Pengujian Sifat Mekanik Dengan Uji Kekuatan Tarik Analisis Permukaan dengan Mikroskopik Elektron Payaran SEM Analisis Kalori Diferensial DSC

Tabel 4. Komposisi Campuran Komposit LDPETempurung Kelapa Komposit dengan perlakuan modifikasi kimia Bahan Baku Komposit tanpa perlakuan modifikasi kimia Asam Asetat Asam Akrilik LDPE a 100 100 100 Tempurung kelapa a 0, 15, 30, 45, 60 15, 30, 45, 60 15, 30, 45, 60 Asam Akrilik b - - 3 Asam Asetat c - 50 - a = bagian perseratus polimer bsp b = konsentrasi larutan asam akrilik 3 c = konsentrasi larutan asam asetat 50

3.5 Pengujian dan Karakterisasi Komposit

Untuk menentukan sifat-sifat dari komposit yang dihasilkan, maka beberapa pengujian dilakukan terhadap sampel. Sifat mekanik komposit ditentukan dengan pengujian kuat tarik, morfologi komposit dilihat dengan menggunakan SEM dan FTIR, dan sifat termal komposit diuji dengan DSC dan TGA.

3.5.1 Pengujian Sifat Mekanik Dengan Uji Kekuatan Tarik

Pengujian kekuatan tarik dan kemuluran dilakukan terhadap 5 sampel komposit berbentuk dumb bell dengan ketebalan 1 mm dan ukuran spesimen berdasarkan ASTM D 638 menggunakan mesin Instron 5582. Alat uji tarik terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan penarikan 50 mmmenit pada temperatur 25 ± 3 o C, kemudian dijepit kuat dengan penjepit dari alat. Lalu mesin dihidupkan dan spesimen akan tertarik ke atas, spesimen diamati sampai putus. Data uji kekuatan tarik, perpanjangan dan modulus Young dicatat secara otomatis dari Tengku Faisal Zulkifli Hamid: Pengaruh Modifikasi Kimia Terhadap Sifat-Sifat Komposit Polietilena Densitas Rendah LDPE Terisi Tempurung Kelapa, 2008. USU e-Repository © 2008 komputer. Gambar Sampel Dumb bell spesimen dan Mesin Instron 5582 ditunjukkan pada lampiran 1.

3.5.2 Analisis Permukaan dengan Mikroskopik Elektron Payaran SEM

Spesimen yang digunakan untuk SEM adalah permukaan putus komposit dari uji kekuatan tarik. Permukaan putus dari sampel ini dilapisi paladium tipis dengan ketebalan 12 m menggunakan Auto Fine Coater model JEOL JFC 1600 seperti ditunjukkan pada lampiran 1. Sampel kemudian dimasukkan kedalam SEM model JEOL JSM 6460 LA untuk dianalisa morfologinya.

3.5.3 Analisis Kalori Diferensial DSC

Sampel dengan berat 4 mg dipanaskan dari 25 o C – 250 o C dengan laju alir udara nitrogen 50 mlmenit dan laju pemanasan 10 o Cmenit. Titik leleh dan kristalisasi dari komposit yang diuji dapat dilihat dari alat Perkin Elmer DSC-7 seperti ditunjukkan pada lampiran 1. Kristalinitas dari komposit dihitung dengan persamaan berikut : Kristalinitas X kom = 100 x H H f o kom f Δ Δ ............................................5 Dimana : ΔH fkom = Entalpi peleburan komposit ΔH o f = Entalpi pembentukan standar LDPE Untuk polietilena densitas rendah homopolimer, nilai Entalpi pembentukan standar LDPE ΔH o f adalah 285 Jg Joseph dkk, 2003. Sedangkan persentase untuk peleburan fasa LDPE di dalam komposit adalah : Tengku Faisal Zulkifli Hamid: Pengaruh Modifikasi Kimia Terhadap Sifat-Sifat Komposit Polietilena Densitas Rendah LDPE Terisi Tempurung Kelapa, 2008. USU e-Repository © 2008 100 x W X X fLDPE kom LDPE = ...........................................................................6 Dimana : X LDPE = Derajat kristalinitas LDPE di dalam komposit X kom = Derajat kristalinitas komposit W fLDPE = Fraksi berat LDPE di dalam komposit

3.5.4 Analisis Termal Gravimetri TGA