Untuk perancangan dipakai 3 unit generator diesel AC 25 kW, 220-240 Volt, 50 Hertz 2 unit pakai dan 1 unit cadangan.
7.3 Kebutuhan Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap dan pembangkitt tenaga listrik generator adalah minyak solar karena minyak solar efisien dan mempunyai nilai
bahan bakar yang tinggi. Keperluan Bahan Bakar Generattor
Nilai bahan bakar solar = 19.860 Btulb
m
Perry, 1999 Densitas bahan bakar solar
= 0,89 kgl Daya output generator
= 50,72 kW Daya generator yang dihasilkan = 50,72 kW x 0,9478 BtudetikkW x 3600
detikjam = 173.048,74 Btujam
Jumlah bahan bakar = 173.048,74 Btujam19860 Btulb
m
x 0,45359 kglb
m
= 3,95 kgjam Kebutuhan solar
= 3,95kgjam 0,89 kgliter = 4,44 literjam Kebutuhan Bahan Bakar Furnace
H
v
solar = 19.860 Btulb
m
= 46.194,78 kJkg Kebutuhan bahan bakar, m = QH
v
= 2.000.384,486 kJhari 46.194,78 kJkg = 48,65 kghari
Kebutuhan solar
= 48,65 kghari
0,89 kgl = 48,65 liter hari = 2,030 literjam
Maka total kebutuhan bahan bakar = 4,44 liteerjam + 2,030 literjam = 6,47 literjam
7.4 Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan pabrik pembuatan keramik barium titanat ini adalah berupa limbah domestik dan limbah gas.
VII-4
Universitas Sumatera Utara
7.4.1 Limbah Domestik
Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan
limbah cair. Unutk limbah padat dibuatkan safety tanksedangkan limbah cair bisa langsung dibuang k sungai
7.4.2 Limbah Gas
Limbah ini mengandung gas CO
2
yang bersal dari furnace. Adapun jumlah CO
2
yang dihasilkan pabrik pembuatan keramik barium titanat ini adalah sebesar 265 ppm, nilai ini masih berada dibawah ambang batas nilai CO
2
yang boleh dibuang ke udara bebas, yaitu sebesar 350 ppm James Hansen, 2011.
Untuk mencegah pencemaran udara terjadi disekitar pabrik, maka dilakukan beberapa cara pencegahan, yaitu :
1. Menanam pohon disekitar pabrik. 2. Membangun cerobong asap yang tinggi serta memasang dust collector pada
masing – masing cerobong asap.
7.4.3 Limbah Debu
Limbah debu ini berasal dari alat pencetakan keramik pneumatic press, yaitu pada saat proses pemadatan dan pembentukan keramik sesuai dengan
cetakannya. Agar tidak mengganggu keselamatan dan kesehatan pekerja, maka debu ini harus dibuang dengan menggunakan blower. Dimana blower terrdiri dari 3 buah
lubang hisap debu suction. Pabrik ini menggunakan 1 blower untuk menghisap debu yang ada disekitar alat pneumatic press.
Perhitungan untuk sistem pengolahan limbah debu Perhitungan untuk merancang dust collector yang terdiri dari ducting blower
filter diperlukan 2 parameter, yaitu :
1. Kapasitas udara hisap dari ujung
– ujung ducting. Q = V.A
Dimana : Q = Kapasitas udara m
3
jam V = Kecepatan udara hisap ms
A = Luas penampang lubang hisap m
2
, cm
2
, ft
2
Universitas Sumatera Utara
2. Pressure loss kehilangan tekanan yang terjadi selama udara bergerak dari
ujung ducting sampai keluar filter.
APF = λ 1d Y2.g V
rata-rata
Dimana : APF = pressure loss kgm
2
D = diameter pipa m
i = panjang pipa m
λ = koefisien gesekan pipa 0,135
Y = berat jenis udara 1,2 kgm
3
v = Kecepatan rata
– rata udara ms g
= gravitasi 9,8 ms
2
Ukuran lubang hisab 1 adalah 130 mm, dengan kecepatan udara sebesar 25 ms Ukuran lubang hisap 2 adalah 200 mm, dengan kecepatan udara sebesar 35 ms
Ukuran lubang hisap 3 adalah 275 mm, dengan kecepatan udara sebesar 50 ms Sehingga,
Q
1
= VA = 25 ms 14 x 3,14 x 130 = 2.551,25 m
3
s = 0,69 m
3
jam Q
2
= VA = 35 ms 14 x 3,14 x 200 =5.495 m
3
s = 1,53 m
3
jam Q
3
= VA = 50 ms 14 x 3,14 x 275 = 10.793,75 m
3
s = 2,30 m
3
jam Q
total
= 4,52 m
3
jam Sebanyak 4,52 m
3
jam debit udara yang harus dihisap. Asumsi : kecepatan udara 25 ms
APF
1
= λ 1d Y2.g V
rata-rata
= 0,135 x 51301,22 x 9,8 x 36,67 = 7,88 APF
2
= λ 1d Y2.g V
rata-rata
= 0,135 x 102001,2 x 9,8 x 36,67 = 0,015 APF
3
= λ 1d Y2.g V
rata-rata
= 0,135 x 152751,22 x 9,8 x36,67 = 0,1652 Sehingga , total pressure loss = 8,0602
Power motor blower = Q
total
x pressure loss efisiensi blower Power motor blower = 4,52 x 8,0602 1000 = 0,0364 kw
Efisiensi blower 75 , maka : P = 0,03640,75 = 0,0273 Hp
VII-6
Universitas Sumatera Utara
7.5 Spesipikasi Peralatan Utilitas
7.5.1 Tangki Bahan Bakar
Fungsi : Menyimpan bahan bakar
Bentuk : Selinder tegak dengan alas dan tutup
Bahan Konstruksi : Carbon steel SA-53, grade B
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi : Temperatur : 30
o
C Tekanan
: 1 atm Kapasitas
: 1,465 m
3
Selinder : Diameter
: 1,2440 m Tinggi
: 1,8660 m Tebal
: 0,3 in
7.5.2 Pompa utilitas PU-01
Fungsi : memompa bahan bakar ke generator
Jenis : Pompa sentrifugal
Bahan Konstruksi : Cormmersial steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi : Temperatur : 30
o
C Tekanan
: 1 atm Daya Motor
: 0,5 Hp VII-7
Universitas Sumatera Utara
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
Susunan peralatan dan fasilitas dalam rancangan proses merupakan syarat penting dalam mempersiapkan biaya sebelum mendirikan pabrik atau untuk
mendesain yang meliputi design perpipaan, fasilitas bangunan fisik, tata letak peralatan dan kelistrikan. Lokasi suatu pabrik merupakan bagian penting untuk
mempengaruhi kedudukan pabrik dalam persaingan. Penentuan lokasi pabrik yang tepat tidak semudah yang diperkirakan, banyak faktor yang dapat mempengaruhinya.
Idealnya, lokasi yang dipilih harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan dapat memberikan kemungkinan untuk memperluas pabrik.
Lokasi pabrik yang baik akan menentukan hal – hal sebagai berikut :
a. Kemampuan untuk melayani konsumen dengan memuaskan. b. Kemampuan untuk mendapatkan bahan mentah yang berkesinambungan dan
harganya samapai di tempat tujuan. c. Kemudahan untuk mendapatkan tenaga karyawan.
Oleh karena itu, pemelihan tempat bagi berdirinya suatu pabrik harus memperhatiakn beberapa faktor yang berperan yaitu faktor primer dan faktor
sekunder.
8.1 faktor Primer Utama
Faktor ini secara langsung mempengaruhi tujuan utama dari usaha pabrik yaitu meliputi produksi dan distribusi produk yang diatur menurut macam dan
kualitasnya, hal – hal yang termasuk dalam faktor utama ini adalah Timmerhaus,
dkk. 2004 : 1. Letak pasar
Pabrik yang letaknya dekat dengan pasar dapat lebih cepat melayani konsumen, sedangkan biaya juga lebih rendah terutama biaya angkutan.
2. Letak sumber bahan baku Idealnya, sumber bahan baku tersedia dekat dengan lokasi pabrik, hal ini lebih
menjamin penyediaan bahan baku, setidaknya dapat mengurangi keterlambatan penyediaan bahan baku, terutama untuk bahan baku yang berat. Hal
– hal yang perlu diperhatiakan mengenai bahan baku adalah :
VIII-1
Universitas Sumatera Utara
a. Lokasi sumber bahan baku. b. Besarnya kapasitas sumber bahan baku dan berapa lama sumber tersebut
dapat diandalkan pengadaanya. c. Cara mendapatkan bahan baku tersebut dan cara transportasinya.
d. Harga bahan baku serta biaya pengangkutan. e. Kemungkinan mendapatkan sumber bahan baku yang lain.
3. Fasilitas pengangkutan Pertimbangan
– pertimbangan kemungkinan untuk pengangkutan bahan baku dan produk menggunakan angkutan gerbong kereta api, truk, angkutan melalui
sungai dan laut Dan juga angkutan udara yang sangat mahal. 4. Tenaga kerja
Tersedianya tenaga kerja menurut kualifikasi tertentu merupakan faktor pertimbangan pada penetapan lokasi pabrik tetapi ternaga terlatih atau skilled
labor di daerah setempat tidak selulau tersedia. Jika didatangkan dari daerah lain diperlukan peningkatan upah atau penyediaan fasilitas lainnya sebagai daya tarik.
5. Pembangkit tenaga listrik Pabrik yang menggunakan tenaga listrik yang besar akan memilih lokasi yang
dekat dengan sumber tenaga listrik.
8.2 Faktor Sekunder