pembuatan keramiknya maka nilai konstanta dielektriknya semakin besar pula Yunasfi, 2001.
Bahan baku dari pembuatan keramik BaTiO
3
terdiri dari campuran bubuk barium karbonat BaCO
3
dan bubuk titanium oksida TiO
2
dengan perbandingan 2,5 : 1. Dengan bantuan temperatur kalsinasi yang tinggi maka akan terjadi reaksi
pembentukan keramik dari campuran kedua jenis bubuk ini. Reaksi pembentukan keramik tersebut adalah sebagai berikut :
BaCO
3
s + TiO
2
s BaTiO
3
s + CO
2
g Keramik BaTiO
3
ini akan terbentuk secara sempurna melalui 3 tingkatan temperatur kalsinasi, yaitu :
Pada temperatur 900 C mulai terjadi reaksi pembentukan keramik yang
disertai dengan pelepasan gas CO
2
dari hasil samping reaksinya. Pada saat temperatur 1100
C mulai terjadi persenyawaan antara atom barium dan atom titan, dengan timbulnya pemuaian atom-atom
ini. Pada temperatur mencapai 1350
C terjadi penyusutan atom-atom yang mengalami pemuaian tersebut dan reaksinya berakhir, sehingga terbentuk
keramik BaTiO
3
dengan sempurna Yunasfi, 2001.
2.5 Sifat-sifat Keramik barium Titanat BaTiO
3
Keramik memiliki sifat kimia, mekanik, fisika, panas, elektrik, dan magnetik yang membedakannya dari material lain seperti logam dan plastik.
a. Sifat Kimia Keramik industri sebagian besar adalah oksida senyawa ikatan oksigen,
akan tetapi ada juga senyawa karbida senyawa ikatan karbon dan logam berat, nitrida senyawa ikatan nitrogen, borida senyawa ikatan boron dan silida
senyawa ikatan silikon Nadlifatun, dkk, 2011. Keramik lebih resisten terhadap korosi dibandingkan dengan plastik dan
logam. Keramik biasanya tidak bereaksi dengan sebagian besar cairan, gas, akali dan asam. Jenis-jenis keramik memiliki titik leleh yang tinggi dan beberapa
diantaranya masih dapat digunakan pada temperatur mendekati titik lelehnya. Keramik juga stabil dalam waktu yang lama Nadlifatun, dkk, 2011.
b. Sifat Mekanik II-10
Universitas Sumatera Utara
Ikatan keramik sangat kuat yang dapat lihat dari kekakuan ikatan dengan mengukur kemampuan keramik menahan tekanan dan kelengkungan. Jumlah
tekanan yang diperlukan untuk melengkungkan benda biasanya digunakan untuk menentukan kekuatan keramik. Salah satu keramik yang keras adalah Zirconium
dioxide yang memiliki bend strength mendekati senyawa besi Nadlifatun,dkk, 2011.
Walaupun keramik memiliki ikatan yang kuat dan tahan pada temperatur tinggi, material ini sangat rapuh dan mudah pecah bila dijatuhkan atau ketika
dipanaskan dan didinginkan seketika Nadlifatun, dkk, 2011. c. Sifat Fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan
keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat dan tahan terhadap gesekan.
Senyawa keramik yang paling keras adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Aluminum oksida dan silikon
karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling, menghaluskan dan menghaluskan material-material keras lain Nadlifatun, dkk, 2011.
d. Sifat Panas Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun
pada temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar
dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah. Silikon karbida dan
silikon nitrida lebih dapat bertahan dari kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur tinggi daripada keramik-keramik lain. Oleh karena itu material ini
digunakan pada bagian-bagian mesin seperti rotor pada turbin dalam mesin jet yang memiliki variasi perubahan temperatur yang ekstrim Nadlifatun, dkk,
2011. e. Sifat Elektrik
Beberapa jenis keramik dapat menghantarkan listrik. Jenis keramik silikon karbida, kurang dapat menghantarkan listrik tapi masih dapat dikatakan sebagai
II-11
Universitas Sumatera Utara
semikonduktor. Jenis keramik porcelain dapat bertindak sebagai insulator alat untuk memisahkan elemen-elemen pada sirkuit listrik agar tetap pada jalurnya
masing-masing pada temperatur rendah tapi dapat menghantarkan listrik pada temperatur tinggi Nadlifatun, dkk, 2011.
f. Sifat Magnetik Keramik yang mengandung besi oksida Fe
2
O
3
dapat memiliki gaya magnetik yang mirip dengan magnet besi, nikel dan kobal. Keramik berbasis
besi oksida ini biasa disebut ferrite. Keramik magnetis lainnya adalah oksida- oksida nikel, senyawa mangan dan barium. Keramik bermagnet biasanya
digunakan pada motor elektrik dan sirkuit listrik dan dapat dibuat dengan resistensi tinggi terhadap demagnetisasi. Ketika elektron-elektron
disejajarkan sedemikian rupa, keramik dapat menghasilkan medan magnet yang sangat kuat dan sukar demagnetisasi menghilangkan
medan magnet dengan memecah barisan elektron tersebut Nadlifatun, dkk, 2011.
Produk keramik hampir semua mempunyai sifat refraktori, artinya tahan terhadap panas, dan tingkat kerefraktorian dari suatu produk tertentu bergantung pada
perbandingan kuantitas oksida refraktori terhadap oksida fluks didalamnya. Oksida refraktori yang terpenting adalah SiO
2
, Al
2
O
3
, CaO, MgO, ZrO
2
, TiO
2
, Cr
2
O
3
, serta BeO yang lebih jarang dipakai Nadlifatun, dkk, 2011.
2.6 Berbagai Macam Proses yang Digunakan Untuk Memperoleh Keramik