Pendahuluan KERANGKA TEORI Personifikasi

6 DALAM SURAH AL-BAQARAH Analisis Terjemahan Al- Qur‟an Prof. Dr.HAMKA”, dan saudara Umar Mukhtar dengan skripsi yang berjudul “Terjemahan Novel Aulâd Hâratinâ Karya Najîb Mahfûz: Studi Stilistika Terhadap Serial “Rifa‟at Sang Penebus”. Namun dalam skripsi Fadli Muhammad hanya menjelaskan tentang gaya bahasa personifikasi saja, kemudian dalam skripsi Umar menjelaskan tentang gaya bahasa dalam studi stilistika, sedangkan di sini saya akan menjelaskan tentang gaya bahasa personifikasi dan simile yang terdapat dalam kitab Durratun Nashihin dalam tinjauan Balaghahnya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam skripsi ini terbagi dalam V bab, terdiri dari :

Bab I Pendahuluan

yang terdiri dari : latar belakang masalah. Agar permasalahan yang diteliti lebih jelas dan tidak meluas maka dilakukan pembatasan dan perumusan masalah, dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan terakhir sistematika penulisan. Bab II Membahas tentang gambaran penerjemahan, dan gaya bahasa serta ilmu balaghah. Bab III Berisi metode penelitian dan gambaran objek penelitian. Bab IV Analisis personofikasi dan simile terhadap terjemahan kitab Durratun Nashihin dalam tinjauan balaghah. Bab V Merupakan penutup yang mengenai: kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis. 7

BAB II KERANGKA TEORI

1. Pengertian Penerjemahan

Penerjemahan adalah suatu kegiatan mengalihbahasakan makna teks sumber BSu ke dalam teks sasaran BSa. Sebuah terjemahan harus dapat sesuai dengan apa yang dipesankan oleh penulis, melalui teks-teks yang akan diterjemahkan oleh penerjemah. Baik dalam memilih kata yang sepadan diksi, ataupun sebuah kata yang memiliki keterkaitan makna yang sesuai dari pesan teks yang akan diterjemahkan. Penerjemahan juga merupakan sebuah kompleks yang menurut kecermatan. Seorang penerjemah tidak hanya dituntut menguasai bahasa sumber dan bahasa target dengan baik, namun juga harus menguasai isi materi yang diterjemahkan. Selain itu, seorang penerjemah juga harus peka terhadap berbagai faktor sosial, budaya, politik, dan emosi agar dapat menerjemahkan secara tepat. Ada dua jenis penerjemah yaitu penerjemah lisan interpreting dan tulisan translating. Penerjemah lisan biasanya dilakukan secara langsung dalam menerjemahkannya, penerjemah di sini berfungsi sebagai mediator antara bahasa sumber pembicara dengan bahasa sasaran pendengar. Sedangkan penerjemah tulisan membutuhkan beberapa teori dalam hal menerjemahkan, teori tersebut berkedudukan sebagai mediator antara penulis dan pembaca.