Limbah Domestik Limbah Gas Limbah Debu

7.4.1 Limbah Domestik

Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah cair. Unutk limbah padat dibuatkan safety tanksedangkan limbah cair bisa langsung dibuang k sungai

7.4.2 Limbah Gas

Limbah ini mengandung gas CO 2 yang bersal dari furnace. Adapun jumlah CO 2 yang dihasilkan pabrik pembuatan keramik barium titanat ini adalah sebesar 265 ppm, nilai ini masih berada dibawah ambang batas nilai CO 2 yang boleh dibuang ke udara bebas, yaitu sebesar 350 ppm James Hansen, 2011. Untuk mencegah pencemaran udara terjadi disekitar pabrik, maka dilakukan beberapa cara pencegahan, yaitu : 1. Menanam pohon disekitar pabrik. 2. Membangun cerobong asap yang tinggi serta memasang dust collector pada masing – masing cerobong asap.

7.4.3 Limbah Debu

Limbah debu ini berasal dari alat pencetakan keramik pneumatic press, yaitu pada saat proses pemadatan dan pembentukan keramik sesuai dengan cetakannya. Agar tidak mengganggu keselamatan dan kesehatan pekerja, maka debu ini harus dibuang dengan menggunakan blower. Dimana blower terrdiri dari 3 buah lubang hisap debu suction. Pabrik ini menggunakan 1 blower untuk menghisap debu yang ada disekitar alat pneumatic press. Perhitungan untuk sistem pengolahan limbah debu Perhitungan untuk merancang dust collector yang terdiri dari ducting blower filter diperlukan 2 parameter, yaitu : 1. Kapasitas udara hisap dari ujung – ujung ducting. Q = V.A Dimana : Q = Kapasitas udara m 3 jam V = Kecepatan udara hisap ms A = Luas penampang lubang hisap m 2 , cm 2 , ft 2 Universitas Sumatera Utara 2. Pressure loss kehilangan tekanan yang terjadi selama udara bergerak dari ujung ducting sampai keluar filter. APF = λ 1d Y2.g V rata-rata Dimana : APF = pressure loss kgm 2 D = diameter pipa m i = panjang pipa m λ = koefisien gesekan pipa 0,135 Y = berat jenis udara 1,2 kgm 3 v = Kecepatan rata – rata udara ms g = gravitasi 9,8 ms 2 Ukuran lubang hisab 1 adalah 130 mm, dengan kecepatan udara sebesar 25 ms Ukuran lubang hisap 2 adalah 200 mm, dengan kecepatan udara sebesar 35 ms Ukuran lubang hisap 3 adalah 275 mm, dengan kecepatan udara sebesar 50 ms Sehingga, Q 1 = VA = 25 ms 14 x 3,14 x 130 = 2.551,25 m 3 s = 0,69 m 3 jam Q 2 = VA = 35 ms 14 x 3,14 x 200 =5.495 m 3 s = 1,53 m 3 jam Q 3 = VA = 50 ms 14 x 3,14 x 275 = 10.793,75 m 3 s = 2,30 m 3 jam Q total = 4,52 m 3 jam Sebanyak 4,52 m 3 jam debit udara yang harus dihisap. Asumsi : kecepatan udara 25 ms APF 1 = λ 1d Y2.g V rata-rata = 0,135 x 51301,22 x 9,8 x 36,67 = 7,88 APF 2 = λ 1d Y2.g V rata-rata = 0,135 x 102001,2 x 9,8 x 36,67 = 0,015 APF 3 = λ 1d Y2.g V rata-rata = 0,135 x 152751,22 x 9,8 x36,67 = 0,1652 Sehingga , total pressure loss = 8,0602 Power motor blower = Q total x pressure loss efisiensi blower Power motor blower = 4,52 x 8,0602 1000 = 0,0364 kw Efisiensi blower 75 , maka : P = 0,03640,75 = 0,0273 Hp VII-6 Universitas Sumatera Utara

7.5 Spesipikasi Peralatan Utilitas