Waktu Pelatihan High Speed Kurikulum Pelatihan High Speed

3. Waktu Pelatihan High Speed

a. Lama Pelatihan Pelatihan dilakukan selama empat bulan dari keseluruhan waktu siswa tinggal di panti selama enam bulan. Dalam seminggu pelatihan diadakan sebanyak tiga hari yaitu: hari senin, selasa dan rabu. Setiap harinya pelatihan berjalan selama dua jam, dari jam 09.00 - 11.00 wib. b. Periode Pelatihan Setiap tahunnya ada dua periode pelatihan High Speed, angkatan pertama dan kedua. Angkatan pertama dari bulan Januari - Juni sedangkan angkatan kedua dari bulan Juli - Desember, hal ini berdasarkan waktu pelepasan siswa.

4. Kurikulum Pelatihan High Speed

a. Pengenalan Mesin Pada tahapan ini para peserta pelatihan akan diperkenalkan pada komponen-komponen mesin dan tata cara bagai mana mengoprasikan mesin, peserta juga diajarkan bagian mana saja yang harus lebih hati- hati karena sangat sensitif terhadap kerusakan. Tahapan ini berjalan selama satu minggu, karena ada berbagai macam mesin yang di kenalkan pada peserta dan membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi. Seperti kata Ibu Sri: “Dalam keterampilan High Speed siswa harus banyak mengetahui tentang berbagai mesin. Tidak seperti mesin jahit manual yang hanya ada satu macam, tetapi untuk High Speed ada berbagai macam mesin, diantaranya yaitu: mesin jarum satu atau mesi utama, mesin obras, mesin jarun dua dan lain-lain.” 6 Pada tahap ini peserta diwajibkan mencatat tentang nama-nama mesin, kegunaan dan bagian yang terpentingnya. Diharapkan setelah pelatihan selesai dapat menjadi bahan bacaan di asrama. b. Belajar Menjalankan Jarum di Atas Kertas Tanpa Benang Para peserta diajarkan menjalankan jarum tanpa benang diatas kertas dengan mengikuti garis yang telah tercetak. Materi ini bertujuan agar peserta terbiasa dan terlihat tidak kaku. Motif garis yang diajarkan berupa lingkaran, zig-zag, lurus atas bawah dan berbagai macam bentuk. Tahapan ini sangat berguna untuk para peserta, walaupun kelihatan mudah ternyata para peserta tetap merasa kesulitan. Dan tahapan ini berjalan selama satu minggu. Para siswa benar-benar ditekankan untuk bisa mengikuti garis yang disediakan. Ibu Sri mengatakan: “kebanyakan pada melenceng, karena mereka tidak bisa mengimbangi antara laju jarum dengan gerakan tangan. Walau ada yang bisa, itu juga karena dia pernah jadi leader di PT.” 7 Seperti kata OH: “Ternyata penggunaan mesih High Speed dengan mesin jahit manual sedikit lebih sulit, jarumnya cepet banget jalannya. Kadang-kadang suka kelewat, apalagi kalo otomatisnya keinjek lama bisa acak- acakan.” 8 6 Wawancara pribadi dengan Ibu Sri Purwati, senin 12 Oktober 2009 7 Ibid. 8 Wawancara pribadi dengan OH, Selasa13 Oktober 2009 c. Belajar Menjalankan Jarum di Atas Kertas Memakai Benang Setelah peserta dirasa telah lancar menjalankan jarum diatas kertas, kini saatnya mengunakan benang untuk menjahit. Tetap seperti diawal bahan dasar yang digunakan adalah kertas dan pola garis yang diujikan juga sama. Yang membedakan pada tahap ini adalah pengunaan benang saja. Para peserta akan lebih dapat melihat hasil yang mereka jahit, tidak hanya sebatas kertas yang bolong saja melainkan ada aluran jarum yang melekat pada kertas. Tahapn ini juga menentukan apakah peserta sudah benar-benar lancar dan bisa pindah pada media yang sebenarnya atau bahan. Hal ini sesuai dengan ucapan Ibu Sri, “anak-anak akan saya pindahkan kepada tahapan penggunaan bahan jika pada tahapan menjahit diatas kertas sudah lancar”. 9 Biasanya tahapn ini berjalan satu minggu pada minggu ke-III, Ibu Sri akan menambahkan waktu dan hari pelaksanaan jika para peserta belum mampu. d. Belajar Menjahit Menggunakan Bahan Setelah dilihat para peserta sudah mulai cukup mahir menggunakan jarum untuk menjahit, maka media yang digunakan adalah bahan atau kain. Di tahap ini para siswa diberikan potongan-potongan kain bekas dan diperintahkan untuk bisa menyatukannya atau membuat suatu model jahitan tertentu. Memang tidak terlalu ditekankan untuk membuat apa tetapi diharapkan para peserta mampu menjahit diatas bahan. 9 wawancara pribadi dengan Ibu Sri, 6 Oktober 2009 Seperti dikatakan oleh Ibu Sri, “ para peserta tidak dianjurkan untuk membuat sesuatu. Tetapi peserta harus mampu membuat jahitan diatas bahan, bahan yang dipakai adalah bahan sisa.” 10 Sedangkan Pak Hasan mengatakan, “hal ini sangat menunjang kemahiran peserta untuk beberapa saat kedepan sebelum mereka membuat macam-macam keterampilan.” 11 e. Membuat Pola Materi pembuatan pola adalah dasar sebelum para peserta benar-benar akan membuat suatu hasil kerajinan, pada tahapan pembuatan pola peserta diajarkan berbagai macam jenis bentuk. Mulai dari pola pembuatan rample, kembang, lis pinggir jahitan dan macam-macam bentuk lainnya. Peserta juga diajarkan membuat bentuk pola kerajinan, seperti: tutup kulkas, bantal love, perlak memasak, tatakan gelas, tutup galon dan masih banyak lagi. Dari pola yang mereka buat nantinya akan dijadikan barang jadi atau kerajinan yang layak pakai. f. Peraktek Membuat Berbagai Macam Kerajinan Inilah tahap inti dari pembelajaran keterampilan High Speed. Setelah lama para peserta belajar menjalankan mesin di berbagai media dan pembuatan pola. Pada tahapan ini peserta akan diuji kemampuannya sejauh mana peserta dapat menggunakan mesin. Kerajinan yang pertama mereka buat adalah perlak untuk masak, ini merupakan model dasar yang mudah sterusnya mereka akan di berikan model-model lain yang lebih berfariasi. 10 Ibid. 11 Wawancara pribadi dengan Pak Hasan, Tahapan ini berjalan cukup lama, hampir semua waktu dari tahapan pelatihan High Speed adalah peraktek pembuatan kerajinan. Ditahapan ini instruktur sangat menekankan para peserta dapat membuat suatu kerajinan, karena inilah yang akan mereka kembangkan suatu hari nanti. Para peserta bisa membuat usaha kecil dirumah dengan kemampuan pembuatan berbagai macam kerajinan melalui mesin high speed. Seperti kata ibu Sri: “Model-model keterampilan yang diajarkan harus berpariasi, tidak hanya pada satu model saja. Hal ini bertujuan untuk membangun kreatifitas dan imajinasi peserta untuk berkembang. Para peserta diharapkan mampu mengamalkan ilmu yang telah mereka dapatkan selama berada di panti.” 12 Berbagai macam pembuatan kerajinan diajarkan. Ada tutup kulkas, tutup galon, perlak masak, bantal love, sarung bantal, dan lainnya. Variasi ini akan membuat para peserta tidak bosan. Seperti kata OH, “di keterampilan High Speed saya diajarkan berbagai macam kerajinan dari bahan, mulai dari yang mudah hingga yang sulit. Tetapi saya sangat puas walau hasilnya masih sedikit kurang sempurna.” 13 g. Ujian Keterampilan Tahapan ini dilakukan setelah seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran telah usai. Ujian dilaksanakan pada minggu ke-XVI, materi yang diujikan adalah menjahit diatas kertas dengan mengikuti pola yang telah ditentukan dan peserta di perintahkan membuat suatu kerajinan dari apa yang telah mereka dapatkan dalam pelatihan. 12 wawancara pribadi dengan Ibu Sri, 6 Oktober 2009 13 wawancara pribadi dengan OH, kamis 15 Oktober 2009 Karena pada akhir dari pelatihan ini para peserta akan mendapatkan sertifikat yang menerangkan bahwa mereka telah mengikuti pelatihan keterampilan High Speed. Sertifikat ini akan berguna ketika para peserta melamar kerja nanti.

5. Alat-Alat Praktek keterampilan High Speed