Analisis Kalori Diferensial DSC Analisis Termal Gravimetri TGA

ε τ = E ..............................................................................................................4 dimana : E = modulus Young kgfmm 2 = tegangan kgfmm2 = regangan

2.6 Sifat Termal Bahan Komposit

Sifat termal dari polimer merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan daya tahan suatu produk polimer. Penggunaan metode analisis termal seperti analisis kalori diferensial DSC dan analisis termal gravimetri TGA sangat penting untuk menguji sifat termal dari polimer. Melalui analisis termal dapat diketahui pergantian di dalam pergerakan makromolekul, orientasi pada molekul yang dipengaruhi oleh aditif, perubahan komposisi kimia dan berat molekul dari polimer selama pemrosesan, tingkat degradasi polimer, kinetika kristalisasi dan interaksi antara aditif dan polimer.

2.6.1 Analisis Kalori Diferensial DSC

DSC merupakan pengujian analis termal yang baru, setelah menggantikan analisis termal diferensial DTA. Pada umumnya informasi sifat termal sampel dapat diperoleh dari data perubahan bobot, suhu, dan entalpi selama pemanasan Wirjosentono, 1995. DSC mengukur perbedaan jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur dari sampel. Hal ini dapat dilihat dari perubahan sifat komposit sebagai fungsi temperatur. DSC meliputi penentuan temperatur transisi Tengku Faisal Zulkifli Hamid: Pengaruh Modifikasi Kimia Terhadap Sifat-Sifat Komposit Polietilena Densitas Rendah LDPE Terisi Tempurung Kelapa, 2008. USU e-Repository © 2008 gelas Tg, titik leleh, kristalisasi, panas reaksi dan panas fusi, kapasitas panas dan panas spesifik, kinetika reaksi dan kemurnian purity.

2.6.2 Analisis Termal Gravimetri TGA

Analisis termal gravimetri merupakan metoda analisis yang menunjukkan sejumlah urutan dari lengkungan termal, kehilangan berat dari bahan di setiap tahap, dan suhu awal perosotan Mc Neill, 1989. Analisa termogravimetri TGA dilakukan untuk menentukan kandungan pengisi dan kestabilan termal dari suatu bahan. 2.7 Morfologi Bahan Komposit Morfologi bahan komposit merupakan keadaan yang disebabkan oleh penyebaran dispersi dari pengisi di dalam matriks. Permukaan patahan dari uji kekuatan tarik komposit dapat dipelajari dengan mikroskop elektron payaran SEM karena jauh lebih mudah untuk mempelajari struktur permukaan itu secara langsung. Pada dasarnya SEM menggunakan sinyal yang dihasilkan elektron yang dipantulkan atau seberkas elektron sekunder. Prinsip utamanya adalah berkas elektron diarahkan pada titik-titik pada permukaan spesimen. Gerakan elektron tersebut disebut scanning gerakan membaca. Jika seberkas elektron ditembakkan pada permukaan spesimen maka sebagian dari elektron itu akan dipantulkan kembali dan sebagian lagi diteruskan. Jika permukaan spesimen tidak rata, banyak lekukan, lipatan, atau lubang-lubang maka tiap bagian permukaan itu memantulkan elektron dengan jumlah dan arah yang berbeda dan jika ditangkap detektor akan diteruskan ke sistem layar akan diperoleh Tengku Faisal Zulkifli Hamid: Pengaruh Modifikasi Kimia Terhadap Sifat-Sifat Komposit Polietilena Densitas Rendah LDPE Terisi Tempurung Kelapa, 2008. USU e-Repository © 2008 gambaran yang jelas dari permukaan spesimen dalam bentuk tiga dimensi. Sampel yang dianalisa dengan teknik ini harus mempunyai permukaan dengan konduktivitas tinggi sedang bahan polimer konduktivitasnya rendah sehingga harus dilapisi dengan bahan konduktor tipis. Bahan yang biasa digunakan adalah perak tetapi untuk dianalisa pada jangka waktu yang lama. Penggunaan emas atau campuran emas dan palladium akan lebih baik.

2.8 Spektroskopi Infra Merah FTIR