanksi yang diprakarsai oleh AS berupa resolusi DK PBB terhadap Irak berupa tim
inspeksi persenjataan juga telah banyak memusnahkan ratusan persenjataan Irak seperti rudal Scud. Kelemahan ini tidak membuat Saddam Hussein menyerah
begitu saja. Dia tetap mempersiapkan kekuatan militernya dengan mengerahkan Tentara Reguler tiga ratus ribu orang, Tentara Rakyat seratus ribu orang, Garda
Republik delapan puluh ribu orang, Fedayeen Saddam empat puluh ribu orang, Garda Republik Khusus dua puluh lima ribu orang, dan Dinas Keamanan Khusus
dua puluh lima ribu orang.
184
Alhasil serangan AS ke Irak tidak mengalami perlawanan yang berarti karena AS melalui pengaruhnya di DK PBB telah melemahkan kemampuan
persenjataan Irak. AS beserta pasukan koalisi berhasil menghancurkan pangkalan militer Irak, pelabuhan, pusat pemerintahan istana presiden dan bandar udara.
181
http:www.whitehouse.govnewsreleases2003 . Coalition members, diakses pada
tanggal 20 Januari 2011 ,
pukul 17:00.
182
Siti Muti’ah Setiawati, dkk., Irak di Bawah Kekuasaan Amerika, h. 173
183
Ibid, h. 53.
184
Ibid, h. 173.
Hal ini ditandai dengan jatuhnya Baghdad di bawah kekuasaan pasukan koalisi pada tanggal 8 April 2003 dengan ditandai didudukinya Istana Kepresidenan
Saddam Hussein dan merobohkan patungnya di tengah pusat kota.
185
Terhitung dari tanggal serangan yang dilakukan AS dan sekutunya, penguasaan terhadap
Irak hanya membutuhkan sembilan belas hari untuk menjatuhkan rezim Saddam Hussein.
185
Ibid, h. 14.
BAB IV PENGARUH AIPAC DALAM KEBIJAKAN INVASI AMERIKA