mau bertemu dengan Presiden Palestina Yasser Arafat. Ia bahkan terus berupaya menyingkirkan Arafat. Pemerintahan Bush dinilai oleh para pelobi Yahudi adalah
pemerintahan yang memedulikan orang-orang Yahudi. Bahkan Presiden Bush, seperti ditulis Ciro Scotti di Businessweek Online 30 Agustus 2004, dijuluki
sebagai the First Jewish President alias presiden bagi kaum Yahudi. Sejarah pun mencatat hubungan AS dengan Israel mengalami peningkatan luar biasa di era
Presiden George Walker Bush.
2. Bentuk Lobi AIPAC Terhadap Presiden Bush Terkait Rencana Invasi ke Irak
Dalam melakukan lobinya untuk memengaruhi kebijakan terhadap rencana invasi ke Irak. AIPAC berusaha mencari individu-individu yang menduduki
jabatan penting di dalam lembaga eksekutif terutama bagi mereka yang memiliki pandangan dan tujuan sama. Seperti diketahui di dalam kabinet Presiden Bush
umumnya terdapat banyak orang-orang keturunan Yahudi yang memegang jabatan strategis terkait kebijakan luar negeri AS terhadap Timur-Tengah.
Para pejabat tersebut umumnya merupakan kelompok Neokonservatif yang memiliki satu misi dengan AIPAC, yaitu mendukung eksistensi Israel.
Orang-orang Neokonservatif menjalin hubungan yang sangat akrab dengan AIPAC. Hal ini menjadi kesempatan bagi AIPAC untuk mewujudkan rencananya
di lembaga eksekutif dalam melindungi Israel dengan menghancurkan musuh regionalnya Irak yang dipimpin oleh Saddam Hussein.
Kelompok-kelompok Neokonservatif meliputi pejabat-pejabat teras di pemerintahan Bush seperti Paul Wolfowitz, Ari Fleischer, David Frum, Richard
Perle, Douglas Feith, Elliot Abram Direktur National Security CouncilNSC
yang bertanggung jawab atas kebijakan di Timur-Tengah, Scooter Libby, David Wurmser, Elliot Cohen Penasihat Departemen Dalam Negeri untuk Menlu
Condoleeza Rice, Randy Schumann perencana aksi pembebasan Irak 1998 dan Philip Zelikow perancang utama strategi keamanan nasional tahun 2002 yang
secara garis besar berisi doktrin Bush tentang pre-emptive strike.
199
Dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Bush di Camp David pada tanggal 15 September 2001, Paul Wolfowitz menganjurkan untuk menyerang Irak
sebelum Afghanistan.
200
Namun anjuran itu ditolak oleh Presiden Bush, sebagai gantinya dia menyerang Afghanistan. Pada tanggal 3 April 2003 kelompok
Neokonservatif melakukan desakan kepada Presiden Bush melalui surat terbuka yang berisikan keteguhan Bush dalam mendukung pemerintah Israel yang sedang
gencar melakukan upaya-upaya memerangi terorisme.
201
Terorisme yang dimaksud adalah negara-negara musuh Israel, yaitu Irak. Oleh sebab itu para
penulis mendesak Presiden Bush agar mempercepat rencana penggulingan Saddam Hussein dengan cara peperangan. Surat yang ditujukan kepada Presiden
Bush ditandatangani oleh Kenneth Adelman, William Bennett, Linda Chavez, Elliot Cohen, Midge Decter, Frank Grafney, Reul Marc Gerech, Donald Kagan,
Robert Kagan, William Kristol, Joshua Muravchik, Martin Peretz, Richard Perle, Daniel Pipes, Norman Podhoretz, dan James Woolsey.
202
Rencana yang dilakukan oleh kaum Neokonservatif juga didukung oleh organisasi-organisai Yahudi di AS, seperti The Jewish Council for Public Affairs
JCPA dan The Conference of President of Major American Jewish
199
James Petras, Zionisme dan Keruntuhan Amerika, h. 16.
200
John J. Mearsheimer dan Stephen M. Walt, Dahsyatnya Lobbi Israel. h. 388.
201
Ibid, h. 391.
202
Ibid, h. 392.
Organizations CPMAJO.
203
Presiden Bush yang ketika mencalonkan diri menjadi presiden didukung oleh organisasi-organisasi Yahudi yang memberikan
sumbangan kepadanya melalui PACs pro-Israel. Untuk mendapatkan dukungan itu tetap kuat ketika pemilihan presiden tahun 2004 mendatang, maka Presiden
Bush harus mendengarkan pendapat mereka. Alhasil serangan ke Irak pun dilakukan pada 20 Maret 2003.
3. Reaksi Presiden Bush Terhadap Lobi AIPAC