BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan masyarakat
1. Pengertian pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan adalah mengembalikan keberfungsian sosial seseorang hingga ia mampu kembali berfungsi sosial dengan baik melalui
bantuan seorang agen perubah. Dalam rangka memenuhi kebutuhannya, seperti: pendidikan, kemanan, kesehatan dan lain sebagainya.
1
Istilah pemberdayaan masyrakat mengacu kepada kata empowerment yang berarti penguatan. Yaitu sebagai upaya untuk
mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Jadi pendekatan pemberdayaan masyarakat titik beratnya adalah
penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka. Maka pendekatan pemberdayaan
masyarakat diharapkan adalah yang dapat memposisikan individu sebagai subjek bukan sebagai objek.
2
Menurut Suharto 2005 pemberdayaan menunjuk kepada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga
mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam a memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan freedom,
dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas
1
Siti nafsiyah, Disability dan Gerontologi, disampaikan pada kuliah Disability dan Gerontologi kesejahteraan sosial, April 2008.
2
Siti halimah Assa’diyah, Pemberdaayaan Tuna Netra Melalui Komputer Bicara di Yayasan Mitra Netra Jakarta Selatan, dalam Nurjanah, Ed., Implikasi Filsafat Konstruktivisme
Untuk Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Press, 2007. Cet.1, h. 79.
13
dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan b menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat
meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa- jasa yang mereka perlukan c berpartisipasi dalam proses pembangunan
dan keputusan-keputusan yang memungkinkan kehidupan mereka.
3
Shardlow 1998 melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu,
kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan
keinginan mereka “such a definition of empowerent is centrally about people taking control of their own lives and having the power to shape
their own future”. Dalam kesimpulannya, Shardlow menggambarkan bahwa pemberdayaan adalah sebagai suatu gagasan.
4
Biestik 1961 berpendapat yang dimaksud dengan gagasan yang dikenal dalam ilmu kesejahteraaan sosial dengan nama Self-Determination
atau prinsip dasar dalam bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial. Prinsip ini pada dasarnya mendorong klien untuk menentukan sendiri apa
yang harus ia lakukan dalam upaya mengatasi permasalahan yang ia hadapi. Sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam
membentuk hari depannya.
5
Menurut Diana pemberdayaan dapat diartikan sebagai perubahan kearah yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan
3
Edi suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT. Refika Aditama, 2005, h. 58.
4
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pembangunan dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003, h. 54-55.
5
Ibid h. 55.
15
terkait dengan upaya meningkatkan taraf hidup ketingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri
untuk menggunakan daya yang dimiliki, tentunya dalam menetapkan tindakan yang lebih baik lagi.
6
Jadi pemberdayaan adalah mengembalikan keberfungsian sosial seseorang seperti semula dengan bantuan seorang tenaga perubah dengan
memanfaatkan potensi yang ada pada diri seseorang tersebut baik secara individual, kelompok dan masyarakat agar mereka dapat keluar dari segala
permasalahan yang mereka hadapi sehingga mereka mendapatkan kebebasan free dalam berbagai hal, di antaranya adalah: masalah
ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan, dan lain sebagainya yang bersifat manusiawi.
2. Tahapan pemberdayaan