15
aspek makna denotatif daripada konotatif, yaitu seperti penyampaian fakta biasa. Bandingkan dengan TSa IIIb berikut:
Teks TSa IIIb:
Gerakan Non-Blok berketetapan untuk secara aktif berperan serta dalam segala upaya pemecahan gemilang bagi permasalahan atau krisis di dunia, tanpa
memandang apakah penyebab historisnya lama atau baru, untuk menjamin bahwa pemecahan permasalahan tidak ditunggangi oleh pihak-pihak luar demi
kepentingan pihak-pihak yang terlibat secara langsung. Terlepas dari wajar-tidaknya penyampaian gramatikal melalui kalimat yang
panjang ini, TSa IIIb mengupayakan padanan gaya “bertenaga”. Upaya tersebut, misalnya, dapat dilihat dari penggunaan kata-
kata “berketetapan”, “pemecahan gemilang”, dan “ditunggangi”. Dengan demikian, penerjemah TSa IIIb
mengupayakan padanan yang relatif total, karena mempertimbangkan segi gaya bahasa dalam TSu III, di samping pemadanan lain.
17
5. Definisi Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah salah satu di antara bagian dari ilmu bahasa. Oleh karena itu bahasa sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa
lambang bunyi-suara yang dihasilkan oleh alat-ucap manusia. Gaya bahasa sering kali dikenal d
alam retorika dengan istilah “style”, yaitu kemampuan dan keahlian menulis atau menggunakan kata-kata dengan alat bantu lidah.
18
Hal yang pertama
17
Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, Bandung : Mizan Pustaka 2009, h. 112.
18
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2009, h. 112.
16
perlu dipahami bahwa gaya bahasa bukan semata-mata menggayakan suatu bahasa.
Menurut K eraf, 2007: 113 “Gaya bahasa juga dapat dibatasi sebagai cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan keprib
adian penulis pemakai bahasa”. Sedangkan menurut Tarigan, 1985: 5 “gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam
berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa Yunani rhetor yang berarti orator atau
ahli pidato. Pada masa Yunani kuno retorik memang merupakan bagian penting dari suatu pendidikan dan oleh karena itu aneka ragam gaya bahasa sangat penting
dan harus dikuasai benar-benar oleh orang-orang Yunani dan Romawi yang telah memberi nama bagi aneka seni persuasi ini.”
Nini Ibrahim memiliki istilah lain bahwa gaya bahasa disebut juga majas, yaitu penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan
perasaan dan pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara. Setiap orang
atau pengarang memiliki cara tersendiri dalam memilih dan menggunakan gaya bahasa.
19
Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah ungkapan untuk menunjukan efek tersendiri, baik berupa estatis ataupun kepuisian, dengan jalan
membandingkan satu hal ataupun permasalahan dengan hal yang lain. Pemakaian
19
Nini Ibrahim, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Uhamka Press 2009, h. 74.
17
bahasa digunakan secara imajinatif bukan dalam pengertian yang benar-benar secara ilmiah pembicaraan saja, tetapi bertujuan untuk meyakinkan dan
mempengaruhi penyimak dan pembaca.
6. Jenis-jenis gaya bahasa