kongres memberikan kritik terhadap kebijakan AS ke Israel, maka mereka akan ditentang oleh simpatisan Yahudi melalui surat elekronik dan dituduh
antisemit.
207
Para anggota kongres lebih suka mendukung setiap kebijakan terhadap Israel daripada menolaknya. Salah satunya pendukung setia Israel adalah mantan
ketua DPR Dick Armey, yang berkata pada bulan September 2002, bahwa prioritas utamanya dalam kebijakan luar negeri adalah melindungi Israel.
208
Selain Armey ada juga Senator Joseph Lieberman di kongres yang terkenal
memperjuangkan pendapat agar AS menyerang Irak, Suriah, dan Iran.
209
3. Reaksi Kongres Terhadap Lobi AIPAC
Keberhasilan AIPAC untuk memengaruhi kongres terkait Perang Irak terlihat dari dukungan penuh para anggota kongres dan senat agar AS
menggunakan jalan militer untuk menghadapi Saddam Hussein.
210
Hal ini seperti dikatakan oleh Direktur Eksekutif AIPAC Howard Kohr kepada wartawan New
York Sun di bulan Januari 2003, bahwa upaya melobi kongres secara diam-diam untuk mendukung penggunaaan kekerasan terhadap Irak merupakan keberhasilan
bagi AIPAC.
211
Reaksi Kongres terkait lobi AIPAC terlihat dari disahnya Resolusi H.J Res 114 Public Law 107-243 mengenai invasi AS ke Irak pada tanggal 10 Oktober
2002 dengan hasil pemungutan suara di House, yaitu 296 mendukung dan 133 menentang sedangkan hasil pemungutan suara di senat pada tanggal 11 September
2002, yaitu 77 suara mendukung dan 23 suara menentang. Dari 296 suara
207
Ibid, h. 256.
208
Ibid, h. 240.
209
James Petras, Zionisme dan Keruntuhan Amerika, h. 140.
210
Mearsheimer dan Walt, Dahsyatnya Lobi Yahudi, h. 382.
211
Ibid, h. 382.
mendukung di House, 215 suara berasal dari anggota House dari Partai Republik dan 81 suara anggota dari Partai Demokrat. Dari 133 suara menentang resolusi,
126 suara berasal dari Partai Demokrat, 6 suara anggota Partai Republik dan 1 suara independen. Dari jumlah seluruhnya, ada tiga suara tidak memilih
Lampiran 2.
D. Kontrol AIPAC terhadap Media Massa dalam Negeri dan Luar Negeri dalam Rencana Invasi Amerika Serikat ke Irak tahun 2003
1. Bentuk Kontrol AIPAC terhadap Media Massa
Kekuatan AIPAC dalam mengontrol media dilakukan melalui tekanan terhadap media tersebut. Tekanan dilakukan kepada media milik warga Amerika
keturunan Yahudi maupun non-Yahudi dengan memberikan gelar anti-semit pada media yang dianggap berlawanan tersebut.
212
Hasilnya banyak media di AS jarang menyampaikan kritik terhadap AIPAC, kebijakan AS ke Israel, dan tentang
peristiwa-peristiwa yang terkait dengan Israel. Bila ada yang mengkritik, maka sanksinya akan dikecam oleh individu maupun kelompok Yahudi dengan
mengorganisasikan kampanye-kampanye penulisan surat, unjuk rasa, dan boikot terhadap media-media dengan isi pemberitaannya menurut mereka anti-Israel.
213
Bahkan tekanan paling berat sampai kepada pengadilan, sehingga media tersebut harus membayar denda dengan alasan pencemaran nama baik.
Hal senada juga dirasakan oleh jurnalis Michael Massing yang mendapat laporan dari seorang koresponden, bahwa surat kabar takut terhadap AIPAC dan
kelompok-kelompok pro-Israel yang terus memberikan tekanan.
214
Salah satu kasusnya adalah seorang eksekutif CNN pernah menerima enam ribu surat
212
John J. Mearsheimer dan Stephen M. Walt, Dahsyatnya Lobi Yahudi, h. 273.
213
Ibid, h. 272.
214
Ibid, h. 273.
elektronik e-mail dalam satu hari yang mengeluhkan, bahwa sebuah artikel bernada anti-Israel dan surat-surat kabar seperti Chicago Sun, Los Angeles Times,
Miami Herald, New York Times, Philadelphia Inquirer, dan Washington Post pernah menghadapi boikot oleh pelanggannya akibat pemberitaan yang
memojokkan Israel di Timur-Tengah.
215
Selain itu AIPAC mempunyai lembaga yang mengontrol pemberitaan media massa di AS yang disebut Committee for Accurancy in Middle East
Reporting in America CAMERA.
216
Lembaga ini akan mengirim teguran berupa surat elektronik kepada pimpinan media massa yang memojokkan Yahudi dan
mengkritik kebijakan AS terhadap Israel. Hal ini terjadi terhadap National Public Radio dan stasiun radio umum WBUR di Boston yang kehilangan sumbangan
lebih dari satu juta dollar akibat kampanye yang dilakukan CAMERA dalam meyakinkan para penyumbang untuk menghentikan dukungannya karena
pemberitaannya tidak bersimpati kepada Israel.
217
Bentuk kontrol yang kuat dari AIPAC terhadap pemberitaan media massa membuat publik AS umumnya tidak
mengetahui berita yang sebenarnya. Akibatnya, kritik terhadap pemerintah terkait mengenai lobi AIPAC dan hubungan AS dengan Israel jarang menjadi
perbincangan debat dalam masyarakat AS.
2. Pemberitaan Media Massa Milik Yahudi terhadap Rencana Invasi Amerika Serikat ke Irak tahun 2003.
Dalam pemberitaan media massa terkait invasi AS ke Irak, media-media di AS melakukan pemberitaan yang memojokkan Irak. Upaya ini dilakukan untuk
memengaruhi publik AS agar tercipta opini publik, bahwa Saddam Hussein
215
Ibid, h. 273.
216
Ibid, h. 276.
217
Ibid, h. 274.
adalah pemimpin yang berbahaya bagi rakyatnya, negara tetangganya, dan bagi kepentingan kawasan AS di Timur-Tengah.
Menurut survei tahun 2000 sebanyak 75 warga AS menyatakan mereka menonton berita dari televisi secara teratur, sementara 63 membaca surat
kabar.
218
Konsumsi berita televisi AS dapat dilihat di bawah ini:
Pola Konsumsi Berita Televisi tahun 2000 Media
Presentase Televisi Lokal
56 Nightly network news
30 CNN
21 Fox News Cable
17 CNBC
13 MNSBC
11 C-Span
4
Sumber: Pew Research Centrer for People and the Press, “Internet Sapping Broadcast News Audience,”
http:www.peoplepress.orgmedia00sec1.htm;http:www.peoplepress.orgmedia00sec 2.htm
13 Juni 2000.
Salah satu media itu adalah Fox News milik Rupert Murdoch keturunan Yahudi yang beraliran sayap kanan konservatif. Rupert Murdoch adalah seorang
taipan media yang memiliki kerajaan media hampir di seluruh dunia yang dikenal sebagai News Corporation. Awalnya Murdoch mendirikan media massa di
Australia, kemudian merambah ke AS, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, India, Selandia Baru, Papua Nugini, dan Hongkong.
219
Di AS Murdoch memiliki Fox News Channel, National Geographic Channel, The Wall Steet Journal, 20th
Century Fox, Fox Searching Pictures, Fox Broadcasting Company, Harper Collins publishers, New York Post, dan Fx.
220
Selain itu Murdoch juga memiliki 29 anak cabang perusahaan yang terdiri dari Big Ten Network, Fox Business
218
Retnachrista RS, “Peran News Corporotions dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat menginvasi Irak Maret 2003,” diakses pada tanggal 06 Juni 2011, pukul 16:00 dari
http:jurnal.pdii.lipi.go.idadminjurnal1207138150.pdf.
219
Deri Dahuri, “Skandal News of the World Now dan Masa Depan Murdoch,” Media Indonesia, 26 Juli 2011, h. 22-23.
220
Ibid.
Network, Fox College Sport, Fox Sports Interprises, Fox Deportes, Fox Sports Net, Fox Soccer Channel, Fuel Tv, Nat Geo Wild, Speed, Star, Statcs Inc., Harper
Collins Children’s Book, IGN Entertainment, 20th Century Fox Espanol, 20
th
Century Fox Home Entertainment, 20th Century fox Internasional, 20
th
Century Fox Internasional, 20th Century Television, Fox Television Studios, Blue Sky
Studio, Fox Sports, Fox Television Stations, Mynetwork TV, The Wall Street Journal Digital Network, Dow Jones, Harper Collins AS, News American
Marketing, Zondervan, dan Smart Source.
221
Dalam pemberitaannya, Fox News gencar melakukan pemberitaan mengenai Irak terutama mengenai kepemilikan senjata pemusnah massal Irak dan
senjata tersebut pernah digunakan Saddam Hussein dalam memerangi pemberontakan yang dilakukan oleh Suku Kurdi dengan menggunakan senjata
biologi dan kimia.
222
Bentuk pemberitaan yang dilakukan oleh Fox News merupakan pandangan konservatif yang dikumandangkan oleh Rupert Murdoch
untuk mendukung Partai Republik yang mengusung George W. Bush menjadi presiden.
223
Selain memberitakan mengenai kepemilikan Senjata Pemusnah Massal Irak, media massa seperti Channel 4, BBC, dan Independent Television Network
ITN mengatakan, bahwa AS perlu mendemokratisasi Irak dengan cara menjatuhkan rezim Saddam Hussein.
224
Majalah The Weekly Standart melalui penyuntingnya William Kristol yang keturunan Yahudi menyerahkan surat petisi
221
Ibid.
222
Retnachrista RS, “Peran News Corporotions dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat menginvasi Irak Maret 2003,” diakses pada tanggal 06 Juni 2011, pukul 16:00 dari
http:jurnal.pdii.lipi.go.idadminjurnal1207138150.pdf.
223
Pascal S. bin Saju, “Dari Skandal ke Skandal,” Kompas, 25 Juli 2011, h. 9.
224
“The Corporate War Press,” diakses pada tanggal 06 Juni 2011, pukul 16:30 dari http:ccmep.org.
berisi empat puluh buah tanda tangan penulis opini di majalahnya yang mengatakan, bahwa keterlibatan militer untuk masalah Irak memang perlu
digunakan.
225
Peran media massa yang umumnya dikuasai oleh keturunan Yahudi yang salah satunya milik Rupert Murdoch menjadi alat atau sarana yang digunakan
oleh AIPAC dalam merumuskan agendanya untuk membentuk opini publik di AS. Para kolumnis yang umumnya keturunan Yahudi juga memiliki andil dalam
membentuk pandangan terhadap pemberitaan-pemberitaan yang mereka tulis di media massa yang membela kepentingan Israel. Di antaranya Jim Hoagland,
Robert Kagan, Charles Krauthammer, dan George Will dari Washington Post.
226
3. Reaksi Masyarakat Terhadap Pemberitaan Media Massa