Metode-Metode Penerjemahan Personifikasi dan simile dalam terjemahan kitab durratun nashihin karya Achmad Sunarto: tinjauan balaghah

10 proses pengubahan bentuk teks dari satu bahasa, biasa disebut bahasa sumber BSu ke bahasa lain, biasa disebut bahasa sasaran BSa, dan pengalihan pesan dari BSu ke BSa. Dalam penerjemahan hanya form bentuk yang berubah dan hanya meaning arti yang dipindahkan.

1. Metode-Metode Penerjemahan

Newmark 1988 mengajukan dua kelompok metode penerjemahan, yaitu:

a. Metode yang memberikan penekanan terhadap Bahasa Sumber BSu

Ada metode penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber yaitu metode penerjemahan kata demi kata word for word translation. 1. Metode penerjemahan kata demi kata Dalam metode penerjemahan jenis ini biasanya kata-kata TSa langsung diletakan di bawah versi TSu. Kata-kata dalam TSu diterjemahkan di luar konteks, dan kata- kata yang bersifat cultural misalnya kata “tempe” dipindahkan apa adanya. Umumnya metode ini dipergunakan sebagai tahapan prapenerjemahan sebagai gloss pada penerjemahan teks yang sangat sukar atau untuk memahami mekanisme BSu. Jadi, dalam proses penerjemahan metode ini dapat terjadi pada tahap analisis atau tahap awal pengalihan. Namun, perlu diingat bahwa metode penerjemahan semacam ini mempunyai kegunaan atau tujuan khusus, dan dalam praktik penerjemahan di Indonesia lazim digunakan sebagai metode penerjemahan yang umum. 11

b. Metode yang memberikan penekanan terhadap Bahasa Sasaran BSa

Berbeda dengan metode di atas, pada metode ini penerjemahan lebih berorientasi pada bahasa target. seperti halnya yaitu metode penerjemahan komunikatif communicative translation. 1. Metode Penerjemahan Komunikatif Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Oleh karena itu, versi TSa-nya pun langsung berterima. Sesuai dengan namanya, metode ini memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan. Melalui metode ini, sebuah versi TSu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi TSa sesuai dengan prinsip- prinsip di atas. Sebagai contoh adalah penerjemahan kata spine dalam frase thorns spines in old reef sediments . Apabila kata tersebut diterjemahkan untuk para ahli atau kalangan ilmuan biologi, padanannya adalah spina istilah teknis latin, tetapi apabila diterjemahkan untuk khalayak pembaca yang lebih umum, kata tersebut dapat diterjemahkan menjadi “duri” dari lokakarya penerjemahan III bidang iptek, atas kerja sama pusat penerjemahan Fakultas Sastra Universitas Indonesia dengan Pusat Bahasa, 1993. 14 14 Rochayah Machali, Pedoaman Bagi Penerjemah, Bandung : Mizan Pustaka 2009, h. 83. 12

2. Proses Penerjemahan