melihat waktu bekerja di PT dulu. Sedangkan OH sama sekali tidak mengerti karena ia baru pertama kali. Pelatihan keterampilan akan lebih
mudah bila sebelumnya peserta telah mengerti cara pengoprasiannya. Berbeda dengan keterampilan lain yang hanya menggunakan satu mesin
saja. Pada keterampilan High Speed berbagai macam mesin ada. Dan para peserta harus mengerti secara keseluruhan dari kegunaan setiap mesin.
Tidak hanya tahu tetapi paham dan bisa menggunakannya. Peserta juga tidak begitu paham dengan kegunaan berbagai mesin High
Speed, apa yang dimaksud jarum dua, pasang kancing dan lain sebagainya. Mereka juga tidak mampu membuat sesuatu dari mesin-mesin ini. Seperti
apa yang dipaparkan Ibu sri, “banyak dari mereka yang merasa aneh ketika masuk ruangan High Speed karena bukan hanya satu mesin yang harus
merka pelajari.”
14
2. Tahapan Pelatihan Keterampilan High Speed
Tahapan pelatihan keterampilan High Speed di PSKW Mulya Jaya ada beberapa tahapan:
a. Tahapan Perencanaan Planning
Tahapan ini merupakan perencanan pada materi-materi baru dan pengaturan jadwal. Umumnya perencanaan dilakukan ketika peserta
telah mengikuti tahapan penelusuran minat dan bakat. Pada tahap ini instruktur membuat sendiri tentang kurikulum yang akan diajarkan
kepada peserta, tahapan ini sangat menentukan akan berapa lama
14
Wawancara pribadi dengan Ibu Sri, 6 Oktober 2009
waktu yang dibutuhkan untuk peserta ikut dalam keterampilan High Speed. Jadwal yang dibuat akan disesuaikan dengan kegiatan di dalam
panti. b.
Tahapan Pelaksanaan Program Implementation Pemberdayaan wanita tuna susila pada program keterampilan High
Speed merupakan upaya untuk mengembalikan keberfungsian sosial. Mereka mengikuti keterampilan ini diberikan secara cuma-cuma tanpa
harus membayar kepada pihak panti. Pelaksanaan program keterampiln High Speed melalui beberapa tahapan: pengenalan mesin, pembuatan
pola, pembuatan kerajinan dan ujian lihat poin kurikulum high speed hal 56.
Tahapan-tahapan ini harus diikuti oleh stiap peserta, karena ini akan menjadi orientasi mereka terhadap pengenalan mesin dan manfaatnya
sekaligus melatih kepekaan tangan mereka terhadap mesin. Dan kendala yang dihadapi tidak hanya itu saja, para peserta juga harus
dapat beradaptasi dengan waktu yang telah ditentukan dalam pelatihan ini. Peserta dituntut sebisa mungkin menggunakan waktu dan
kesempatan yang mereka miliki. Ibu Sri Purwati, instruktur program keterampilan High Speed
mengatakan, “Peserta tidak memiliki waktu banyak untuk mengikuti keterampilan
High Speed empat bulan yang dijadualkan tidak full setiap minggunya. Hanya beberapa hari saja dan setiap harinya hanya 2 jam saja.”
Persoalan yang lain, peserta yang ikut keterampilan memiliki latar
belakang keterampilan yang berbeda ada yang sudah paham dan ada yang belum sama sekali, jadi para instruktur harus mengimbangi
materi yang diberikan antara yang sudah sedikit mahir dengan yang belum mahir sama sekali.
c. Tahapan Evaluasi Evaluation
Tahapan ini dilakukan dengan mengadakan ujian materi pada akhir kegiatan program keterampilan High Speed. Evaluasi harian juga
dilakukan oleh instruktur setaip jam kelas berakhir. Tahapan evaluasi ini akan menimbulkan berbagai ide dan gagasan yang akan menjadi
acuan pada pelatihan berikutnya. d.
Tahapan terminasi Tahapan ini ditunjukan dengan pemberian sertifikat bagai para peserta
dan pembagian mesin jahit. Peserta diharapkan mampu menggunakan keilmuan yang mereka telah dapatkan selama ini dan bisa kembali
berfungsi soisal di masyarakat. Pada tahapan berikutnya pihak panti akan melakukan home study pada peserta, apakah mereka benar-benar
menggunakan dengan baik apa yang telah diberikan panti atau kembali menjadi wts.
3. Hasil dan Manfaat yang di Capai Dalam Pelatihan Keterampilan