10.5.2 Break Even Point BEP
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak
untung dan tidak rugi. BEP =
Variabel Biaya
Penjualan Total
Tetap Biaya
100
BEP = 136
2.619.941. Rp
4.250 113.005.60
Rp .315
40.846.558 Rp
100
= 37,00
Kapasitas produksi pada titik BEP = 259,02 ton
Nilai penjualan pada titik BEP = Rp 41.816.028.220
Dari data feasibilities Timmerhaus, 1991 : - BEP
50 , pabrik layak feasible - BEP
70 , pabrik kurang layak infeasible. Dari perhitungan diperoleh BEP = 37,00
, maka pra rancangan pabrik ini layak.
10.5.3 Return on Investment ROI
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun dari penghasilan bersih.
ROI = Investasi
Modal Total
pajak setelah
Laba 100
ROI = 7.874
147.196.73 Rp
.493 48.488.986
Rp 100
= 32,94
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah :
ROI 45 resiko pengembalian modal rendah 15 ROI 45 resiko pengembalian modal rata-rata
ROI 15 resiko pengembalian modal tinggi Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 32,94
, sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata.
X-6
Universitas Sumatera Utara
10.5.4 Pay Out Time POT
Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan
penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada kapasitas penuh setiap tahun.
POT =
ROI 1
1 tahun
POT =
3294 ,
1
1 tahun = 3,04 tahun
Dari harga di atas dapat dilihat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 3,04 tahun operasi.
10.5.5 Return on Network RON
Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan modal sendiri.
RON = sendiri
Modal pajak
setelah Laba
100
RON = .724
88.318.042 Rp
.493 48.488.986
Rp 100
= 54,90
10.5.6 Internal Rate of Return IRR